Apa yang
anda rasakan sebagai ibu ketika tahu anak anda sudah mampu makan sendiri
padahal dia masih kecil? Aih, saya senang sekali lho, buibu. Perkenalkan dulu,
anak saya namanya Arya. Kami kadang memanggil dia dengan nama ‘Puku’ gara-gara
papanya nyeletuk manggil dia seperti itu. umurnya 9 bulan. Sejak dia umur 7
bulan, saya sudah membuatkan dia nasi tim halus. Padahal, menurut aturan MPASI
tradisional, nasi tim halus itu diberikan pada saat usia bayi sekitar 9 bulan.
Awal si Puku MPASI, saya beri buah. Saya parut sampai lembut. yang paling dia
suka aladalah pir dan yang paling dia benci adalah pepaya. Sepertinya karena
bau pepaya yang menyengat.
Mungkin
karena dia nggak terasa kenyang kalau diberi buah saja, akhirnya pada usia 6
bulan 2 minggu saya nekat memberi dia bubur susu *atas paksaan kakeknya juga
seh*. Lahap sekali makannya dan menjadi tidak mudah rewel. Karena saya juga
kerja, setelah browsing sana-sini, saya menemukan artikel menarik tentang
freezing baby food. Coba dan sukses *bahkan sampai sekarang*. Untuk buah, kalau
saya sedang makan buah, si Puku malah mencoba meraih buah yang saya makan. Ya
saya berikan aja, tapi saya yang pegangi dan dia menghisap air yang ada di buah
itu *caranya saya nggak ngerti, kok bisa ya?*
Saya jadi
mikir, apa anak ini nggak suka buah parutan ya? Tapi itu hanya pertanyaan
berlalu saja. Umur 7 bulan 2 minggu, saya mulai nekat mencobakan bubur saring.
Tapi hanya sekali saja. Hehehe, ternyata kemampuan tangan saya tidak mencukupi
untuk terus menyaring tiap dia makan. Saya nilai nggak sukses. Dan nekat lagi,
saya buatkan nasi tim halus. Dan ternyata dia lahap lagi makannya,
Alhamdulillah *pegangin kompor sambil deg-degan*. Untuk buah, saya gantungkan
parutan saya. Buah saya potong dadu kecil-kecil untuk cemilan dia di siang
hari. Meskipun makannya lama, ternyata Puku doyan dan habis lebih banyak
daripada ketika saya parut *untung nggak kesedak*. Sampai muncullah kesenangan
baru saya, Puku jadi lebih menikmati makan pepaya dan melon, buah yang ketika
diparut si Puku selalu menolak. Aih, sesuatu sekali lho..!!!
Puku ketika makan blewah sambil duduk di atas stroller dan mengamati jalan. :) |
Sejak itu,
saya tidak pernah rempong lagi untuk masalah
makannya si Puku karena Puku nggak pernah menolak makanan yang
disodorkan ke dia. Misal neh, ada seorang teman yang bingung bikin sari kurma *saya
lupa namanya apa* buat babynya. Maunya saya bikinin si Puku karena manfaat
kurma yang banyak sekali. Ternyata, tanpa saya bentuk cair, kurmanya saya
suwir-suwir aja dia dah doyan. Ada juga seorang teman mengajar yang menyarankan
saya untuk membeli biskuit bayi yang mudah lumer ketika diberi susu. Melihat
harganya yang mahal, saya batalkan niatan untuk membeli biskuit tersebut dan
saya ganti dengan biskuit yang sedikit lebih murah *emak perhitungan*. Tidak
saya lumerkan di susu, tapi saya potong kecil-kecil dan saya suapkan. Begitu
saja.
Dan yang
membuat saya tidak kerepotan lagi adalah si Puku mau memegang makanannya
sendiri dan berusaha untuk dia makan sendiri sejak dia berusia 7 bulan. Apa
saja yang bisa dia genggam, dia genggam. Umur 7 bulan, dia hanya bisa memegang yang
ukurannya besar. Contohnya, biskuit yang saya bagi dua bagian, buah yang saya
potong panjang-panjang atau roti yang saya belah agak lebar. Meskipun awalnya
belepotan dan jatuh kemana-mana, saya biarkan saja. Kalau sudah ukurannya kecil
atau masih ada dalam genggaman dia, baru saya suapkan. Di pertengahan usia 8
bulan, dia mulai belajar dengan ukuran makanan yang lebih kecil. Seperti
memegang suwiran kurma, potongan biskuit yang ukurannya kecil, buah yang saya
potong dadu, memakan nasi-nasi yang menempel di tangannya, memakan suwiran ayam
yang ditaruh di tangannya. Bahkan pernah saya menemui kalau Puku mencoba
mengambil 1 butir nasi yang terjatuh di lantai!!! *geleng-geleng*.
Puku ketika makan pepaya. coba lihat, serius sekali dia mengambil potongan pepaya yang jatuh :) |
Melihat
perkembangan dia yang pesat, saya merasa hore sekali. Sampai suami saya mungkin
bosan mendengar saya selalu menceritakan tentang kemajuan Puku. Dan memang
menyenangkan sekali, buibu. Sekarang, ketika umurnya sudah 9 bulan, dia sudah
mulai belajar memasukkan sendok makannya sendiri ke mulut seolah-olah dia makan
dengan sendok tanpa disuapi. Ya, meskipun memang belum bisa dan masih harus
saya yang membetulkan dan mengisi sendoknya dengan makanan yang potongannya
kecil.
Belepotan
dimana-mana, karpet busa kotor, baju kotor, wajah Puku belepotan, saya syukuri
saja. Karena fase ini melatih Puku untuk mengembangkan motorik halusnya dan
melatih kejelian dia memegang sesuatu sesuai dengan aturan. Semoga sampai
kelak, Puku bisa belajar mandiri meskipun awalnya masih salah dan kami sebagai
orang tua berharap bisa menjadi pembetul kesalahannya.
____
Klik Kompasiana untuk membaca tulisan saya yang lain.
karna udah bisa maem sendiri, dedenya lebih dipantau mba karna takutnya benda-benda kecil yang dia pegang juga dimakan
BalasHapuswah, benar mas. ini tadi dia memasukkan manik-manik kreasi ke mulutnya dan marah waktu saya mau ambil
BalasHapuslucu bangeeeet aw aw ngebayangin makannya belepotan ahhahaha
BalasHapusIya Linda, lucu banget. apalagi kalau makanannya licin gara-gara ada airnya. hahaha, maunya aku bantu nggak tega, tapi biar deh. biar mandiri
HapusAllowww....salam sayang Puku dr kk kk RaDiAl yaa.. cpt gede byk maem biar salto2 sm bang Alva heee
BalasHapusih, salto ya? kemaren bisa salto..!!! walah, kaget setengah kejedot ini kepalaku mbak. hehehe,
Hapussalam sayang juda buat kakak radial :)
jadi pengen punya anak mba
BalasHapusmemang menyenangkan punya anak. lebih memiliki tanggung jawab :)
Hapus