Saya mengikuti GA Bunda Leyla Hanna yang diharuskan membuat sinopsis dengan ending berdasarkan imajinasi masing-masing peserta GA. Saya mengambiltokoh Annisa, gutu TK yang berusia 28 tahun. silahkan membaca sinopsis ala saya :)
***
Adalah
Annisa Dwi, wanita yang umurnya menjelang ke arah 30 tahun. Berprofesi sebagai
guru TK di pinggiran Surabaya. Masih single. Merasakan berpacaran hanya dua
kali semenjak dirinya merubah penampilannya ketika kuliah semester 5. Pacar pertamanya, ketika dirinya mulai
bekerja, sekitar 5 tahun yang lalu. Dan pacar keduanya, ketika dirinya berusia
27 tahun. Dan payahnya, kedua pacarnya memutuskannya karena mereka sudah
memiliki kekasih baru alias Annisa diduakan. Merasa dikhianati dua kali,
akhirnya Annisa hanya berani mengagumi saja, tidak berani untuk terlalu
menunjukkan perasaan sukanya pada laki-laki yang disukainya.
Konsep
pacaran pada otak Annisa adalah memiliki laki-laki yang siap untuk mengajaknya
menikah. Sehingga ketika akan memutuskan untuk pacaran, maka yang dilihatnya
pertama kali adalah kemapanan si laki-laki. Kenapa seperti itu? Karena Annisa
merasa bahwa dirinya memiliki garis hidup yang tidak mujur. Dia hanya lulusan
S1 Pendidikan Taman Kanak-Kanak dengan pekerjaan yang memiliki gaji di bawah
satu juta rupiah. Teman-teman di perumahan tempat dia tinggal, memiliki karir
yang bagus dan mampu menunjukkan hasil dari kerja keras mereka di hadapan para
tetangga. Dan lagi, teman-teman perempuannya sudah banyak yang menikah. Sedangkan
dia? Masih melajang sampai sekarang. Tidak ada satu lelaki pun yang mendekati
dirinya sehingga membuat dirinya semakin pesimis dengan masalah jodoh. Tanpa Annisa
sadari, rasa pesimisnya ini membuat dirinya menarik diri untuk menjalin
hubungan pertemanan dengan laki-laki.
Hingga pada
suatu hari, dia mengenal salah satu wali murid. Namanya Pramono, yang merupakan
ayah dari Lena, salah satu siswa kelas TK B. Annisa mengenal Pramono karena
Lena sering memukul teman-teman sekelasnya ketika dia marah. Pengendalian emosi
yang tidak baik pada Lena inilah yang membuat Annisa sering bertemu Pramono di
sekolah. Dan intensitas bertemu yang sering inilah membuat Annisa merasakan ada
yang berbeda dengan perasaannya kepada Pramono. Hingga pada suatu hari, Annisa
memberanikan diri untuk meminta nomer handphone Pramono dengan alasan
memudahkan komunikasi tentang masalah Lena.
Dan
ternyata, inilah awal dari hubungan terlarang antara Annisa dengan Pramono.
Annisa jatuh cinta kepada Pramono karena dia adalah laki-laki yang mapan karena
usaha konveksi miliknya, ramah, memiliki sifat kebapakan yang baik dengan
ditunjukkannya lewat kasih sayangnya kepada Lena dan Pramono adalah laki-laki
yang care pada kehidupan Annisa. Sedangkan Pramono, jatuh cinta atas keayuan
budi pekerti Annisa yang sangat jauh berbeda dengan istrinya. Meskipun Annisa tahu
bahwa rasa cintanya kepada Pramono adalah cinta yang terlarang, tetapi dirinya
yakin bahwa Pramono akan menikahinya karena Pramono sudah mengajukan cerai atas
istrinya di pengadilan agama karena istrinya yang suka memukul Lena ketika
marah dan selalu mengejek Pramono ketika uang bulanannya tidak mencukupi.
Sebenarnya,
Pramono tidak menjanjikan apa-apa kepada Annisa karena proses perceraiannya
belum menghasilkan keputusan apa-apa. Tetapi, karena Annisa dan dia sudah
merasakan jatuh cinta yang sangat, akhirnya dia memutuskan untuk menjalani saja
hubungannya dengan Annisa tanpa harus mengkhawatirkan proses perceraiannya. Dan
hubungan mereka sudah sangat jauh sampai saling dipertemukan pada orang tua
masing-masing. Mereka berdua yakin, bahwa jalan percintaan mereka akan mulus
sampai ke pelaminan ditambah lagi proses perceraian Pramono sudah menghasilkan
keputusan yang menyenangkan bagi mereka berdua, dengan artian Pramono dan
istrinya sudah resmi bercerai.
Sampai pada
akhirnya, ibu Annisa tidak menyetujui hubungan dia dan Pramono dengan alasan
Pramono pernah bercerai. Awalnya, Annisa menentang penuh keputusan ibunya
karena menurutnya tidak masuk akal sekali kalau perceraian dijadikan alasan
untuk tidak merestui hubungan mereka. Setelah beberapa waktu dan seringnya
berdiskusi dengan ibunya, akhirnya Annisa mengerti maksud ibunya. Khawatir
kalau Annisa mengalami efek dari perceraian Pramono dan istrinya.
Setelah berhari-hari
merenung, akhirnya Annisa mengambil keputusan untuk berpisah dengan Pramono. Dan
Pramono mengerti dengan alasan dari Annisa karena itu adalah salah satu resiko
ketika dirinya mengambil keputusan bercerai. Akhirnya, mereka berdua berpisah
dengan baik-baik dan Annisa mulai menyadari bahwa jalan hidupnya tidak selalu
tidak beruntung tapi dia harus menjemput takdirnya kalau ingin sukses.
makasih ya, mama arkananta :)
BalasHapushickz,sedih......
Hapusmoga menangggggggg yaaaaaaaa
@mbak Leyla. sama-sama :)
Hapus@iis. memang sedih, tapi itu akhir yang aku suka :)
Pernikahan tanpa restu Ibu, seperti makan sayur hambar campur jamu hehe. Sukses Mb :)
BalasHapusBetul mbak. lebih baik memiliki restu, karena nanti bisa lancar ke depannya :)
Hapus