dari sini |
Pernahkan anda sebagai calon customer merasa tidak dihargai ketika akan
membeli suatu barang? Hubby saya pasti yang angkat tangan paling tinggi. Ya,
beberapa hari yang lalu, hubby saya merasa menjadi calon customer yang sangat
tidak dihargai. Ini neh ceritanya.
Beberapa minggu ini, saya dan hubby disibukkan dengan rencana untuk
membeli sebuah mobil karena hubby yang lokasi bekerjanya di luar kota. Setelah browsing
di berbagai situs jual beli, kami akhirnya memutuskan untuk membeli bekas
tetapi lewat showroom. Karena hubby yang kerjanya dari hari senin sampai sabtu,
akhirnya dia memutuskan untuk ambil cuti satu hari buat ceki-ceki di salah satu
showroom di Surabaya yang menjual mobil yang kami harapkan.
Sampai di showroom yang dimaksud, hubby langsung parkir motor dan bergegas
masuk showroom karena udah mendung. Di depan hubby, ada beberapa orang yang
menurut hubby sepertinya karyawan sebuah kantor karena mereka pakai seragam
yang sama dan boleh aja tuh masuk sama satpam. Waktu hubby mau masuk showroom,
eh, sama satpam malah dihentikan. Ini neh pecapakannya.
“Bapak ada keperluan apa di sini?” Tanya satpam yang body-nya nggak
terlalu tinggi tapi udah tua wajahnya.
“Saya customer, pak. Sudah janjian dengan bu Ayu.” Jawab hubby saya
santai dengan menyebutkan salah satu nama supplyer showroom.
“Maaf pak, bisa tunjukkan KTP?” Minta si satpam ke hubby dengan nada
yang kasar karena sepertinya dia tidak yakin dengan penampilan hubby yang
datang cuma bawa motor, pakai kemeja, celana kain sama sandal.
Karena merasa tidak dihargai sebagai pengunjung showroom, akhirnya
hubby bentak juga itu satpam. “Saya ini customer, Pak! Apa perlu customer itu menunjukkan
KTP?”
Tau hubby saya marah, barulah satpam itu mengijinkan hubby saya masuk
showroom. Itupun kata hubby saya, tuh satpam sambil ngoceh-ngoceh.
Belum cukup itu saja pengalaman kurang menyenangkan hubby saya. Setelah
ketemu dengan yang namanya bu Ayu, hubby mempertanyakan banyak hal tentang
mobil yang sudah kami niatkan beli. Ceritanya tuh, berdasarkan situs resmi,
mobil yang akan kami beli memiliki dua tipe dengan selisih harga sekitar 15
juta rupiah. Tipe yang ditawarkan di situs resminya, tipe GS dengan spesifikasi
biasa dengan harga yang rendah pula dan tipe GL dengan spesifikasi lengkap
dengan harga yang lebih mahal. Sedangkan menurut bu Ayu, mobil dengan merk yang
kami cari hanya memiliki satu tipe saja, yaitu tipe GS dengan harga GL atau
dengan harga yang mahal.
Secara otomatis lah, hubby saya sedikit mempertanyakan pernyataan bu
Ayu karena mobil yang kami incar ini tipe LS. ‘engkel-engkelan’ alias selisih
paham pun berlangsung. Hubby saya berpegang pada info resmi dari situs,
sedangkan bu Ayu berdasarkan training yang dia terima. Dan pada akhirnya, bu
Ayu menyarankan hubby saya ke salah satu mall di pusat kota Surabaya karena ada
pameran mobil di sana dan mobil yang kami inginkan sedang dipamerkan di sana. Karena
tidak puas dengan pelayanan bu Ayu, akhirnya hubby saya segera ke mall yang
ditunjuk oleh bu Ayu.
Dan sampai di mall itu dan ketemu sama supplyer showroom yang
ditugaskan di pameran sana, ternyata info yang di dapat hubby saya itu benar
saudara-saudara. Nah lho? Siapa tuh sekarang yang jadi nggak ngeh sama barang
jualannya sendiri?
Ya ampun, ternyata di dunia ini masih ada ya orang yang tidak
menghargai dirinya sendiri dan tidak menghargai orang lain. Kalau memang
mencintai pekerjaannya, setidaknya harus mengerti betul produk yang akan dia
pasarkan sehingga tidak membingungkan customer. Sehingga dengan begitu, customer
akan menghargai dirinya dan tertarik untuk membeli produk yang dia tawarkan. Dan
cara ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan kesempatan naik jabatan
bukan?
Dan untuk menjadi satpam, memang insting kecurigaan itu perlu. Tetapi ketika
meminta KTP seperti kasus hubby saya dengan nada yang tidak sopan yang akhirnya
membuat hubby saya tersinggung, justru bukan insting kecurigaan dari satpam yang
hubby saya rasakan tapi rasa tidak dihargai yang akhirnya muncul. Meskipun memang
hubby saya datangnya dengan penampilan yang biasa saja alias tidak pertelente
seperti orang-orang kaya, hubby saya kan juga butuh rasa dihargai sebagai customer
kan?
Ya, ya, ya.. Saya pun juga pernah menjadi customer yang tidak dihargai
oleh penjual. Tapi, kiranya ingin toko kita memiliki banyak customer, layanilah
customer kita dengan ramah. Bukankah customer itu adalah raja yang perlu
dilayani dengan penuh keramahan dan dilayani dengan memberi keterangan yang
rinci sehingga tidak menimbulkan kesan keraguan untuk membeli?
Selamat berbelanja, teman ^_^
salam kenal.... hihi jadi pengalaman, meski aku blm niat beli mobil
BalasHapussalam kenal juga mbak titi..
Hapussilahkan ambil pengalamannya :)
Setuju kalau kita sebaiknya ramah terhadap customer. Karena pada dasarnya kita sama-sama butuh. Intinya kalau kita ingin orang baik sama kita, ya kita baik jugalah sama orang...
BalasHapusSalam kenal yaaa...
hai mbak niken, salam kenal juga..
Hapusiya bener mbak, sama-sama butuh. :)
DUlu bank seperti itu. Tp dipelopori oleh bank2 swasta, akhirnya semua bank sekarang ramah, tidak membedakan penampilan konsumen. Satpam tdk lagi difungsikan sbg tukang jaga saja tapi juga sbg customer service sambilan. Jadi dia harus ramah & helpful.
BalasHapusAku jg baru beli mobil mak. Dealer sini ramah bgt. Waktu sy nggak bisa ambil buku service krn jemput anak, mrk mau lo ngantar ke sekolah anak sy. Mungkin dealer satu itu aja yg gak bener.
saya memang mengakui, service bank masih nomer satu sekarang ini. meskipun ada beberapa karyawan bank yang masih belum mengerti tentang keramahan, tapi it's ok.
Hapushm, mungkin kali mbak ya.. akhirnya, kita jadi nimbang menimbang neh mau beli disana apa nggak. hehehe,
pada akhirnya pelayanan yg gak nyaman gitu justru lebih merugikan si penjual ketimbang pembeli.. Krn kl sy di perlakukan dg cara spt itu, sy lebih milih utk cari di tempat lain.. pd akhirnya mereka juga kan ya yg rugi
BalasHapusmobil baru,,,mobil baruuu..cieeeeeeeeeeeeee :D
Hapus@mbak myra. benar memang mbak. mencari dealer lain yang lebih ramah pada pelanggan. :)
BalasHapus@iis. hayhay.. rejeki.. :)
soal tidak dilayani dengan ramah gara2 tidak perlente, sering tuh saya & suami alami. Maklumlah, kami kemana2 naik motor .. :D
BalasHapusGiliran kami datang ke tempat yang sama pakai mobil (padahal pinjaman .. :D), ehhh .. disambut baik. Uhuy, keliatan banget membedakan berdasarkan tampilan.