[Scrapbook] Pandangan Pertama : Saat Scrapbook Menggoda Untuk Dikaryakan

Kalau bicara tentang pandangan pertama, banyak yang bicarakan tentang cinta. Aih, siapa seh yang nggak pernah merasakan pandangan pada cinta? Saya ajah pernah. Tapi sekarang yang saya bicarakan bukan tentang pandangan pertama pada cinta. Saya mau cerita tentang cinta pandangan pertama pada scrapbook.

Hayhay, dari pertama saya tahu tentang scrapbook, saya langsung jatuh cinta. What? Apa itu scrapbook? Bagaimana saya bisa jatuh cinta pada scrapbook? Apa yang saya lakukan setelah jatuh cinta padanya? Ssstt, saya bahas satu per satu yak :)

Saya mengenal scrapbook awalnya saat saya berniat sekali bikin Fabric Fluffy Flower Broach dari kain satin sekitar bulan Mei. Saat cari tutorial pembuatan bros itu, tanpa sengaja masuk di sebuah blog pribadi yang sedang membahas tentang pembuatan scrapbook. Setelah saya telusuri, blog ini ternyata konsentrasinya di pembuatan paper craft. Sepertinya menarik, akhirnya saya coba cari info tentang scrapbook di google.

Scrapbook bisa diartikan sebagai teknik mempercantik foto yang kita punya dengan media kertas, yang nantinya bisa kita beri judul foto/tittle, keterangan tentang fotonya yang disebut journaling, dihias dengan embellishment yaitu hiasan-hiasan yang bisa terbuat dari potongan majalah, pita, kancing, tiket masuk, dan lain-lain. Jadi, itu foto nggak hanya tersimpan rapi di album foto saja tapi juga jadi lebih menarik ketika dihias. Bahkan layout scrapbook yang berupa lembaran, bisa lho dibingkai. Namanya scrapbox. Yang bikin saya langsung jatuh cinta adalah hasil akhir dari scrapbook yang terlihat menarik sekali, apalagi kalau dihiasnya sesuai dengan tema foto.

Akhirnya, saya coba buat sebuah scrapbook dua foto kelahiran anak saya, Arya 'Puku', dengan kertas dasarnya dari undangan pernikahan seorang teman ukuran 20x20 cm. Bahannya seh ketika itu sederhana sekali. Kertas kado, pita, kancing, kertas lipat, dan saya beri tambahan gelang penanda kelahiran Puku di rumah sakit dulu. Dan inilah hasilnya :

Scrapbook pertama saya :)

Hasilnya belom bagus-bagus amat. Karena masih belajar bikinnya. Hehehe.. Setelah browsing sana-sini, akhirnya saya ngerti kalau ada beberapa barang yang dijual khusus sebagai penghias scrapbook. Bahkan scrap paper yang ukuran 30x30 cm atau 12x12 inch, juga banyak dijual online. Akhirnya, coba cari penjual scrapbook online via facebook dan add friend deh ke mereka. Saking saya sekarang obsesi ke scrapbook, sampai saya punya sekitar 20 teman online shop khusus scrapbook.

Jualnya juga macam-macam. Mulai dari paper, pita, benang, stamp lucu-lucu, puncher yang hasilnya bisa buat hiasan, brad buat gabungin dua kertas, tinta buat stampnya, gambar-gambar element buat hiasannya, flowers, dan lain-lain. Dan semua itu, kebanyakan harganya lumayan mahal karena barangnya import. Indonesia sepertinya tidak banyak memproduksi bahan-bahan scrapbook terutama scrap paper yang khusus dicetak di atas kertas lignin free dan acid free yang tahan sampai bertahun-tahun dan tidak membuat kertas menguning. Jadi yah, pecinta scrapbook belum bisa dapetin harga yang murah buat bahan-bahannya.

Saya sempat menemui dua penjual scrap paper buatan Indonesia, yang satu online di Jakarta dan satunya lagi offline di Surabaya. Memang harganya relatif murah, sekitar 2500 rupiah sampai 3500 rupiah, berbeda dengan scrap paper import dengan kisaran harga mulai 8000 rupiah. Tapi ya gitu, scrap paper buatan Indonesia nggak banyak motif yang menarik dan tidak mengeluarkan seri baru. Ada juga beberapa online shop yang menjual hasil print sendiri. Mereka sepertinya download gambarnya, print di kertas lignin free dan acid free, potong menggunakan trimmer ukuran besar, lalu jual. Tapi tetap saja, harganya masih mahal daripada scrap paper produksi Indonesia karena kertasnya mereka juga kualitasnya lebih bagus dan lebih tebal.

Koleksi scrap paper milik saya. Ini hanya sebagian saja.

Ada juga tuh, online shop yang jual khusus hasil dari puncher (namanya punch out), hasil dari dies (namanya dies out) dan hasil dari emboss folder (namany kertas emboss). Ini seh jadi alternatif buat saya. Daripada beli alat punch, dies atau folder emboss yang mahal dan dipakainya jarang, mending beli hasilnya aja. Lumayan menghemat juga. Tapi nggak enaknya, kita jadi menyimpan banyak punch out, dies out, atau kertas emboss dan nggak tau kapan mau pakai sisanya. Hihihih...

Ini contoh hasil dies out :)

Hasil punch out dan alat punch-nya

Namanya jatuh cinta sama scrapbook, apa saja saya lakukan demi scrapbook *asal masih dibawah akal sehat lho*. Meskipun mahal harga bahan-bahannya, masih juga saya incar buat beli. Sempat suami saya *sedikit* protes gara-gara saya sering beli bahan scrapbook. Katanya, scrapbook itu beli bahannya udah jadi bentuk, hasil akhirnya juga udah jadi bentuk juga dan ujung-ujungnya hanya jadi hiasan. Kan malah buang-buang uang jadinya *towel pipi suami*. Bodo amat sama kata suami, saya tetap aja cinta scrapbook. Hahaha..

Sekarang, project saya adalah bikin scrapbook tentang satu tahun pertamanya Arya. Kertasnya saya pakai kertas manila aja, kalau pakai scrap paper, jeile, habis diongkos *pelit*. Saya intipin dikit ya hasilnya :

Memang, saya baru mulai kenal dengan scrapbook. Masih perlu belajar banyak tentang scrapbook supaya dapatkan hasil yang indah, simetris dan seimbang. Jadi, meskipun baru kenal, saya sepertinya akan cinta terus ke paper craft yang satu ini :)