Dear Fenina,
“Kurang ajar, dia sudah berani memanggil namaku tanpa
embel apa-apa.” Umpatku dalam hati. Tapi tetap saja aku lanjutkan membaca isi
surat yang tadi pagi dia selipkan di tanganku saat kami berpapasan.
Sungguh aku
sayang padamu.
Tak ada yang bisa
aku ucapkan lagi selain ini. Ribuan kali, pasti aku ucap. Meskipun selalu kamu
menolakku, tapi tetap, wajah ketusmu itu kurindukan.
Tak ada pinta
lain untukmu, selain maukah kamu jadi kekasihku?
Kuakhiri membaca surat itu. Kulempar begitu saja di atas
meja kerjaku. Itu sudah surat kedelapan yang aku terima darinya selama aku
mengenalnya 4 tahun ini. Tapi tetap, tak mungkin aku terima cintanya. Cinta yang
salah.
Aku 40 tahun, dia 27 tahun.
Aku ibu tirinya, dia anak tiriku. Aku Fenina, dia Della.
____
Tulisan ini diikutkan dalam event #postcard fiction edisi valentine yang diadakan oleh Kampung Fiksi
Udaaaahh...terima aja Feninaaa *ups* mihihihihi
BalasHapustidak, tidak akan...
HapusJawab fenina :))))
waduh... si della lines yah.. :p
BalasHapussepertinya seh gitu ;)
HapusWaw cinta terlarangg
BalasHapus@okrie. hihihi, iya neh.. terlarang sekali :)
BalasHapus