credit |
Memiliki saudara adalah hal yang paling
menyenangkan. Mungkin aku pun seperti itu andaikan saudaraku itu bukan Bayu.
Dia semenjak kecil selalu saja berbuat yang diluar akal sehat. Bukan, bukan hal
mistis maksudku dari 'diluar akal sehat'. Tapi bagiku, itu tidak wajar jika
dilakukan oleh anak seumuran dia.
Pernah, pada saat dia kelas satu SMP, dalam
seminggu dia memecahkan kaca kelas di sekolah dengan paving yang dia congkel
sendiri di halaman sekolah. Masalahnya? Sepele. Diejek. Ah, bukankah saling
ejek-mengejek itu menyenangkan untuk remaja? Tampaknya ya, Bayu tidak bisa
menerima salah satu aktivitas remaja ini.
Pernah juga saat kelas satu SMA, Bayu mengejar
salah satu teman kelasnya selama hampir dua jam! Bahkan Bayu sampai
teriak-teriak marah di ruang guru karena temannya tadi tidak ditemukan.
Masalahnya? Hanya karena temannya tadi memaksa Bayu membayar kas yang sudah
tiga bulan belum dia bayar.
Kasihan ibu. Berulang-ulang dia datang ke
sekolah hanya untuk berdamai dengan keadaan Bayu. Tapi tetap, ibu tidak pernah
memukul atau menegur Bayu dengan teguran keras. Aku iri. Iri sekali. Karena
umur kami hanya selisih satu tahun, tapi hanya Bayu yang mendapat perhatian
melimpah dari ibu. Dan aku jengkel sekali. Karena dengan seenaknya bapak ibu
menyekolahkan kami di sekolah yang sama hanya dengan alasan supaya aku bisa
menjaga Bayu.
See? Bisa kalian bayangkan
betapa malunya aku di depan teman-teman kalau Bayu mulai berulah? Alih-alih
menjaga Bayu, aku malah lebih sering cuek. Menekan rasa maluku dalam-dalam.
Namun, semua emosi yang kurasakan dulu, rasanya
hilang hari. Saat seminggu yang lalu, Bayu dihadapkan pada kenyataan bahwa dia
harus rela ditinggal kabur istrinya. Dan pada hari ini, karena Risa, anaknya
yang berusia 9 tahun, masuk rumah sakit karena depresi.
Aku ingat, pagi hari seminggu yang lalu. Bayu
membangunkanku dengan menyodorkan sebuah surat beramplop putih.
"Ratih memberiku surat ini, Kak."
Setelah kubaca tuntas, kupandangi Bayu yang
kala itu sedang asyik dengan ipad-ku. Dalam hati aku miris. Sepertinya adikku
ini tidak merasakan kehilangan yang sangat setelah istrinya meninggalkan dia
demi laki-laki yang dirasa lebih waras daripada dia.
Lamunanku pada seminggu yang lalu, terusik
dengan teriakan Bayu di lorong rumah sakit saat dia mnendekati kamar inap Risa.
"Ibu lihat! Aku bawa boneka untuk
Risa!"
Ibu tersenyum lalu berkata, "Lucu sekali.
Mudah-mudahan Risa suka. Ibu antar ke kamarnya sekarang?"
Bayu mengangguk senang. Mengekor dibelakang ibu
menuju kamar Risa.
Aku yang semenjak tadi duduk di kursi panjang
di depan kamar inap Risa, hanya bisa menumbuhkan rasa kasihan. Bukan, bukan
kepada Bayu. Karena Bayu masih punya ibu yang bisa diandalkan. Tapi kasihan
pada Risa. Ayahnya yang harusnya bisa dia andalkan, rupanya tidak bisa
melakukan kewajibannya. Karena sejak kecil Bayu sudah didiagnosa oleh dokter
kejiwaan mengalami gangguan perilaku dan memiliki umur mental setara dengan
anak usia tujuh tahun. Meskipun saat ini dia sudah berumur dua puluh sembilan
tahun.
-454 kata-
ada ya, kekurangan mental seperti ini?
BalasHapusmaksudku yg mentalnya tetep anak2 tapi IQnya bisa berkembang seperti biasa?
IQ kan kisarannya nggak akan melebihi batasan yang sudah ditetapkan secara internasional, mbak. artinya, kalau misal neh, ada anak yang IQ-nya rata-rata atas, insyaAllah dia nggak akan turun di kisaran bawahnya, debil misalnya.
Hapuskalau si bayu ini, seperti siswaku. mental anak-anak, IQ dibawah rata-rata :)
hais...ini keren idenya...btw, hampir sama kayak punyaku mak, katanya mepet 500 kata.
BalasHapusiya neh mbak nunung, mepet sekali. hahahaha.. :)
HapusKeren mak
BalasHapusmakasih :)
HapusRisa anaknya Bayu ya?
BalasHapusWah, ibunya kok tega ya ninggalin Risa... huhuhu...
iya.. tega sekali. padahal bayu sendiri belum tentu bisa merawat risa dengan baik :(
Hapuskalau si Ratih itu istrinya Bayu, seharusnya dia ngerti dong Bayu punya kelainan seperti itu? Bukannya sebelum nikah, seharusnya, sama-sama tahu apa saja penyakit yg diderita calon pasangannya? kalau dia ngerti dan sanggup, jahat banget ninggalin di saat udah punya anak!
BalasHapusyah, entahlah mbak. kadang orang menerima di awal. ketika menjalani, siapa yang tahu kelanjutannya? udah pernah nonton I'm Sam belum? aku inspirasi dari film itu, sama aku padukan cerita siswaku
Hapussaya juga pernah ngerti org seperti bayu mbak... kasihan ya
BalasHapuskasihan memang, makanya perlu dukungan :)
Hapusbeneran cerita yang sekaligus curcol ini :))))
BalasHapuskwkwkwkw, makanya kepanjangan makkkk :)))
Hapuseish, curcol aja sekeren ini :D. saya bener2 terhanyut dibawa ceritanya :)
BalasHapusterima kasih Na..
Hapusternyata ada yang terhanyut *kasih kayu buat pegangan*
komplit mbak cerita risa. mantap
BalasHapusmakasih..
Hapustapi jadi terlalu panjang..
wiiiih detail ya,,,
BalasHapussuka maaaaak..
makasih mak :)
HapusTetangga saya juga begini mba, suka ngamuk , tapi kalau sadar baiknya minta ampun :D
BalasHapuskerenn deh ceritanya
hemm, perlu memilih sikap yang baik ke dia yah mbak hana, biar baik terus :)
HapusBayu, ajak main dong si Risa, kan sesama anak-anak... :D
BalasHapus"Ayo main sama aku." Sahut Bayu riang, sambil mengangkat satu kakinya
Hapus*draft gak jelas*
jahat ya istrinya :(
BalasHapushu'um :(
Hapuscobaan buat risa
BalasHapusbenar sekali, cobaan. tetapi pasti menguatkan dia.. :)
Hapus