credit |
Penulis : Bintang Berkisah
Penerbit : DIVA Press
Halaman : 374 halaman
Terbit : Januari 2013
ISBN : 978-602-7640-55-9
Surat Cinta Untuk Kisha adalah serangkaian surat cinta yang dikirim oleh Ramu kepada seorang wanita yang dulu menjadi sahabat masa kecilnya. Surat cinta Ramu terdapat tujuh belas surat, yang mana tiap babnya memiliki cerita-cerita tersendiri yang menjadi topik untuk tiap babnya. Di dalam surat-surat tersebut, Ramu mengungkapkan kenangan-kenangan tentang cinta terpendamnya, kisah perjalanan hidup, serta pemikirannya dalam menghadapi setiap warna yang tertoreh dalam hidupnya.
Ramu memulai ceritanya dengan kenangan masa kecilnya dengan Keisha di sebuah kota pesisir bernama Sammoa. Ramu adalah anak kampung asli, sedangkan Kisha adalah anak dari seorang warga yang baru saja pindah ke Sammoa. Kala itu, usia mereka masih enam tahun.
Mereka pertama kali bertemu saat ibu Ramu mengantar bubur khas Sammoa kepada ibu Kisha yang terlebih dahulu memberi mereka kue. Sejak itu, hubungan mereka menjadi akrab sebagai sahabat. Ramu banyak mengajak Kisha pada tempat-tempat yang indah atau permainan-permainan seru di Sammoa. Sedangkan kepandaian Kisha mengajarkan Ramu untuk selalu berusaha lebih baik lagi di pelajaran di sekolah.
Hubungan yang murni persahabatan ini bukan terus berlanjut jika tidak diganggu dengan kejadian yang menyangkut Romi, teman mereka berdua, yang mengajak Kisha berpacaran. Ramu cemburu saat Romi mempersembahkan layang-layang terkuat di angkasa untuk Kisha. Ramu cemburu saat Romi menuliskan pernyataan cintanya untuk Kisha di layangan. Dan sejak itulah Ramu menyadari bahwa dia mencintai Kisha. Namun memilih untuk tidak menyampaikan perasaanya kepada Kisha demi kelanggengan persahabatan mereka.
Hingga pada akhirnya di surat ke enam, Ramu mengingatkan Kisha tentang perpisahan mereka. Ayah Ramu yang terlilit utang pada renteiner, memaksa keluarganya pindah ke Gulama dan memulai hidup baru di sana. Namun sayangnya, komunikasi antara Ramu dan Kisha tak berlanjut setelah itu. Dan sejak itulah, surat-surat Ramu berkisah tentang dirinya sendiri dan berbagai proses pendewasaan dirinya hingga pada pengambilan keputusan pada perjalanan hidupnya.
Pada surat ketujuh sampai surat ketiga belas, Ramu menceritakan kisahnya sejak pindah di Gulama. Tentang kesulitan-kesulitan adaptasi di kota berunya karena harus menumpang di rumah pamannya, kepandaiannya di sekolah, memiliki cinta lain selain Kisha, pernikahan yang berujung perceraian, hingga pedihnya kehilangan ayah, ibu dan anak satu-satunya.
Dan pada surat keempat belas sampai ketujuh belas, Ramu menceritakan tentang alasan mengapa dia berkirim surat kepada Kisha dengan segera sehingga tidak ada lagi beban dalam hidupnya. Dengan detail Ramu menuturkan kekecewaannya terhadap pemerintah sehingga membuat dia memutuskan untuk bergabung pada gerakan jihad yang memiliki misi pengeboman.
Novel ini, bagi saya adalah kumpulan curahan hati kepada kekasih hati yang mampu dilukiskan oleh Bintang Berkisah dengan indah. Pada beberapa bab awal, Bintang Berkisah mampu membawa saya untuk membayangkan bagaimana suasana Sammoa yang hangat, hubungan persahabatan Ramu dan Kisha yang menyenangkan hingga konflik batin yang dialami oleh Ramu. Bintang Berkisah berhasil melukiskan kejadian-kejadian yang dialami Ramu dengan begitu dramatis karena banyak menggunakan kata-kata romantis yang dimunculkan untuk menunjukkan sisi bahagia dan kesedihan secara bersamaan.
Sedangkan setelah melewati bab pertengahan, Bintang Berkisah mulai menghilangkan kalimat-kalimat romantis karena kisah Ramu tak lagi melulu tentang kenangan masa kecilnya. Dengan bahasa yang lebih padat, Bintang Berkisah sanggup menuturkan kisah-kisah Ramu yang nantinya sanggup merubah prinsip hidupnya layaknya jalur roller coaster. Misalnya adalah saat Ramu mendadak ingin berhenti dari gerakan jihad karena mendengar kisah seorang anak yang kehilangan seorang ayah dalam kejadian pengeboman yang dilakukan Ramu dan kawan-kawan.
Keistimewaan yang lain dari novel ini adalah kepiawaian Bintang Berkisah menyampaikan nasehat-nasehat kehidupan di setiap babnya dengan bahasa yang tidak menggurui. Nasehat-nasehat itu diramu dengan baik dalam kalimat-kalimat pembuka di tiap surat untuk Kisha dan disempurnakan di kalimat-kalimat penutupnya dengan menggunakan kalimat yang lebih singkat.
Tapi, selain keistimewaan, tentu ada kekurangannya. Di pertengahan bab, ada plot yang terkesan lambat sehingga membosankan untuk di baca yaitu saat Ramu bercerita tentang putus cintanya dengan Rossa dan proses move on-nya. Dan kisah dia tergabung di gerakan jihad, terkesan tergesa-gesa untuk diselesaikan. Padahal, kisah inilah yang menjadi inti mengapa dia mengirimi Kisha beberapa surat sebelum dia mati ditembak untuk menjalani hukuman.
Dan, selebihnya, novel ini jempol. Pantas buat kado kepada kekasih lho.
sad ending ya mb..
BalasHapusoya yuuk ikutan giveaway sederhana dirmh mayaku ya mbk :))
@mbak enny. aih, ada GA? meluncur kesana dulu :)
BalasHapusResensinya menarik. Cover bukunya cantik. :)
BalasHapusterima kasih atas resensinya... :)))
BalasHapus@bunda haya.. makasih bunda.. covernya emang cantik sekali :)
BalasHapus@bintang berkisah. hai! akhirnya berkunjung kesini. semoga reviewnya tidak mengecewakan :)