credit |
Lha? Kok openingnya panjang gini? Oke, oke, bukan cerita di atas yang mau saya ceritakan. Tapi tentang penggunaan bahasa indonesia dan bahasa daerah ke Arya. Ceritanya begini. Saya sekarang lagi heboh-hebohnya ngajarin Arya biar bisa mengucapkan nama-nama benda dan mengetahui bentuknya. Kadang kala, sayanya menyebut benda itu dengan bahasa indonesia, kadang juga pakai bahasa jawa. Misalnya, kadang saya menyebut kata 'ikan', kadang kala saya nyebutnya dalam bahasa jawa yaitu 'iwak'.
Perlu teman-teman tahu, orang jawa kalau menyebut lauk pauk, apapun itu lauknya, pasti menyebutnya dengan sebutan 'iwak'. Iwak ayam, iwak tempe, iwak tahu, iwak lele, dsb. Hihi, emang ambigu banget seh bagi orang yang enggak dari jawa. Masa tempe itu ikan?
Ceritanya, waktu itu saya lagi nyuapin Arya dengan menu : nasi, sayur bayam dan ayam. Sambil makan, sambil belajar. Gitu pikir saya waktu itu. Akhirnya, sambil dia ngunyah makanannya, saya suruh tunjuk satu per satu benda-benda yang saya sebutin. Sampai pada akhirnya saya nyebutin kata 'iwak'. Maunya saya seh, dia nunjuk lauk ayam di piring. Eh, diluar dugaan, ternyata dia malah nunjuk ikan yang ada di aquarium di ruang tamu.
Hahaha, saya sama suami tepok jidat!
Arya enggak salah seh. Memang yang dia pahami selama ini, ikan adalah hewan yang bergerak di air. Dan otomatis, dia nunjuknya ke aquarium. Bukan ke lauk yang ada di piring.
Ekspektasi saya ajah yang ketinggian, supaya Arya mengetahui tentang satu nama tapi bisa dipakai untuk beberapa benda. Padahal, umur Arya waktu itu masih baru setahun. Perkembangan kognitifnya belum sampai pada ekspektasi yang saya harapkan. Arya masih belum bisa memahami satu kata yang memiliki arti berbeda.
Sejak saat itulah saya berusaha lebih jelas lagi jika memberitahu nama-nama benda dan fungsinya kepada Arya, sesuai dengan umur kognitifnya dia. Yang penting adalah, Arya mengerti nama-nama benda di sekitarnya. Apa fungsi dari benda itu, manfaat dari benda itu dan larangan yang akan saya dan Papa berikan jika benda itu kami anggap berbahaya untuk dia. Alhamdulillah, sekarang ini, saat usianya sudah menginjak delapan belas bulan, dia sudah bisa mengetahui banyak nama dari benda-benda di sekitarnya dan fungsi dari masing-masing benda itu.
Bahasa palembangnya ikan juga iwak miss... ^_^
BalasHapusSaya dari Banjar, Kalsel juga nyebut ikan itu iwak :D
BalasHapusSuami saya yg orang Ambon, kadang nyebut lauk semuanya di sebut ikan juga Mak... :)
BalasHapusSuami saya yg orang Ambon, kadang nyebut lauk semuanya di sebut ikan juga Mak... :)
BalasHapusbegitu juga dengan bahasa batak karo, biasa menyebut lauk pauk dengan sebutan gule (gulai), mau itu ikan sambal, sayur rebus, tempe goreng dan tahu semur, semuanya disebut gule
BalasHapusMAu ikan atau IWAK yang penting enak di makan! hahaha xD
BalasHapussaya mengartkan ikan artinya lauk pauk, mau itu ayam, daging, tempe, tahu, namanya tetep ikan :D
BalasHapusIya memang Mbk.
BalasHapussaya pun menyebutnya setiap hari juga demikian.
Padahal tempe, kenapa jadi Ikan ya?
Salam ikan dari Jember.
klo di kampung saya, Ikan itu fish bund,,jadi ga bakal sulit jelasin ke anak hihihihi
BalasHapus#kabur bawa jemuran
Aku baru tahu lauk pauk itu bisa disebut iwak *he,
BalasHapusIwak, setahuku juga ikan...hehee,
Salam
Astin
@all. toss dulu ya!! sama ajah ya ternyata.. tapi kalau lauk yang dimakan? apa iwak juga? bantuin arya dunk :)
BalasHapus@mimi. hahahaha, jangan kabur mimi.. sini jemurannya aku bawain :D
BalasHapus@mbak astin. ya.. begitulah mbak. makanya mau jelasin ke anak yang umurnya masih kecil juga rempong :D
hehehe.. sini aku bantuin tepuk jidatnya #pake sekop
BalasHapusaku juga jawa (jogja) tapi ga nyebut semua lauk itu iwak #hehehe jurus menghilang.
iwak sapinya belom masuukk hahaha :D Tapi kagum sama anaknya cerdas banget itu :)
BalasHapus@satusatuen. #tangkis sekop!
BalasHapusjogja kan bahasanya lebih halus ketimbang gresik. tapi disana kalau bilang lauk apa?
@noestyle. hahahaha, sini, sini, aku bisikin frase baru. iwak sapi :D
Ada lagi yang unik mbak Rochma.. Iwak jagung dan iwak peyek hehehe
BalasHapusOOT : saran nih, lebih manis kalau widget chat di sidebar dicopot aja. tuh dibuat nyampah link, ada yang saru lagi.. Atau mungkin sering-sering dibersihin secara berkala
salam iwak peyek buat Arya ya
iwak endog..iwak petek...hayo loh??hahahaha...wong jowo iki aneh2 wae yo xixixi
BalasHapus@om lozz. hahahaha, bener tuh yang iwak jagung :D
BalasHapuseh, iyaaaa... aku lupa bersihin. ntar aku bersihin berkala ya. makasih sarannya, uncle :)
@iis. hihihi, nek gak anek gak wong jowo is.. ada ajah pokoke istilahe :D
Hello, ini sekadar pengamatan saya saja sih, yang sangat subjektif terbatas dan tidak profesional. Namun ada beberapa hal yang menurut saya agak menggelitik dan tidak konsisten mengenai post ini.
BalasHapusMiss Rochma berusaha menjelaskan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yaitu mengenai lucunya penggunaan bahasa Indo+Jawa serta mengenai perbedaan 'iwak' dan 'ikan' yang artinya sama namun bahasa berbeda.
Namun bila Miss Rochma perhatikan juga, banyak sekali kata-kata yang tidak sesuai EYD dan kaidah bahasa di post ini. 'Banget seh, cuma, ma, engga'.
Saya jadi bimbang, bagaimana seseorang hendak mengajar penggunaan bahasa indonesia yang sesuai kaidah kepada anak bila pengajarnya juga main mix and match?
But wait, saya sendiri juga tidak EYD dan heboh dengan mix-match bahasa, maka saya sadar tidak memiliki posisi yang sesuai untuk mengkritik.
Ada sebuah pepatah mengenai guru yang sangat saya sukai, "listen to what I say not what I do". Saya berharap semoga komentar ini tidak membuat marah maupun keder Miss Rohma, namun sebagai pengingat bagi kita semua untuk berbahasa yang baik dan benar...
@aquavintage. ups, sebelumnya ya, FYI, saya menulis postingan ini bukan tentang mengajarkan tentang penggunaan bahasa indonesia dan jawa yang baik dan benar lho. tapi tentang pengajaran pada anak saya tentang dua kata yang berbeda tetapi memiliki arti sama. :)
BalasHapusdan lagi, penggunaan bahasa yang acak adut disini, hanyalah gaya penulisan saya ajah ya. selama ini lho, saya mengajarkan ke anak saya dan siswa saya juga berbahasa yang baik kok. ya, mungkin ini terkesan nggak konsisten. tetapi, saya jadi ingat diskusi di sebuah grup, bahwa setiap penulis memiliki gaya bahasa tersendiri dalam menyampaikan maksudnya :)
hihihi, akunya malah senang kalau ada yang komentar macam begini. artinya, tulisanku benar-benar dibaca dengan hati-hati. dan responnya nggak sekedar respon standart. dan artinya lagi, akunya kan bisa ngerti juga mana yang perlu diperbaiki, dan mana pula yang perlu dipertahankan :)