Cepat-cepat Lissa menyesap air yang tak banyak jumlahnya itu dan menyerahkan kembali gelasnya padaku. Cepat pula dia sambar jubah tidur untuk menutupi lingerie barunya dan setengah berlari keluar kamar.
"Sayang, ada apa?" Kuikuti langkahnya yang semakin cepat menuju dapur. Sebentar Lissa berhenti kemudian berbalik arah menuju meja komputer di ruang tengah. Diambilnya senter. Kulihat masih ada ketakutan di wajahnya. Gemetar di tubuhnya ditutupi dengan merekatkan jubah tidur semakin erat di tubuhnya.
"Sayang, please ... Ada apa? Kamu mulai membuatku khawatir." Tanyaku sambil menarik lengan Lissa untuk menghentikan geraknya. Lissa mendelik, tubuhnya kaku.
"Aku mimpi Dereck!"
Aku terkejut tapi tak membuatku melepas genggamanku di lengan Lissa. "Dereck?"
"Ya, Dereck. Suamiku."
"Kita sepakat untuk tak terlalu mengungkit-ungkit Dereck, Sayang," ucapku sambil melepaskan lengan Lissa yang mungkin terasa sakit karena kencangnya genggamanku.
"Tidak, aku tak mengungkit hilangnya Dereck," ucap Lissa sambil berjalan mondar-mandir di depanku. "Tapi mimpi tadi sungguh nyata, Peter."
Kugeret Lissa menuju sofa di ruang tengah dan mendudukkannya. "Ceritakan padaku, apa mimpimu."
Lissa menatapku tajam. Mengambil nafas dalam sebelum akhirnya bercerita tentang Dereck yang datang di mimpinya.
***
Kulirik arloji di tanganku. Dua jam lagi Lissa pulang dari kantornya. Aku harus cepat membereskan ini. Menghilangkan Dereck selamanya dari kehidupan Lissa. Kutanamkan sekop di tanah untuk menggali lubang yang sudah semakin dalam. Saat lubang itu sudah siap, kulempar tubuh Dereck yang sudah mulai membusuk ke dalamnya. Lalu kututup tubuhnya dengan tanah, menguburnya.
Setelah lubang itu sudah tertutup sempurna, kututup bekas galianku dengan daun-daun pohon mapple yang banyak berjatuhan di halaman belakang rumah Lissa untuk menyamarkan bekas galianku.
Aku tersenyum puas sambil mengingat-ingat cerita Lissa tentang mimpinya semalam.
"Dereck menarik tanganku, Peter, menuju ruang bawah tanah. Tiba-tiba aku sudah berdiri di depan peti besar yang aku gunakan untuk menyimpan barang-barang bekas. Dereck menyuruhku membuka peti itu, Peter. Saat kubuka, kulihat tubuh Dereck di sana! Dengan leher menganga penuh darah yang sudah kering!"
Kali ini aku menang, Dereck. Aku bosan menjadi bulananmu sejak umur kita masih lima belas tahun. Sekarang Lissa sudah kembali menjadi milikku, setelah kau rebut dariku tiga tahun yang lalu.
Ugh, pembunuhan... :(
BalasHapusKeren ceritanya... :)
Ceritanya bikin deg-degan nih mbak.
BalasHapusNice :)
si Dereck-nya itu bikin aku ngebayangin si Derek Sheperd yg di Grey's Anatomy itu, kesian kalo seganteng dia dibunuh #eh? qiqiqi
BalasHapusterima kasih semuanyaaaaa.. sayanya ajah bikin ini cerita sambil deg-degan :D
BalasHapus@mbak orin. hahahaha... jangan dibayangin cowoknya seganteng itu dunk. aku malah bayangin si kulit hitam (lupa namanya) di film Obsessed yang namanya juga Dereck :D
FFnya kereeen mbak
BalasHapusKasihan Dereck... #apalagi kalo Dereck ganteng.. hihihi..
BalasHapus@enny. makasih :)
BalasHapus@mbak matris. hihihi, ntar deh aku deskripsikan kegantengan dereck di cerita lain :)
sebegitu besar cintanya pada Lissa kah hingga bgtu
BalasHapusPada dasarnya, kebencian muncul karena cinta yang egois T~T
BalasHapus*tsaaah*
nice story, Mbak :')
@enny. terima kasih ya...
BalasHapus@mbak matris. tunggu, ntar deh aku buat si dereck yang ganteng tapi nggak jadi korban pembunuhan :D
@mruhulessin. ya.. kadang logika tidak bisa dipakai di sini :)
@noichil. setujuuuuuu say,
jadi korban pembunuhan hanya karena perebutan cinta...,,,nice story :-)
BalasHapuskereen bgt mb..ikut deg2an bacanya..
BalasHapusnice :)
BalasHapushadeh, gara-gara cinta
BalasHapusSeperti baca serial detektif :D Bagus deh.
BalasHapusSaya baca ini jadi merinding.. :|
BalasHapusOh mimpi yang penuh kekerasan..Hehehe..Bagus Mbak. Jempol dua :)
BalasHapusNice...gak bisa nebak ending y..keren mbak.
BalasHapusternyata Peter membunuh Derreck, ya
BalasHapus@hariyanto. mungkin lebih tepatnya karena korban adalah pelaku pem-bully :)
BalasHapus@mbak enny mamito. terima kasih. saya bikinnya juga sambil deg-degan :)
@mbak carra. terima kasih :)
@jiah. begitulah cinta, jiah. nggak heran ada istilah cinta itu buta :)
BalasHapus@evi. terima kasih :)
@mbak rini, mbak evi, indra. makasih dah baca :)
@mama chi. hehehe, begitulah mbak ceritanya :)
aku agak gagal paham kayanya nih.
BalasHapusdereck dibunuh oleh peter? mayatnya sudah busuk, berarti udah lama. kapan, sebelum menikahi Lissa? siapa yang menyimpan mayat dereck di peti? peter? kalau dipindah dikubur lalu lissa akan berhenti mimpi buruk?
oh ya itu awalannya agak ganjil. istri menjerit-jerit kok malah langsung ditinggal ambil minum, bukannya ngapain dulu gitu untuk menciba menenangkan...
BalasHapustemanya oke sih. tapi nyusunnya masih kurang manis :)
wah wah.... genre thriller yang singkat dan tumben bisa sesingkat ini yah aku nemunya... keren banget.... Wah cerita lissa, peter dan dereck ini ngingetin banget sama film yang ceritanya si arwah kakak beradik bertukar tempat... aku juga serem nontonnya... tapi juga bikin aku inget sama Harrison Ford di film What Beneath Lies... kalo gak salah judulnya itu... hohoho.. aku suka banget thriller, tapi cerpen thriller ternyata seru juga yah... kapan kapan aku mau ah buat... hihihi... aku baru banget tahu lho cerpen berani cerita ini.. keren miminnya ^_^
BalasHapus@mbak latree. hm,, memang awalnya itu lho yang bikin ganjil. teriak tiba-tiba trus bergegas ambil minum. promptnya susah, hahahahah... alasan.. makasi mbak masukannya. kudu detail lagi ini ceritanya kalau bikin :)
BalasHapus