Baiklah, saatnya saya menulis kembali di blog setelah beberapa hari yang lalu saya berhenti menulis gegara harus operasi pasang pen di siku kiri setelah kecelakaan motor. Kronologi ceritanya, baca di sini ya.
Singkatnya begini, kalau yang tetiba nyelonong belok tanpa lampu sein itu adalah orang yang usianya sudah di atas tujuh belas tahun, mungkin saya tidak akan segitunya merasa 'mangkel'. Tapi karena yang nyelonong itu adalah remaja yang baru lulus SMP, saya jadi semakin emosi jiwa *guyur kepala pakai es, sabar Jeng*. Dan yang bikin saya semakin emosi jiwa lagi itu adalah, si remaja ini (sebut saja si W), baru dibelikan motor sama ibunya tanggal 1 bulan ini! Dan, dan, motornya model cowok dengan daya 150cc!! Saya langsung tepok jidat bertubi-tubi di kasur rumah sakit *mulai lebay*.
Kawan, kita sendiri tahu, bahwa usia di bawah tujuh belas tahun adalah usia di mana remaja masih belum boleh melakukan hal-hal yang berhubungan dengan hukum. Seperti membawa kendaraan bermotor sendiri, menikah, melakukan pemilihan umum, dan masih banyak lagi. Bahkan jika remaja di bawah usia tujuh belas tahun yang melakukan pelanggaran hukum, akan mendapatkan sangsi yang berbeda daripada orang dewasa dengan usia di atas tujuh belas tahun. Dalam psikologi, usia di bawah tujuh belas tahun termasuk dalam rentang remaja akhir atau dewasa awal. Di mana seseorang pada usia tersebut masih pada masa peralihan dari remaja yang penuh dengan sifat 'semau gue' menuju ke sifat-sifat yang harus lebih mematuhi tata krama kehidupan yang lebih riil. Jikalau, seseorang itu tidak bisa melewati tugas perkembangan remajanya dengan baik, yang terjadi adalah dia akan terbayang-bayang pada perilaku-perilaku remaja yang masih belum bisa dia tinggalkan padahal dihadapannya sudah harus melakukan tugas perkembangan sebagai orang dewasa.
Mungkin ini yang menjadi dasar mengapa pemerintah menetapkan dasar di atas usia atau di bawah usia tujuh belas tahun sebagi dasar pengambilan keputusan hukum. Entahlah, CMIIW ya...
Mungkin ini yang menjadi dasar mengapa pemerintah menetapkan dasar di atas usia atau di bawah usia tujuh belas tahun sebagi dasar pengambilan keputusan hukum. Entahlah, CMIIW ya...
Back to the topic, setelah muternya kejauhan. Hihihi..
Berkendara motor itu membutuhkan skill tersendiri lho. Seperti keseimbangan, daya ingat, kecakapan dalam pengambilan keputusan, kemampuan menentukan timing yang tepat, dan masih banyak lagi. Berdasarkan teori psikologi di atas, mengapa saya sangat tidak respect dengan remaja usia di bawah tujuh belas tahun itu membawa kendaraan bermotor, ya karena remaja di bawah usia tujuh belas tahun masih belum memiliki keseimbangan psikologi pada beberapa kecakapan yang dimiliki oleh orang dewasa.
Jadi kawan, baiknya kita memberikan beberapa arahan terlebih dahulu pada anak-anak kita sebelum mereka benar-benar siap untuk membawa kendaraan bermotor sendiri di jalan raya.
1. Sampaikan kepada anak kita bahwa lebih baik mereka membawa kendaraan bermotor setelah usia mereka tujuh belas tahun. Mungkin bagi beberapa orang tua, hal ini akan sedikit mendapat pertentangan dari pihak anak. Apalagi jika teman-teman anak kita turut andil dalam memberikan pengaruh pada pengambilan keputusan si anak. Tapi, jika kita sebagai orang tua yang disiplin pada keyakinan kita sendiri, InsyaAllah hal ini akan mudah dilalui.
2. Jika anak kita di rasa sudah siap untuk membawa kendaraan bermotor, ajarilah rambu-rambu lalu lintas dan praktekkan bersama anak kita. Mengapa harus dipraktekkan bersama? Jangan lupa, otak kita akan lebih mengingat hal-hal baru jika kita mempraktekkannya dan tidak sekedar menghafalkannya saja.
3. Ajarilah anak kita untuk mengendalikan emosinya dengan baik saat di jalan raya. Banyaknya masalah kecelakan yang terjadi pada siswa saya (dan pada saya saat ini) adalah dikarenakan si anak masih belum baik mengendalikan emosinya di jalan raya. Ingat, remaja adalah masa di mana segala bentuk emosi sedang di puncak-puncaknya. Dan kita sebagai orang tua membantu mereka mencari cara untuk mengendalikannya.
4. Jangan mudah menuruti kemauan anak. Lihatlah dengan cermat, apakah anak kita sudah membutuhkan kendaraan bermotor dalam kegiatan sehari-harinya? Kalau memang belum, lebih baik dialihkan pada kendaraan umum saja. Selain lebih aman, bisa mengurangi kerapatan kemacetan bukan?
5. Latihlah kecakapan anak kita sejak kecil, terutama yang berhubungan dengan kecakapan berkendara jika kita sebagai orang tua memiliki rencana untuk memperbolehkan anak kita berkendara saat mereka besar nanti.
Beberapa tips dari saya ini, saya berikan berdasarkan pengalaman saya berkendara motor dan pengalaman saya menangani masalah-masalah siswa saya yang berkaitan dengan pelanggaran berkendara motor. Jika ada yang perlu menambah, silahkan menambah di kolom komentar.
Selamat mencoba dan semoga kita dijadikan orang tua yang memiliki disiplin yang tinggi. Bye.. *melambai bak putri Indonesia*
Setuju sekali zoeh...memang banyak ortu yg tdk brpkir pnjang sblm mmbrikn kprcyaan bagi anaknya yg msh dbwh umur (d bwah 18 thun, oiya sori zoeh skalian ralat, bukan 17,tp 18 thn batas usia anak)berdasarkan pengalaman,bnyak kasus laka lantas yg dilakukan oleh para remaja tanggung tsb,baik yg sifatnya kcelakaan tunggal,maupun yg brsinggungan dg pngguna jalan lain.ortu biasany bru mrasa mnyesal saat si anak mnjadi korban, atau brhadapan dg hukum.
BalasHapusterkadang banyak juga orangtua yang sudah habis akal buat nasehati anak-anaknya saat berkendara tapi balik lagi ke anaknya, anka sekarang itu loh kok ya bandel2 ya *khusus banget ya anak2 sekarang hehe*....yah begitulah anak2 puber sekarnag, maunya sendiri, biar dibilang keren, jago, gaul dll...
BalasHapussemoga dengan kejadian ini, si penabrak anak remaja bisa sadar..belajr dari pengalaman...cepat sembuh ya zuzuzh sayang..mwah tlepoks :D
Semoga tangannya cepat sembuh dan bisa beraktivitas kembali seperti biasa
BalasHapusAlhamdulillah operasi pemasangan pen nya berhasil ya Mak? :) Semoga cepat pulih dan bisa beraktivitas spt biasa.
BalasHapusSekarang memang smakin banyak anak2 di bawah 17 tahun yg sudah mengendarai motor bahkan mobil. Serba salah juga kita untuk menjudge salah satu pihak saja, orang tua atau anak. Menurut saya penting sekali diadakan sosialisasi gencar tentang keamanan berkendara, bagi semua kalangan dan usia (sama kyk sosialisasi KB :) ).
Wacana ttg usia anak ini pernah juga saya bahas di http://riskiringan.blogspot.com/2013/06/mereka-belum-17-tahun-kok-boleh.html
Salam kenal Mak.. :)
suamiku jg pernah hampir aja tabrakan sama anak SMA, padahal suamiku bawa motornya pelan banget. Anak SMA itu yg oleng.
BalasHapus@ochid. delapan belas ya? ups, di edit bentar lagi.. bener tuh chid. kalau sudah terkena masalah hukum, biasanya orang tua langsung keder. norma hukum kan sangsinya tegas dan jelas
BalasHapus@iis. si W ini ceritanya memang karena iming-iming temannya. sering digojlokin juga.
@honey. amin. terima kasih :)
@mak risky. di sekolah saya ngajar, dah pernah ada sosialisasi kepada anak dan ortu. tapi banyak ortu yang tidak terlalu mengindhkan. alasannya, mereka membelikan sepeda moto untuk membantu orangtuanya berdagang. padahal, kalau mau dilihat lebih dalam, porsentase alasan itu hanya sekian persen saja
BalasHapus@mbak leila hana. kita sudah hati-hati, oang lain malah yang bikin celaka..
tapi emang sih Ri, rumahku kan deket SMP jg, parkiran motornya penuuuuuh, aku pikir sebaiknya pihak sekolah jg harus ikut ambil bagian, ga ngebolehin anak muridnya bawa motor sendiri misalnya.
BalasHapuseniwey, semoga segera pulih ya Jeeeeng
alhamdulillah operasinya berhasil. Semoga cpt sembuh.
BalasHapusWkt Mak Hana bikin GA ttg SIM, sy menulis ttg ketidak setujuan sy kl anak2 dibawah umur udah bawa motor. Selain blm punya SIM, mereka cenderung ugal2an
innalillahi... semoga sehat2 mba rochma. walau sedikit sakit, mesti tetep semanget nulis. teh pipit senja aja yg mesti cuci darah terus2an tetep semangat menulis. Etty Hadiwati Arief kan blogging juga. tua pasti datang, dewasa belum tentu. dan peran orangtua untuk mendidik anaknya ttg kedewasaan berkendara
BalasHapuskadang ada orang tua yang malah bangga anaknya bisa berkendara di usia muda. atau karena alaasan ingin memanjakan, sebagai hadiah, anaknya dikasih motor. padahaaal kan orang tua ga terus menerus bisa memperhatikan anaknya kalau berkendara itu kayak gimana. ini seremnya liat anak2 kecil naik motor, duh
BalasHapussetojoo Maak !!
BalasHapusdan sebagai tukang ojek sejati aku sellau mengajarkan tips2 itu pada anakku yang lagi dan sedang aku ajarin naik motor.
Apalagi di komplek sekitarku anak2 sd dah mulai berseliweran pada naik motor, iihhh ya gitu deh, kadang ga tau aturan :P
Sekarang udah pulih kan mbak? wah kok baru tahu ya, kalau tahu gitu sampean wis tak jenguk sambil bawa oleh-oleh apokat haha
BalasHapusKata orang Jawa sih itu istilahe "durung seken" pegang stir mbak. Yah, kalau soal itu sih sebenarnya peran orang tua juga sih untuk mengambil kebijakan kapan anak-anaknya boleh mengendarai motor.
Dan, ajarkan naik motor/menyetir mobil menjelang 17 tahun umurnya. Sekarang banyak anak SD saya lihat sudah bersliweran naik motor di jalan raya. #miris
BalasHapusAduuh, pasti nyeri bnageet tuh di Pen ya, Mba.
BalasHapusDi Banjarnegara juga banyak yang serudugan kaau naik motor, padahal saya lihat anak2nya masih bau kencuuur.
@mbak orin. di deket tempatku ngajar juga banyak tuh mbak parkir motor. pernah ya sama wakil urusan kesiswaan dirazia. hihihi... seabrek yg kena :D
BalasHapus@bunda chi. ya.. karena faktor umur sama pergaulan, kali yah, bund.. sebel liatnya kalau ugal-ugalan gitu...
@Rusydi. semangat!!!!
@linda. siswaku ada lho yg dapet jazz. padahal tahun lalu kaki dia patah karena kecelakaan motor. nah lho? itu tetap kan namanya ortu manjain anak :)
BalasHapus@mak nchie hani. toss dulu dong...
@uncle lozz. hmmm.. istilahnya baru tahu, om. tengkyu :)
@mbak ade. kalau di tempat saya, malah dibuat trek-trekan lho.. sebel gak seh?
BalasHapus@idah. di gresik juga banyak. banget malah...
selain diajarin tata cara berkendara, saya rasa mereka mesti disuruh buat aktifitas pake sepeda deh selama usia belu 17 tahun mbak. :D
BalasHapusbiar belajar presisi dan tau diri. #curcol bike to worker :D
@arai. iya kali ya... biar merka pada paham tentang tata kramanya dulu sebelum pakai. hihihi..
BalasHapus