credit |
Ruangan ini terasa dingin bagiku. Bukan karena suhu yang dingin karena hujan deras di luar sana, tapi lebih karena suramnya ruangan. Tak lama, masuk seorang wanita usia empat puluhan dengan tulang pipi yang terlihat kuat, mendukung profesinya sebagai polisi.
"Oke Ling, siapa dibalik ini semua?" Dia bertanya sambil menentukan posisi duduknya. Aku diam memandanginya.
"Ling?"
Kali ini kutundukkan wajahku. Ternyata ini malah membuatnya geram.
"Hei, jawab pertanyaanku!" teriaknya sambil menyodorkan wajahnya tepat di depan wajahku yang masih tertunduk. Aku tidak takut dengan teriakannya, tapi aku lebih takut pada Yu, yang saat ini pasti mengirim anak buahnya untuk mencariku karena barangnya tak sampai tepat waktu.
Kuangkat kepalaku, kutatap wajah wanita di depanku. Tiba-tiba sebuah ide melayang di depanku. "Aku ingin bertrasaksi denganmu, Claire."
Kening wanita berkerut, sedikit. "Transaksi?! Beraninya kamu!"
"Oh, ayolah Claire. Semua orang di kantor ini tahu kalau kamu menginginkan lowongan kolonel. Kasus ini adalah kasus besar karena melibatkan pihak kejaksaan. Dan jika kamu berhasil dalam kasus ini, pintu menuju kolonel akan terbuka bukan?"
Claire tertegun, tampak membenarkan ucapanku. Sedangkan ini adalah kesempatanku untuk memenangkan kendali.
"Beri aku keamanan tingkat tinggi dan perlindungan identitas saksi. Dan aku akan membantumu memperoleh obsesi karirmu."
Claire terdiam. Namun, tak lama dia kembali mencondongkan wajahnya di depan wajahku. "Kenapa kamu berfikir aku mau bertransaksi denganmu?"
"Karena hanya aku aset yang memiliki informasi tentang hilangnya dua kilogram morfin di gudang penyimpanan barang bukti di kejaksaan," jawabku.
Kuperhatikan gestur Claire yang menunjukkan kalau dia mulai berfikir. "Aku sebagai sekretaris di kejaksaan, seharusnya lebih tahu tentang seluk beluk kejaksaan bukan?" tanyaku untuk meyakinkan Claire.
"Baiklah. Aku atur semuanya. Dan persiapkan jawabanmu," ucap Claire sambil beranjak,
Aku tersenyum atas kebodohan Claire. Aku memang tak ingin tertangkap anak buah Yu, tapi aku pun juga tak mau Clare semudah itu mendapatkan promosi jabatannya. Kumulai berfikir, manyusun rencana-rencana penyelamatan diri.
"Oke Ling, siapa dibalik ini semua?" Dia bertanya sambil menentukan posisi duduknya. Aku diam memandanginya.
"Ling?"
Kali ini kutundukkan wajahku. Ternyata ini malah membuatnya geram.
"Hei, jawab pertanyaanku!" teriaknya sambil menyodorkan wajahnya tepat di depan wajahku yang masih tertunduk. Aku tidak takut dengan teriakannya, tapi aku lebih takut pada Yu, yang saat ini pasti mengirim anak buahnya untuk mencariku karena barangnya tak sampai tepat waktu.
Kuangkat kepalaku, kutatap wajah wanita di depanku. Tiba-tiba sebuah ide melayang di depanku. "Aku ingin bertrasaksi denganmu, Claire."
Kening wanita berkerut, sedikit. "Transaksi?! Beraninya kamu!"
"Oh, ayolah Claire. Semua orang di kantor ini tahu kalau kamu menginginkan lowongan kolonel. Kasus ini adalah kasus besar karena melibatkan pihak kejaksaan. Dan jika kamu berhasil dalam kasus ini, pintu menuju kolonel akan terbuka bukan?"
Claire tertegun, tampak membenarkan ucapanku. Sedangkan ini adalah kesempatanku untuk memenangkan kendali.
"Beri aku keamanan tingkat tinggi dan perlindungan identitas saksi. Dan aku akan membantumu memperoleh obsesi karirmu."
Claire terdiam. Namun, tak lama dia kembali mencondongkan wajahnya di depan wajahku. "Kenapa kamu berfikir aku mau bertransaksi denganmu?"
"Karena hanya aku aset yang memiliki informasi tentang hilangnya dua kilogram morfin di gudang penyimpanan barang bukti di kejaksaan," jawabku.
Kuperhatikan gestur Claire yang menunjukkan kalau dia mulai berfikir. "Aku sebagai sekretaris di kejaksaan, seharusnya lebih tahu tentang seluk beluk kejaksaan bukan?" tanyaku untuk meyakinkan Claire.
"Baiklah. Aku atur semuanya. Dan persiapkan jawabanmu," ucap Claire sambil beranjak,
Aku tersenyum atas kebodohan Claire. Aku memang tak ingin tertangkap anak buah Yu, tapi aku pun juga tak mau Clare semudah itu mendapatkan promosi jabatannya. Kumulai berfikir, manyusun rencana-rencana penyelamatan diri.
***
pas 300 kata ^^
maunya di bodohi....
BalasHapuswong pinter keblingerrrr bokkk
siap2 ku jemput ya di persimpangan,5 menit lagi..go!!
BalasHapus*berasa main film xxx wkwkwkwkwk
ok claire harus tau seluk beluknya yaa, kaburr tuh yang pinter -_-
BalasHapusbisa menang kalo kenal lawan ya :) plus pinter baca body language haha :)
BalasHapusItu maksud 300 kata? tulisannya mbak? hehehe
BalasHapusClaire pun berfikir aku harus hati-hati dengan anak ini dia pasti merencanakan sesuatu..
BalasHapusSuka sama gaya bahasa Mbak Rochma. Berasa baca novel terjemahan ^^
BalasHapuskomen ku sama dengan Carra. *udah nulis komen panjang, eh ga keposting. Nasibbb....
BalasHapusterus... gimana tuh kelanjutannya?
BalasHapusmiss ini kayak cerita yg perlu ada sekuelnya kalo enggak linda ga ngerti haha
BalasHapusSeruuuuu!!!
BalasHapusbikin sekuelnya Riiiiii
BalasHapusterima kasih sudah membaca. mungkin sedikit membingungkan, terutama ketika kita tidak terbiasa menonton serial detektif. ke depannya, diusahakan lebih baik lagi ya berceritanya... :)
BalasHapussekuel? boleh.. :)
ditunggu kelanjutannya hehehe,,
BalasHapusnah, bs jd claire keliatan bodoh pdhl sebetulnya ... bs banyak intrik ini kl dilanjutin kayaknya :D
BalasHapusMenunggu lanjutannya qiqiqi
BalasHapus