Meskipun Aku Orang yang Kuat, Tetapi Aku juga Butuh Genggaman Tanganmu

credit

Meskipun Aku Orang yang Kuat, Tetapi Aku juga Butuh Genggaman Tanganmu - Kita semua adalah orang yang kuat. Saya yakin itu. Tak bisa kita hitung lagi, berapa kali kita jatuh bangun karena masalah-masalah yang kita hadapi selama kita hidup. 

Saat saya mengamati pertumbuhan Arya, saya juga meyakini bahwa Arya adalah anak yang kuat. Dia mampu bangkit saat pertama kali terjatuh setelah belajar berlari. Ya, meskipun melalui yang namanya menangis dulu. Dia tetap mau mengajak temannya yang lebih besar, yang sering mendorong dan berkata kasar padanya, meskipun sebelumnya ada rasa takut di wajahnya. Dia juga mampu melewati masa menyapih dengan penuh paksaan karena saya kesulitan menyusui pasca operasi patah tulang.

Ya, karena di sekitar Arya masih banyak orang-orang yang mendukungnya saat mentalnya ditempa dengan masalah-masalah yang dia hadapi. Meskipun bagi orang dewasa, masalah-masalah yang dihadapi Arya adalah sepele.

Kemarin, saya berbahagia. Karena salah satu teman saya, yang merupakan sahabat masa kecil, tetangga, teman curhat masa remaja, melahirkan anak pertamanya. Bayi perempuan yang cantik, putih, dan mungil. Dia, adalah salah satu teman saya yang kuat mentalnya. Untuk bisa memiliki bayi cantik itu, dia ikhlas melewati masa keguguran sampai dua kali. Bahkan, saat akan melahirkan pun, dia ikhlas menerima sakit yang amat sangat karena plasenta yang menutupi jalan lahir dan flek yang tak henti-henti. Belum lagi, dia sempat depresi berat karena tak segera di operasi karena menunggu proses rumah sakit yang berbelit.

Tapi saya yakin, dia tetap menguatkan dirinya untuk segera memeluk bayi mungilnya. Karena ada suami dan orang tuanya yang selalu memberinya semangat. Serta saya yang mengatakan semuanya akan baik-baik saja karena saya menerima kabar dari saudara ipar saya yang bekerja di rumah sakit, bahwa dia akan segera dioperasi keesok harinya.

Kemarin pula, seorang siswa saya yang sudah lulus mendatangi saya di kantor. Dia datang dengan wajah sedih, rambut acak-acakan meskipun dia kucir kuda. Ternyata, dia merasa kalau ayah ibunya sudah tak lagi memiliki komunikasi yang sehat. Diam-diaman, sering bertengkar, dan tak lagi tidur sekamar. Meskipun siswa saya ini adalah perempuan yang pintar, tapi akhirnya dia memutuskan untuk menemui saya karena dia membutuhkan sedikit sentuhan di jemarinya dan kalimat 'Kamu dan keluargamu akan baik-baik saja'. Saya yakin, dia akan bisa melewati kegelisahannya setelah kami berdiskusi untuk mencari jalan keluar.

Begitu pula dengan saya. Saya yakin, saya adalah wanita yang kuat. Buktinya, saya bisa melewati masalah-masalah besar yang menghantam mental saya, tanpa harus saya menjadi gila karena depresi berkepanjangan. Tapi tetap, dibalik kekuatan yang saya miliki, ada orang-orang yang ikut andil di dalamnya. Yang selalu mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, yang selalu bersedia menerima keluhan dan air mata yang tak bisa saya bendung dan yang selalu memotivasi saya untuk tak berhenti mencari solusi terbaik.

Ya, sekuat apapun seseorang menghadapi masalah-masalah kehidupan, tetap saja dia membutuhkan genggaman tangan orang lain untuk menenangkan degup jantungnya dan mengatakan bahwa semuanya pasti akan terlewati dengan baik. Meskipun Aku Orang yang Kuat, Tetapi Aku juga Butuh Genggaman Tanganmu