Hari Pertama Arya di Kelompok Bermain - Masih ingat kan cerita tentang saya mendaftarkan Arya ke Kelompok Bermain? Ini cerita lanjutannya ya.
Awalnya, saya pikir kelompok bermainnya Arya ini ikut-ikutan libur lama seperti jenjang pendidikan lainnya (liburnya hampir 1,5 bulan sendiri). Ternyata nggak pemirsah. Sekitar dua minggu yang lalu, saya disms oleh gurunya bahwa anak-anak diundang datang ke sekolah keesokharinya pada pukul delapan pagi. Untungnya, saat itu baru selesai pembagian raport di sekolah, jadinya saya bisa datang ke undangan.
Kami sebagai orang tua diundang untuk memberitahukan tentang pembagian kelas dan jadwal masuk selama puasa dan setelah hari raya nanti. Arya dan teman-temannya, masuk selama tiga hari untuk pengenalan lingkungan Kelompok Bermain, pengenalan program belajar sambil bermain dan pembagian seragam.
Untungnya, saat hari pertama saya bisa mendampingi Arya. Sebenarnya, sudah kadung ijin datang telat sih ke ketua koordinator saya karena saya ada tugas di kegiatan penerimaan siswa baru. Tapi ternyata, hari pertama Arya sekolah, nggak butuh waktu lama karena hanya perkenalan dengan guru dan teman serta anak-anak diajak belajar sambil bernyanyi. Jadinya saya nunggu sampai kegiatan berakhir kemudian bergegas ke sekolah.
Sebenarnya, kondisi Arya saat itu sedang nggak bagus karena dia belum sembuh benar dari sakit. Beberapa hari sebelumnya, Arya didiagnosa terserang gejala thypus. Saya dari kemarin ragu mau ajak dia ke Kelompok Bermain, tapi karena sejak lama saya dan keluarga sudah sounding dia tentang masuk Kelompok Bermain, jadinya saya nggak tega lihat dia kadung semangat ngajak berangkat. Siapa tahu ini semangat dia untuk kelak tidak bosan dengan kegiatan di sekolah. Yang bisa saya lakukan saat itu adalah sounding Arya terus-menerus untuk tidak terlalu banyak bergerak dan tidak terlalu capek nanti.
Karena rencananya saya tinggalkan Arya di tengah-tengah kegiatan dan kemudian saya langsung capcus ke sekolah, akhirnya saya berangkat dengan Ibu. Nanti, sekiranya sudah bisa saya tinggal, peran menunggui Arya di hari pertama akan digantikan oleh Ibu.
Namanya juga perkenalan, Arya dan teman-temannya dikenalkan oleh empat guru yang ramah-ramah. Mereka mengajarkan beberapa lagu anak-anak, doa sehari-hari dan sebuah yel-yel penyemangat.
Awalnya, Arya nggak mau pisah sama saya. Inginnya didampingi terus. Tapi, salah satu guru yang bernama bu Yaya, dengan sigap mengajak Arya bergabung di kelompoknya dan berbaris untuk bersiap menyambut guru yang lainnya. Setelah saya yakin Arya nyaman dengan bu Yaya dan kelompoknya, saya mundur pelan-pelan dan bergabung dengan ibu-ibu yang lainnya di belakang barisan, tetapi posisi saya masih terlihat dari tempat Arya berdiri.
Sebentar-sebentar Arya menoleh ke belakang mencari saya. Karena posisi saya masih bisa dilihat oleh Arya, dia tampak lega. Dan saat saya merasa Arya sudah sangat nyaman dengan kelompoknya dan belajar dengan gurunya, saya bergabung dengan Ibu yang posisinya lebih jauh. Trik sih ini sebenarnya, untuk pelan-pelan melepas Arya ke lingkungan baru dan memunculkan keberanian dan kenyamanan dia di lingkungan baru. Trik yang sebenarnya bukan hanya untuk Arya saja, tapi juga untuk saya sebagai ibunya.
Karena, kebanyakan yang tidak tega melepas anaknya ke lingkungan baru itu adalah orang tuanya. Itu yang malah membuat anak jadi kurang berani dan tidak mau mengeksplorasi dirinya.
Dari jauh, saya melihat Arya sudah berani untuk menjawab dua pertanyaan gurunya, meskipun nada suaranya tidak terlalu keras. Saat diajak bernyanyi pun, dia ikut bernyanyi. Sempat khawatir sih saat gurunya mengajak melompat saat bernyanyi karena kan dia belum banyak memiliki tenaga. Untungnya, Arya bisa mengukur kemampuannya sendiri. Dia melompat, tapi tidak terlalu tinggi.
Ah, saya jadi mewek. Iya, mewek. Dan memang, saya orangnya gampang sekali terharu. Bahkan Papa waktu saya chat, dia malah bilang, "Gimana sih Mama ini. Anak sakit, mewek. Anak sekolah, mewek. Anak pintar, mewek. Lha kapan bahagianya?"
Hahaha.. Mewek saya kali ini karena saya bahagia dengan fase kehidupan Arya yang ternyata saya bisa ikut melampuinya.
Good job, Dear.
Semoga kamu nggak akan pernah merasakan bosan untuk mencari ilmu. Dimanapun kamu berada.
Salam hangat,
Ria Rochma
****
namanya juga ibu2,wajar kl dikit2 mewek hehehe...apalagi kl ngelepas anak2 sekolah,mau g mau haru biru hehehe...
BalasHapusMungkin itu yang akhirnya buat orang tua jadi ga tegaan.
Hapusselamaat yaa Arya, cieee...
BalasHapus*kata Arya Mama plis deh jangan cengeh aahh
padahal sama sendirinya juga cengeng kalo dah berurusan sama anak hihihii
HapusBiker aja bisa mewek. Apalagi kaya aku yang ga biker. Nyahahaha...
HapusDek Arya gedenya kapan? Duh Dek imut2 kinyis2 gitu wkwkwkw
BalasHapusMasih lama gedhenya tante.. Kenapa? Naksir ya, Te? Kwkwkwkw...
HapusHoreeeee, Arya sekolah ..
BalasHapusHoreeee... Sebentar lg dah TK sama SD. Waktu cepet banget, Bu .
HapusAnak saya bentar lg masuk tk, kmren pas pengenalan aja ga saya disampingnya trs, anaknya pemalu ga mau lgs ditinggal, dah bayangin bsk 2 hrs ambil cuti nungguin dia masuk sklh pertama, pasti terharu dan ga tega ya mbak ninggal anak, bayangin ajah dah mau mewek saya.
BalasHapusSampai cuti ya mak? Begitulah mak.. Berasa banget meweknya, terharunya...
HapusJd emak2 gitu, gak tegaan.... Ntar aku klo punya anak gitu jg kali ya
BalasHapusKayanya gitu jiah.. :D
Hapushoroee Arya sudah mulai masuk sekolah ya.
BalasHapusIya mak Lid.
HapusCieee si ganteng sekolah ya :D
BalasHapusSekolah baru mulai, Mak.. :D
HapusIbu Guru Yaya paham banget ya, Mbak. Arya, sehat selalu, ya. Makin semangat belajarnya nanti.
BalasHapusAmiinn aminnn... Kamu juga sama dedek sehat terus ya Idah :)
Hapushihihi saya tiap tahun ajaran baru aja masih suka mewek. Abis kalo udah gitu kayaknya waktu gak berasa :D
BalasHapusPadahal Keke Nai dah gedhe ya, mak.. Wah.. Saya juga kayanya akan seperti itu
HapusArya usia berapa tahun mba?
BalasHapus