Sejak awal saya dan suami memiliki anak, kami berdua memiliki komitmen untuk memberikan hiburan yang sesuai untuk umur anak-anak kami. Kalau memang usianya masih balita, ya beri hiburan yang memang ritmenya ceria dan bisa membangkitkan gairah anak-anak yang seolah ‘nggak mikir apa-apa’.
Untuk Arya, salah satu hiburan yang ngga ada habisnya adalah lagu anak-anak.
Sejak dia mengerti kalau lagu anak-anak itu buat dia happy dan dia bisa menyanyikannya, setiap perjalanan menggunakan mobil, ya lagu anak-anak ini yang terus menemani perjalanan kami. Dulu, dia sempat protes karena CD lagu anak-anak yang saya belikan hanya bisa diputar di CD player di rumah saja dan nggak bisa diputar di CD player di mobil. Ternyata, kata suami, saya salah beli. Yang saya beli itu, adalah VCD bukan mp3. Haha.. Sayanya oon, ngga perhatikan pas beli. Asal ambil aja di rak toko.
Setelah kami belikan lagi, wush, tiap di mobil selalu permintaan Arya adalah diputarkan lagu anak-anak. Padahal kami lagi ketawa-ketawa dengerin ‘Salah Sambung’ punya Gen FM Surabaya.
Awalnya, kami bete juga. Ini sepanjang perjalanan bakal denger lagu anak-anak sepanjang masa yang macamnya ternyata banyak juga judulnya. Kapan nih gantiannya?
Kemudian suami saya bikin perjanjian sama Arya. Kalau memang sudah waktunya ganti dari lagu anak-anak ke radio karena udah diputar sampai keriting itu lagu, ya Arya harus mau. Atau, kalau Arya sekiranya udah nggak dengarkan lagunya karena asyik bercerita sendiri atau mainan sendiri sama mainan yang dia bawa dari rumah, ya mode player-nya di ganti ke radio.
Tapi ya, malah lebih seringnya, perjanjian itu ngga berlaku. Lagu anak-anak tetap berputar sedangkan saya dan suami malah keasyikan ngobrol.
Sebenarnya, saya bersyukur sekali hidup di perumahan yang ngga melulu ada kumpul-kumpul warga. Bukannya saya seolah antisosial tapi kondisi seperti ini ada baiknya untuk perkembangan anak saya. Kita tahu sendiri, perumahan berbeda dengan perkampungan. Di perumahan, aturan-aturan yang sekiranya bisa mengganggu tetangga, dijalani betul. Misalnya, ngga boleh menyetel musik terlampau keras sampai membuat tetangga ngga bisa tidur siang.
Kan jadinya, Arya ngga dengerin melulu lagu orang dewasa yang ampun-ampunan lirik dan goyangannya. Yang liriknya kadang galau dan ya memang ngga sesuai untuk umur balita dan anak-anak. Alhamdulillah, di rumah juga ngga terlalu suka nonton konser yang diputar di televisi. Pas deh.
Musik, memang bahasa universal. Lewat musik, orang bisa menyampaikan pesan apapun dengan cepat dan mudah dimengerti. Tapi, dengan catatan, musiknya ya harus sesuai dengan umurnya. Kalau memang balita, ya beri lagu-lagu yang ceria dan bertemakan anak-anak. Kalau masih remaja, ya beri lagu yang sesuai dengan gairah ke-aku-an.
Sama nih mba kek aku dan ponakan, giliran karaoke lagunya dia. Beeeeuh diputer terooooos gk bakal dah kita dapat giliran wkwkwk. Ngalah euy, bude kudu ngalah yak :))))
BalasHapuslagu anak sekarang sdh sangat jarang ada di TV,jadi mesti cari lagu sendiri deh utk hiburan anak
BalasHapusmampir ke situs saya ya ^^
media2give.com
Lumayan sedih juga ya, lagu anak skrg susah bgt ditirukan dan dihafal. Jadi kangen lagu bangun tidur kuterus mandi.
BalasHapusjadi kangen masa2 kecil dulu..krng lagu anak2 dah mulai punah ya..
BalasHapus