Hari Minggu, 25 Desember 2016, para blogger Surabaya berkesempatan untuk gathering bersama Blue Bird Group. Awal mendapatkan undangan gathering ini, cepat-cepat saya daftarkan diri karena acara gatheringnya di Eco Green Park, Batu. Antusias gitu? Karena sudah lama ingin ke sana dan kebetulan ada kesempatan. Kalau direncanakan berangkat sendiri, malah nggak jadi-jadi berangkat. Dan lagi, kami ke sana mendapat fasilitas perjalanan dari Blue Bird Group.
Sebenarnya, hari Sabtunya itu, saya dan keluarga baru pulang perjalanan dari Tuban untuk menyambangi Paman yang sakit. Badan masih terasa capek karena kami memutuskan untuk tidak menginap karena Bapak yang malam harinya ada undangan dan suami yang esoknya harus kerja. Tapi karena sudah daftar untuk gathering ini jauh-jauh hari dan bisa bertemu dengan teman-teman blogger Surabaya yang notabene sudah lama sekali saya nggak ketemu mereka, saya mantapkan hati untuk bangun pagi-pagi buta dan urus semua keperluan rumah sebelum saya tinggal.
Menjelang pukul tujuh pagi, saya dan Arya sudah sampai di Blue Bird Pool. Sebelum berangkat, kami semua berkumpul dulu di meeting room untuk mendapatkan penjelasan tentang Blue Bird Group serta armada yang nantinya akan kami naiki hingga sampai ke Eco Green Park.
Mas Sarwanto |
Selama perjalanan gathering ini, kami didampingi oleh mas Sarwanto sebagai perwakilan Blue Bird Group, yang juga menjelaskan tentang seluk beluk yang ada di dalam perusahaan ini. Melalui mas Sarwanto jugalah, kami akhirnya tahu bahwa ternyata yang namanya Blue Bird itu nggak hanya berkutat di bisnis per-taksi-an saja, tapi pada bisnis transportasi yang lebih luas karena ternyata ada banyak pos-pos bisnis yang dibawahi oleh Blue Bird Group ini.
FYI, perusahaan domestik ini didirikan oleh ibu Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono, yang merupakan seorang janda dari seorang dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, bapak Djokosoetono. Bisnis ini dimulai oleh bu Djoko di tahun 1965 setelah suaminya meninggal dengan menggunakan dua mobil bekas yang merupakan bantuan dari PTIK dan PTHM. Dua mobil inilah yang menjadi cikal bakal taksi Blue Bird yang memiliki misi untuk membawa kepuasan, keamanan dan kenyamanan pelanggannya.
Seperti yang saya bilang diawal tadi, ternyata Blue Bird Group ini tidak hanya berkutat dibisnis taksi saja, tapi juga menjangkau bisnis bidang transportasi secara luas. Beberapa yang bisa disebutkan seperti Iron Bird Logistic, Restu Ibu Pusaka yang membuat body bus, Pusaka Bersatu sebagai salah satu distributor oli, juga menangani pendistribusian GPS. Tak hanya itu, Blue Bird Group mulai merambah dunia properti yaitu Pusaka Bumi Mutiara yang mensupport bisnis perhotelan.
Untuk mesupport pelayanan kepada calon penumpang, Blue Bird Group memberikan berbagai pilihan sarana untuk angkutannya. Enaknya, penumpang dapat memilih taksi yang bagaimana yang nantinya dia sewa supaya tetap merasa nyaman sampai di tujuan. Untuk urusan mengantar calon penumpang ke tempat tujuan, Blue Bird Group membagi lagi tipe angkutannya, antara lain: Blue Bird dan Pusaka untuk taksi, Silver Bird untuk taksi namun lebih eksklusif karena menggunakan mobil Alphard, Golden Bird yang merupakan rental mobil untuk acara-acara resmi, serta Big Bird yang berupa bus dengan berbagai jenis tipe.
Untuk gathering ke Eco Green Park, kami diajak untuk naik Big Bird dan merasakan secara langsung fasilitas yang diberikan. Big Bird yang kami naiki ini memiliki tipe Alpha, dengan 44 seat, dengan pembagian dua tempat duduk di bagian kiri dan kanan. Blue Bird terkenal dengan warna birunya, begitu pula dengan warna body Big Bird yang keseluruhannya adalah warna biru. Bersama pak Hari Purnadi sebagai sopir, kami menikmati perjalanan yang nyaman menuju Batu. Big Bird tipe Alpha ini secara keseluruhan memiliki fasilitas yang hampir sama dengan bus lainnya. Hanya saja ada beberapa fasilitas tambahan yang awalnya menurut saya nggak diperlukan, ternyata setelah dipikir-pikir memang fasilitas tambahan ini penting untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Yang pertama adalah adanya seat belt yang tersedia di semua kursi penumpang. Seat belt ini efektif untuk menghindari benturan, yang Alhamdulillah nggak terjadi saat perjalanan kemarin. Yang kedua adalah kerangka pegangan di bagian belakang kursi. Jelaslah, fungsinya untuk pegangan penumpang yang berada di belakang kita. Kalau misalnya busnya ngebut, bisalah kita pegangan pada kerangka ini daripada harus nahan-nahan takut sambil remas-reman jok kursi. LOL. Tapi, karena macet yang panjang, pak Hari Purnadi nggak ada kesempatan untuk ngebut. Lagipula, ngebut juga nggak boleh, secara bahaya yes kalau mengendarai kendaraan dengan mengebut.
Yang ketiga adalah pintu darurat yang berada di body bus sebelah kanan belakang. Ukurannya nggak terlalu besar karena memang namanya juga pintu darurat. Fasilitas keempat adalah window breaker berupa palu kecil berwarna merah yang ada beberapa buah dan tersebar di beberapa spot di dalam bus. Yang keempat adalah adanya kotak P3K dan kotak tissue untuk mengantisipasi penumpang yang sedang sakit atau mabuk perjalanan.
Kaitan untuk sabuk pengaman dan pegangan untuk penumpang |
Menuju ke Eco Green Park, kami dihadang oleh macet yang panjang. Meskipun nggak macet-macet total tapi perjalanan ke sana jadi melambat dari perkiraan. Kami semua berangkat sekitar pukul delapan pagi dan sampai di lokasi pukul 12.30. Tetapi kami semua nggak merasa bete amat karena Big Bird ini memiliki kapasitas ruang antar kursi yang lebar. Benar-benar memudahkan kami untuk moving dari posisi satu ke posisi lainnya. Apalagi saya bersama anak usia lima tahun yang sedang aktif-aktifnya, yang kadang-kadang meminta ijin untuk naik turun dari kursi dan bermain bersama putranya Mbak Li Partic di lorong bus.
Karena ruang antar kursi yang luas ini juga, membuat saya menjadi nyaman saat memompa ASI ketika tiba waktunya. Setelah alat tempur saya siapkan di lantai bus di dekat kaki, saya tinggal pakai apron dan menghadap ke jendela, kemudian kegiatan memompa ASI berjalan dengan baik. Alhamdulillah, karena sempat ragu juga sebelum berangkat tadi. Jangan-jangan armada busnya nggak enak buat memompa ASI karena jarak antar kursi yang bikin saya nantinya nggak leluasa untuk bergerak.
Begitu pula ketika pulang dari Eco Green Park menuju Surabaya, kami juga terjebak macet parah di sekitar Karang Lo, Malang, sampai dengan pintu masuk tol Pandaan. Saya sedikit khawatir awalnya, karena macet saat pulang itu resiko Arya rewel akan lebih besar karena dia sudah terlalu capek setelah berkeliling di Eco Green Park. Tapi kekhawatiran saya itu tertepis sudah karena sepanjang perjalanan pulang, Arya tertidur pulas di atas kursi bus yang empuk dengan berbantal paha saya. Bahkan nih, dengan posisi memangku kepala Arya begitu, saya masih bisa mobilitas untuk memompa ASI lagi padahal peralatan perang memompa ada di lantai bus. Berkat jarak antar kursi yang luas bukan?
Betul kiranya ketika Blue Bird Group membentuk misi untuk memberi kenyamanan kepada penumpangnya. Saya yang ketika gathering itu membawa anak usia lima tahun dan memiliki kewajiban untuk memompa ASI untuk bayi saya di rumah, benar-benar merasakan manfaatnya.
Untuk reservasi bus :
Blue Bird Group cabang Surabaya
Jalan Darmokali 2-6, Surabaya
Tlp. (031) 3724444
Blue Bird Group cabang Surabaya
Jalan Darmokali 2-6, Surabaya
Tlp. (031) 3724444
Malang banyak tujuan wisata edukasi ya? ^_^
BalasHapusBanget. Tinggal pilih aja :)
HapusBusnya kaya nyaman, ya? Luas juga
BalasHapusIyaaa.. luas jarak antar kursinya :)
Hapusbohler bohler pada asik jalan jalan nih , kmrn baru baca blog tentang blogger blue bird..saya de javu..mungkin satu rombongan hehehe
BalasHapusKayanya satu rombongan. Haha
HapusSejak tahun 1965? Wah cukup tua ya usia blue bird. Dan hebatnya pelayanan baiknya selalu diterapkan konsisten sampai sekarang. Selama ini saya dan keluarga juga tidak pernah merasa dikecewakan oleh blue bird. Kapan-kapan pengin juga deh menikmati Big Bird. :)
BalasHapusSaya juga ga pernah dikecewakan sm Blue Bird. Alhamdulillah, pelayanannya selalu baik
HapusSalam kenal
BalasHapusAsik dan seru banget sepertinya ya Mbak,
kapan lagi ada event seperti ini lagi ya,
sharing info-nya ya...
dengar-dengar blue bird mau melebarkan sayap bisnis di dunia angkasa, benarkah?
terima kasih
Ng, kalau itu saya nggak tau. Karena sejauh ini, masih konsentrasi di taksi sm beberapa produk jasa lainnya sih
HapusSaja pernah juga naik big blue bird, pas acara family gathering di kantor. Enak memang, jarak antara kursi yang kita dudukin dengan kursi depan lumayan luas. Jadi bisa selonjoran kalau pegel :D
BalasHapusIyaaa.. jarak yang luas antar kursi itu memang perlu banget pas bepergian. Seperti kmrn pas sm Arya, terbantu bgt lho
HapusSeru banget wisata rame2 begini bersama teman Blogger :)
BalasHapusIya mbak Ani, kapan lagi :)
Hapus