Kabupaten Gresik rupanya sudah beranjak menuju tua. Tapi geliatnya, kian hari tidak pernah sepi. Tampaknya, semakin banyak para pendatang dari kota lain yang mencari nafkah di kota yang bertajuk kota Santri ini. Lahan-lahan milik rakyat yang awalnya hijau subur dan menyejukkan, sudah banyak yang ditebas untuk dijadikan pabrik-pabrik yang berdiri kokoh dan siap menampung para pekerja mendulang rupiah.
Hari Minggu kemarin, 26 Februari 2017, diselenggarakan acara untuk menyemarakkan HUT Pemerintah Kabupaten Gresik ke-43 dan hari jadi kota Gresik ke-530. Tahun ini, lokasi acara diadakan di Gelora Joko Samudro, yang berlokasi di Jalan Veteran. Acara yang terselenggara pagi hari ini diawali dengan senam rekreasi Perwosi Jawa Timur, yang kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat di sepanjang jalan Veteran dan berakhir kembali di Gelora Joko Samudro untuk pembagian door prize.
Baca juga : Pameran Kreatif HUT Gresik ke-528
Saat saya tiba pukul 06.15, lagu dari senam rekreasi Perwosi sudah mulai bersenandung keras di sekitar Gelora Joko Samudro. Senam yang diadakan di halaman depan gelora yang diresmikan oleh Bupati pada tanggal 22 November 2015, ternyata diminati pengunjung yang datang. Ada panggung besar yang berdiri di depan pintu masuk lapangan sepak bola yang ada di dalam gelora, yang dijadikan tempat untuk sambutan dari panitia, Bupati dan instruktur senam saat senam dimulai. Agak jauh dari panggung, ada dua tempat juga yang juga dijadikan tempat khusus untuk instruktur senam.
Para pengunjung yang datang, bertebaran di sana-sini mengikuti irama senam dari lagu-lagu daerah Jawa Timur. Lagunya terdengar akrab di telinga saya karena memang sering dinyanyikan di radio dan channel TVRI saat saya masih kecil dulu. Selain pengunjung yang sepertinya rutin datang di gelora ini untuk olah raga di hari Minggu, pengunjung lain sepertinya berasal dari berbagai instansi pemerintah. Yang banyak adalah guru dan siswa yang memang diminta khusus untuk meramaikan acara ini. Sekolah saya saja, mendatangkan kurang lebih 30 guru beserta 300 siswa. Belum dari sekolah lain, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Setelah tubuh sedikit berkeringat, para pengunjung istirahat sebentar dan siap-siap untuk melanjutkan acara selanjutnya yaitu jalan sehat. Nggak butuh rute yang panjang karena tentu akan menggangu lalu lintas karena rutenya merupakan jalan utama yang menjadi penghubung kota Gresik dan Surabaya. Rutenya pendek, hanya sepanjang jalan Veteran, itupun dimulai dari depan Gelora Joko Samudro sampai perempatan Sentolang, lalu kembali lagi ke gelora.
Saat saya tiba pukul 06.15, lagu dari senam rekreasi Perwosi sudah mulai bersenandung keras di sekitar Gelora Joko Samudro. Senam yang diadakan di halaman depan gelora yang diresmikan oleh Bupati pada tanggal 22 November 2015, ternyata diminati pengunjung yang datang. Ada panggung besar yang berdiri di depan pintu masuk lapangan sepak bola yang ada di dalam gelora, yang dijadikan tempat untuk sambutan dari panitia, Bupati dan instruktur senam saat senam dimulai. Agak jauh dari panggung, ada dua tempat juga yang juga dijadikan tempat khusus untuk instruktur senam.
Para pengunjung yang datang, bertebaran di sana-sini mengikuti irama senam dari lagu-lagu daerah Jawa Timur. Lagunya terdengar akrab di telinga saya karena memang sering dinyanyikan di radio dan channel TVRI saat saya masih kecil dulu. Selain pengunjung yang sepertinya rutin datang di gelora ini untuk olah raga di hari Minggu, pengunjung lain sepertinya berasal dari berbagai instansi pemerintah. Yang banyak adalah guru dan siswa yang memang diminta khusus untuk meramaikan acara ini. Sekolah saya saja, mendatangkan kurang lebih 30 guru beserta 300 siswa. Belum dari sekolah lain, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.
Setelah tubuh sedikit berkeringat, para pengunjung istirahat sebentar dan siap-siap untuk melanjutkan acara selanjutnya yaitu jalan sehat. Nggak butuh rute yang panjang karena tentu akan menggangu lalu lintas karena rutenya merupakan jalan utama yang menjadi penghubung kota Gresik dan Surabaya. Rutenya pendek, hanya sepanjang jalan Veteran, itupun dimulai dari depan Gelora Joko Samudro sampai perempatan Sentolang, lalu kembali lagi ke gelora.
Baca juga : Hujan Penuh Berkah saat Imlek di Food Junction, Surabaya
Jangan tanya seberapa riuhnya pagi itu. Sesak sekali. Untuk mengambil foto ketika bendera start diangkat sebagai penanda acara gerak jalan dimulai, saya sendiri harus rela menerobos badan-badan manusia dan siap menerima beberapa makian karena badan mereka kena senggol. Untungnya, momen itu nggak terlewatkan karena saya mendapatkan posisi yang bagus diantara para wartawan. Sedikit menunduk sih ketika mengambil fotonya tapi nggak masalah, yang penting momennya dapat. Yang ngga dapat itu, malah fotonya bapak Sambari, bupati Gresik, yang sebentar berdiri dekat dengan posisi saya. Pas saya menyelinap sana-sini untuk ambil posisi yang pas, eh, beliaunya sudah balik badan grak. Yang dapat malah punggungnya saja.
Sayangnya, belum lima menit gerak jalan dimulai, terjadi kericuhan diantara para pejalan kaki. Ternyata, ada yang nekat mengambil dompet seorang pengunjung. Teriakan dari orang-orang membuat pencopet ini nggak bisa kabur dari kerumunan manusia. Yang ada nih, dia malah digebuki beberapa orang yang geram. Untungnya, polisi bergegas datang dan mengamankan pencopet itu sebelum dia babak belur dari amukan massa. Setelah pencopet digeret menjauh dari lokasi gerak jalan, situasi kembali normal dan acara gerak jalan berlanjut.
Sejauh saya lihat, acara ini berjalan lancar dan tertib. Minus atraksi si pencopet itu tadi lho ya. Tapi tetap, nggak ada gading yang nggak retak. Ada saja kurangnya. Kalau semisal acara ini dikonsentrasikan di dalam gedung Gelora Joko Samudro, tentunya akan lebih terlihat tertib. Tapi saya sendiri ngga tahu pertimbangan apa yang diambil oleh panitia, tapi dari sisi pengunjung sedikit menjadi kurang nyaman. Harus berdesak-desakan saat mengikuti gerakan senam karena ruangnya terbatas. Belum lagi, lokasi senamnya itu menanjak naik. Kami sepertinya sedikit berupaya saat senam. Selain menggerakkan tubuh, juga harus menjaga keseimbangan karena senam di lokasi yang datar akan berbeda effort-nya dengan senam di lokasi yang menanjak. Kekurangan lainnya yaitu para pedagang makanan kaki lima, masih masuk ke lokasi acara meskipun jumlahnya nggak banyak. Semisal para pedagang itu diberi lokasi tersendiri untuk berjualan, tentunya nggak akan ada sampah-sampah berserakan di sana-sini.
Jangan tanya seberapa riuhnya pagi itu. Sesak sekali. Untuk mengambil foto ketika bendera start diangkat sebagai penanda acara gerak jalan dimulai, saya sendiri harus rela menerobos badan-badan manusia dan siap menerima beberapa makian karena badan mereka kena senggol. Untungnya, momen itu nggak terlewatkan karena saya mendapatkan posisi yang bagus diantara para wartawan. Sedikit menunduk sih ketika mengambil fotonya tapi nggak masalah, yang penting momennya dapat. Yang ngga dapat itu, malah fotonya bapak Sambari, bupati Gresik, yang sebentar berdiri dekat dengan posisi saya. Pas saya menyelinap sana-sini untuk ambil posisi yang pas, eh, beliaunya sudah balik badan grak. Yang dapat malah punggungnya saja.
Pak Sambari, kedua dari kanan. Saya kurang beruntung :D |
Sejauh saya lihat, acara ini berjalan lancar dan tertib. Minus atraksi si pencopet itu tadi lho ya. Tapi tetap, nggak ada gading yang nggak retak. Ada saja kurangnya. Kalau semisal acara ini dikonsentrasikan di dalam gedung Gelora Joko Samudro, tentunya akan lebih terlihat tertib. Tapi saya sendiri ngga tahu pertimbangan apa yang diambil oleh panitia, tapi dari sisi pengunjung sedikit menjadi kurang nyaman. Harus berdesak-desakan saat mengikuti gerakan senam karena ruangnya terbatas. Belum lagi, lokasi senamnya itu menanjak naik. Kami sepertinya sedikit berupaya saat senam. Selain menggerakkan tubuh, juga harus menjaga keseimbangan karena senam di lokasi yang datar akan berbeda effort-nya dengan senam di lokasi yang menanjak. Kekurangan lainnya yaitu para pedagang makanan kaki lima, masih masuk ke lokasi acara meskipun jumlahnya nggak banyak. Semisal para pedagang itu diberi lokasi tersendiri untuk berjualan, tentunya nggak akan ada sampah-sampah berserakan di sana-sini.
Perhatikan lokasi senamnya. Menanjak kan? |
Baca juga : Rasakan Sensasi Makan di Penjara Ala Mie Rampok Gresik
Meskipun ada saja kekurangan saat acara ini berlangsung, tapi sejauh ini saya menikmatinya. Pengenalan senam rekreasi Perwosi Jawa Timur kepada khalayak ramai, menjadi catatan tersendiri untuk saya. Lagu-lagu daerah Jawa Timur yang menjadi backsound-nya, mengingatkan kembali memori jaman dahulu ketika lagu-lagu ini sedang berjaya-jayanya. Jadi nggak sabar menunggu rangkaian acara lainnya dari Pemerintah Daerah untuk menyambut HUT Pemerintah Kabupaten Gresik dan hari jadi kota Gresik ini.
Ya ampun,nekat banget ya pencopetnya..
BalasHapusPasti rame ya kalo ulang tahun sebuah kota,bertaburan lomba dan acara
Aih rame ya mbak 😊😊 aku enggak kesana niiih...
BalasHapusBeberapa kali aku ambil foto saat pengibaran bendara di garis start, mesti lari-lari dan nerobos tubuh gede. Suami sampai geleng kepala, wkwkwk
BalasHapusHai mbak . Aku baru sekali ke Gresik nih. Itu pun udh lama. Semoga Gresik makin maju ya :)
BalasHapusSelamat ulang tahun, Gresik!
BalasHapusSaya punya beberapa saudara di sini, tapi hanya saat lebaran bersua. Selalu dihidangkan otak2 bandeng khas Gresik. Ih jadi kangen! Langsung deh cek priceza.co.id wow! Harganya ada yang 30 ribuan. Tambah ongkir 9 rb, totalnya jadi cuma 39 rb. Termasuk murah menurut saya. Lha dari rumah saya ke Gresik ajah ongkos bensinnya udah berapa, hehe.
Atau mbaknya mau kirimi saya makanan khas Gresik? :p
wah serunya rame-rame
BalasHapusSeru banget kalo ada acara kaya gini ya mba.. sehat jadinyaa
BalasHapushai-ariani.com
Wah, ramai juga ya acaranya.. bisa sbg hiburan dan rekreasi keluarga
BalasHapus