Saat anak pertama saya, Arya, masih pada tahap menyusu, saya nggak terlalu kerepotan sekali ketika berpuasa. Lancar-lancar saja. Tantangan puasa bagi ibu menyusui ketika itu, nggak terlalu membuat saya stres. Berbeda dengan Fatin, anak kedua saya yang sekarang berusia satu tahun. Dia doyan banget nenen, dikit-dikit nenen. Juga doyan makan. Apapun dia makan. Hanya saja, makin ke sini, dia makin susah dalam dua hal: minum ASIP saat saya tinggal mengajar dan susah kalau disuruh makan nasi.
Waktu dia masih belum satu tahun, Fatin minumnya kuat banget. Sampai saya harus ekstra pompa ASI supaya ASIP di freezer nggak sampai kehabisan. Tapi setelah memasuki satu tahun, entah kenapa dia makin malas minum. Dia minum, hanya ketika bangun tidur pagi atau ketika akan tidur siang. Hanya dua kali saja. Mau nggak mau, stok ASIP saya jadi menumpuk. Efeknya, saya jadi malas pumping. Huft.
Makan nasi lain ceritanya. Problem ini juga ketika Fatin usia satu tahun. Sekitar satu bulan yang lalu, dia susah sekali makan nasi. Paling banter, sayur sama lauknya yang dia makan duluan. Pas lihat nasi, mulutnya langsung nutup rapat. Makin hari, nggak cuma nasi saja, makanan lain sering dia tolak. Berbagai macam cara sudah dilakukan. Akhirnya, mentok dengan cara makan 'terserah mau makan apa selain nasi yang penting karbo' dan cara 'makan nyicil'. Sekarang, tiap pagi dia makan roti tawar selembar dan seringnya makan telur rebus. Makan siang dan makan malam, baru deh kita jungkir balik cari cara biar makanan apapun bisa masuk ke mulutnya. Kalau udah mentok banget, kita biarin aja. Mau makan buah saja, okelah. Mau makan roti tawar lagi, bolehlah. Mau nyemil biskuit bayi habis berkeping-keping, ya sudahlah.
Karena dua hal inilah, puasa bagi ibu menyusui yang memiliki anak yang lagi malas minum ASIP dan sedang GTM, terasa agak istimewa karena saya jadi mudah lapar dan lemas. Gimana nggak gitu, Fatin jadi dikit-dikit nenen. Mungkin karena perutnya kurang kenyang. Beberapa kali, tidurnya nggak bisa lama juga. Kalau sudah seperti ini, saya yang jadinya harus ikuti ritme makan dan minum ASIP-nya dia.
Makan banyak
Huft. Iya, sahur sama buka puasa saya jadi banyak sekali. Dua kali lipat dibandingkan ketika ngga puasa. Tapi, cara ini berhasil juga. Meskipun saya bolak-balik harus kontrol berat badan supaya nggak naik. Haha.. Berat badan masih jadi bahan pertimbangan ketika berkumpul semua keluarga waktu lebaran nanti.
Perbanyak sayur dan lauk
Jangan ditanya seberapa tinggi makanan saya di atas piring. Sudah nasinya banyak, sayur sama lauknya juga banyak. Bisa habiskan? Bisa! Motivasi tertingginya, supaya saya nggak gampang lapar ketika puasa karena Fatin yang sedang malas minum ASIP dan sedang GTM.
Banyak minum air putih
Menyusui anak itu nggak hanya membuat saya cepat lapar tapi juga cepat haus. Untuk mengantisipasi itu, saya banyak minum saat bangun tidur, sahur, buka puasa dan menjelang tidur malam.
Nggak begadang
Ini masih susah sekali saya lakukan. Saya masih suka begadang untuk me-refresh pikiran saya sehari itu. Maunya begadang untuk santai-santai, untuk siapkan menu sahur puasa, atau juga mengerjakan deadline tulisan.
Istirahat yang cukup
Karena jam kerja saya hanya sampai siang hari, seharusnya saya ada waktu untuk istirahat lebih banyak daripada ibu bekerja yang pulangnya lebih sore. Tapi entah kenapa, itu nggak berlaku untuk saya. Ada saja yang harus saya lakukan ketika memasuki jam istirahat siang. Tapi, ketika puasa ini, saya memaksa diri saya sendiri untuk mengistirahatkan badan, kalau bisa tidur juga (efek saya masih belum bisa lepas dari begadang). Cara yang saya pakai, saya menggunakan separuh waktu istirahat anak-anak untuk saya istirahat juga. Jadi gini, Arya dan Fatin, ketika tidur siang waktunya hampir bersamaan. Kalau semisal mereka tidurnya dua jam ketika siang itu, saya tidur sejam saja sudah cukup. Waktu sisanya sebelum mereka bangun, saya pakai untuk aktifitas lain.
Menggunakan stok ASIP dan menyediakan cemilan sehat
Karena stok ASIP saya masih banyak, kalau saya sudah lemas sekali karena Fatin yang nenen terus, saya akhirnya keluarkan stok ASIP di freezer. Memang sih, stok ASIP jadi berkurang dan saya mungkin akan power pumping di lain hari, tapi cara ini lebih efektif daripada saya harus menahan lapar dan lemas sampai waktu berbuka puasa tiba. Cara yang kedua, saya menyediakan cemilan sehat untuk bayi dan anak-anak sebagai persiapan kalau Fatin sudah malas makan. Paling sering: buah, biskuit, roti tawar, telur rebus.
Baca juga : 8 Tips Bugar Ketika Puasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Baca juga : 8 Tips Bugar Ketika Puasa untuk Ibu Hamil dan Menyusui
.
.
Puasa bagi ibu menyusui yang anaknya sedang malas minum ASIP dan sedang GTM seperti saya ini, harus putar otak memang supaya si anak tetap terpenuhi gizinya dan saya tetap dalam kondisi prima ketika puasa. Kadang kala, emosi jiwa jadi makin sering karena gemas dan inginnya menyerah saja. Mau makan terserah, mau minum ASIP atau ngga juga terserah. Tapi nggak bisa seperti itu juga. Mau nggak mau, akhirnya sayalah yang harus mengikuti ritme makan minum anak saya supaya dia merasa hepi dan saya nggak terlalu stres juga.
Ada pengalaman seperti saya? Cerita yuk di kolom komentar.
Perjuangan seorang ibu sangat luar biasa... salam kenal mbak
BalasHapus