Sebagai ibu pekerja yang setiap hari berjibaku dengan kerjaan kantor, dapat libur itu suatu keistimewaan tersendiri. Meskipun toh itu hanya hari Minggu misalnya. Ada kelegaan gitulah karena pikiran bisa sebentar ajah terbebas dari tugas-tugas kantor.
Hm, kalau seperti itu, artinya kalau nggak libur tetep ajah mikir kerjaan dong? Iya benar. Ngga bisa lah sepenuhnya nggak mikirin kerjaan ketika di rumah, atau pas udah di kantor nggak mikirin soal tugas di rumah. Kalau berdasar teori nih, harusnya nggak boleh punya ritme seperti itu. Ngga baik buat ketentraman hati karena kitanya jadi nggak bisa totalitas sama pekerjaan yang sedang kita hadapi.
Jadi ya, kalau saya sebisa mungkin ketika liburan nggak mikirin kerjaan. Untungnya saja, pekerjaan jadi guru BK ini nggak sepenuhnya bisa saya bawa ke rumah. Ya kali, kalau ada konseling siswa, hasilnya ya mau nggak mau harus segera dikerjakan di sekolah, jangan di bawa ke rumah. Lha itu rahasia si siswa, masa mau dibawa ke sana kemari, nggak aman lah. Bikin program buat bimbingan pun juga begitu, saya malah lebih nyaman dikerjakan di sekolah karena data pendukung semua disimpan rapi di sekolah.
Untuk saya pribadi, kalau di rumah ya sudah, totalitas ajah sama kegiatan di rumah. Biar waras, hahaha.
Trus ngapain ajah saya kalau liburan gitu?
Kalian yang ibu pekerja, sadar nggak sih kalau waktu liburan kita itu juga malah kesita sama pekerjaan rumah yang tertunda selama seminggu kebelakang? Wkwkwk, mari tertawa bersama kalau memang iya. Ini hasil dari ngerumpi sama teman-teman sih ya. Setrika yang menumpuk, rumah yang berantakan dan perlu dibersihkan, siapin bahan makan buat seminggu ke depan, dan masih banyak lagi. Ini mah namanya nggak liburan, tapi kerja bagai kuda. Hahaha.
Trus gimana biar punya waktu istirahat pas weekend? Bagi tugas sama suami dan anak-anak. Karena suami saya pun hari Minggu butuh istirahat dan anak-anak saya belum bisa melakukan pekerjaan yang rumit, ya sudah, saya sewa pembantu atau delegasikan kerjaan rumah sama orang lain. Sudahlah, itu solusi yang membuat saya nggak stres sampai sekarang. Nggak kuat sewa pembantu yang menginap, sewalah pembantu yang cuma datang setengah hari. Minimal buat bantu-bantu setrika, ngepel atau bersihin kamar mandi.
Nggak juga bisa sewa pembantu, kirim saja baju bersih ke tukang laundry buat disetrika. Totalnya nggak seberapa banyak ketimbang sewa pembantu. Mau bersihin rumah, badan udah capek benar pengen tidur seharian tapi nggak punya pembantu? Ya udah, nggak usah dipaksa buat bersih. Bersihin malam hari saja setelah semua orang tidur. Atau, ada tuh penyedia layanan bersihkan rumah kan? Pakai ajah itu kalau emang rumah kalian benar-benar nggak bisa diselamatkan kebersihannya.
Intinya adalah, delegasikan pekerjaan kalian ke orang lain.
Dan saya bahagia dong hari Minggu bisa melakukan aktifitas yang saya suka. Minimal, biar saya nggak gabut juga gegeloran melulu di atas kasur. Terus ngapain saja saya kalau pas jatah libur datang?
Bersih-bersih rumah
Ini nggak yang sekedar sapu rumah atau ngepel saja ya, tapi total semua rumah harus bersih. Seperti bersihkan rak buku, partisi, rapikan baju-baju di lemari, buangin mainan dan baju yang sudah nggak kepake, dan masih banyak lagi. Saya bisa menghabiskan seharian sendiri untuk melakukan kegiatan ini. Malah lebih seringnya, saya minta tolong suami buat ungsikan anak-anak ke rumah ibu atau mama mertua supaya saya bebas dari rengekan dan supaya anak-anak nggak kena debu yang bertebaran juga sih.
Berkunjung ke rumah mertua
Sebenarnya ini bisa saya lakukan setiap hari, lha wong rumah mertua ini lho deket banget sama rumah saya. Tapi kalau yang pas weekend ini, agak spesial karena sambil ngajak suami. Wkwkw. Ya segitu nggak ada waktu suami buat mampir ke rumah mertua. Dia sampai rumah sudah jam 8 atau 9 malam. Bisa berkunjung ke rumah mertua sepulang kerja pun, cuma sebentar ajah biasanya karena sudah malam juga kan ya. Kalau malam-malam, ertua sudah istirahat biasanya.
Beda kalau pas libur gitu. Kami bisa lama di rumah mertua, ya karena udah nggak terbatas waktu juga. Anak-anak juga bisa bebas agak lamaan di mertua karena nggak kepentok sama jam tidur malam. Ngobrol sama mertua bisa lebih instens juga.
Berburu foto macro dan foto produk
Saya lagi belajar foto macro dengan angle yang oke biar hasilnya juga oke tanpa banyak proses edit. Saya nggak pakai kamera profesional kok, hanya kamera ponsel dengan bantuan lensa mini hasil oprekan seorang penggiat foto macro dari Bekasi.
Pagi-pagi sudah nongkrong di lapangan atau semak-semak, atau kebun kecil belakang rumah adik ipar buat mencari serangga atau hewan kecil untuk dijadikan obyek foto. Meskipun begitu, untuk dapatkan hasil yang oke, butuh waktu berjam-jam lho. Nggak segampang itu buat dapatkan hasil yang baik karena ya, tangan ini kadang gemetar, kaki juga mati rasa nahan posisi tubuh.
Kalau foto produk, ini insidential sih ya. Kalau ada produk datang, baru sesi foto-foto dimulai. Kalau nggak hari libur begini, saya nggak bisa bebas leluasa mengambil foto. Selain terkendala waktu, juga terkendala cahaya karena saya baru benar-benar fix kosong waktunya, sore hari menjelang maghrib. Ini cahaya matahari sudah nggak bisa diajak kompromi. Catatannya adalah, pas ambil foto produk begini, anak-anak harus dipegang suami saya atau ketika mereka sedang tidur siang.
Selonjoran sambil nonton drama dan film
Sempat saya candu dengan drama Korea karena ya tau sendiri kan kalau drama negara ini punya teknik tersendiri buat meraih hati penonton. Tapi sekarang, saya nggak ngoyo-ngoyo amat lihat drama Korea. Saya mulai memilah drama dan film yang genrenya saya senangi. Dengan begitu, saya nggak kehabisan waktu juga untuk istirahat dan melakukan hal yang lainnya.
Quality time sama keluarga
Pas liburan, saya bebaskan saja anak-anak ngekorin saya kemana pun saya pergi. Lha kalau nggak pas liburan gitu, mereka waktunya terbatas juga buat ketemu saya. Nggak bosen diikuti kemana-mana? Bosenlah, tapi setting saja pikiran ini pada mode santai, biar nggak bete diekorin melulu.
Tapi, suami saya itu pengertian sekali kok. Dia ngerti kapan saya bosen diekorin melulu sama anak-anak. Kalau udah gini, dianya mau ajah dimintai tolong buat pegang anak-anak. Atau kalau kami bener-bener butuh refreshing, dia ngasih usul buat keluar rumah. Entah cuma makan, jalan-jalan di alun-alun, jalan-jalan ke Surabaya, atau malah berwisata.
Latihan teknik-teknik handlaterring
Ini sebenarnya baru sebulanan ini saya lakukan karena saya ingin kembali menekuni bidang ini setelah lamaaaaa sekali saya lepas. Saya latihan dasar handlattering sebenarnya sudah lama sekali, sejak saya SMA dulu. Berhenti karena teman yang mengajari saya, pindah. Entah kenapa, akhir-akhir ini kok muncul lagi keinginan untuk kembali menekuni bidang ini.
Sebenarnya sih, nggak hanya ketika libur saja saya latihan handlaterring. Setiap hari. Dan hasilnya, saya beri tanggal supaya saya tahu perkembangan tiap harinya seperti apa. Karena ketrampilan seperti ini akan kelihatan progress-nya kalau dilakukan setiap hari.
Bagus juga mbak handletteringnya nih.. Hehe. Emang ya perlu kerja sama suami utk menikmati me time gt. Saya pernh jd guru jg. 😀. Salam kenal, ghina
BalasHapus