Pemilihan umum 2019 sudah berlalu, mari kita tunggu hasil resmi dari KPU dengan kepala dingin dan emosi yang tidak bersumbu pendek.
Tapi saya nggak bahas perkara proses pemilu atau bagaimana hasilnya nanti. Maunya, bahas tentang mengajak anak ke tempat pemungutan suara (TPS). Ada yang seperti saya dan suami yang mengajak dua krucil ke TPS?
Boleh enggak sih ajak anak ke TPS?
Boleh saja, kenapa enggak? Malah banyak manfaatnya lho buat mereka.
Manfaat ajak anak ke TPS saat pemilihan umum 2019
1. Mengajarkan anak untuk memahami bahwa kepemimpinan di Indonesia itu tidak hanya milik satu orang seumur hidup. Ada jangka waktunya untuk menjadi presiden
Malam sebelum pemilihan, Arya sempat tanya ke saya begini, “Ma, presidennya mau ganti? Enggak pak Jokowi lagi?”Oke, PR baru menjelaskan tentang ini ke Arya. Dan mungkin tahun-tahun setelahnya ke Fatin kalau nanti dia mengajukan pertanyaan yang sama.
2. Anak tahu secara langsung proses antri itu bagaimana
Di TPS saya memilih, lokasinya ada di TK tempat Arya sekolah dulu. Proses pencoblosan tidak diadakan di tengah lapangan tapi diadakan di hall TK yang ukurannya enggak terlalu besar. Dipakai untuk menempatkan bilik-bilik pencoblosan, meja panitia, dan tetek bengek milik panitia, sudah ngepas sekali.Orang-orang yang akan mencoblos, disediakan kursi plastik bersandar yang disusun memanjang di sepanjang lorong. Antrinya seperti ular yang panjang.
Mengantri itu salah satu pelajaran dasar seorang anak. Dan secara tidak langsung panitia di TPS saya ini mengajarkan dan menunjukkan kepada kedua anak saya mengantri itu seperti apa. Well, Arya paham sih kenapa mama papanya kok duduknya pindah-pindah.
3. Mengajarkan tertib dan tidak mengganggu jalannya pemilihan umum 2019
Panitia di TPS saya ini mengijinkan kami membawa para krucil ke bilik ketika waktu mencoblos untuk kami sudah tiba. Kalau panitia sudah mengijinkan, giliran kami berdua yang berperan menerapkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam memilih.Mari keluarkan semua jurus untuk menjelaskan bahwa: Sekarang Mama dan Papa tidak boleh diganggu. Mas Arya dan adek Fatin lihat saja di sebelah Mama Papa tanpa bersuara.
Ingat, anak itu masa-masanya penasaran dengan banyak hal. Dia akan bertanya hal-hal remeh yang mungkin akan mengganggu aktifitas pencoblosan. Tapi apakah harus menyuruh mereka diam dengan memarahi? Oh jangan! Itu namanya sama saja dengan mengajarkan ke mereka bahwa orang tuanya bukan sumber dari segala informasi dan mereka akan mencari informasi dari sumber lain.
Kemarin, saya dengan Fatin, suami saya dengan Arya. Saat saya membuka kertas pertama, Fatin teriak, “Mama, kertas gambarnya besar sekali!”
Hahaha.
4. Pengembangan motorik anak usia dini
Dalam seremonial ini, saya sih lebih menekankan pada motorik halus anak usia dini. Salah satu caranya, minta saja anak untuk memasukkan kertas pemilihan umum 2019 ke dalam kotak suara. Takut kertas suaranya rusak? Ya dikasih tahu dong dari sisi mana si anak bisa dengan leluasa memasukkan kertas tanpa harus merusaknya.Jangan lupa, beri pujian kalau mereka sudah berhasil memasukkan kertasnya dengan sempurna.
5. Belajar warna untuk anak
Mengajarkan warna ini sepaket dengan mengasah motorik halus di nomer 4 itu ya. Sebelum memasukkan kertas ke dalam kotak, suruh anak periksa warna yang ada di kertas yang dipegang orang tua. Minta mereka untuk memasukkan ke dalam kotak yang memiliki warna yang sama, sambil menyebut warnanya.Butuh waktu lama proses belajar warna ini? Iya memang. Tapi nggak perlu khawatir lah, karena orang-orang di belakang kita juga masih asyik-asyik ajah di bilik pencoblosan.
.
.
Semua manfaat ajak anak ke TPS itu bisa didapat kalau kita ikuti aturan dasar di TPS dong. Iyap betul, enggak menggangu jalannya proses pemilihan umum 2019. Dalam artian, sebisa mungkin orang tua yang membawa anaknya ke TPS, mengkondisikan anak-anaknya supaya bisa tetap tertib.
Caranya?
Sounding. Ini adalah cara paling dasar menurut saya sebelum kita berangkat ke
Nah, jadi siapa nih yang kemarin bawa anaknya ke TPS? Berbagi cerita yuk di kolom komentar.
Aku juga ngajak anak-anak ke TPS, tapi gantian yang jagain anak-anak. Soalnya ndilalah TPS kami sepi senyap, jadi anak-anak kayaknya lebih memilih untuk duduk di kursi sendiri.
BalasHapusIyak bener bangeeet, Arya dan adeknya kliatan hepi main2 di TPS yak
BalasHapus--bukanbocahbiasa(dot)com--
Gak kepikiran gini sih, lebih ke ketidak-nyamanan saat menunggu dan di bilik suaranya dan anak-anak kan udah gede ya, jadi tinggal nunggu mereka nyoblos sendiri kelak
BalasHapusTanpa di sadari banyak juga manfaatnya ya. Anakku juga mulai belajar tentang kepemimpinan negara bahwa harus ada pemilihan umum tiap 5 tahun
BalasHapusIya, ya Mba.jadi, nanti pas mereka gede, ga bingung pas udah wayahe nyoblos. Dulu aku sampe bingung soalnya pas pertama nyoblos
BalasHapusBanyak manfaatnya ya, Mbak, mengajak anak ke TPS. Kalau disounding terlebih dahulu anak bisa mengerti dan paham bahwa di TPS itu antriannya cukup panjang, terus panas. Hihihi
BalasHapusDan pas di bilik suara kotakannya sempit. 😂😂😂
Nah pas masukan ke dalam kotak suara, setuju banget, Mbak, anak bisa belajar warna.
Di tempat saya bekerja, kemarin ada Ibu yang bawa anak, terus nangis pas lagi ramai antri. Mungkin anak itu panas atau bingung, kok banyak banget orang. 😑
Iya, anak-anak itu memang rasa ingin tahunya besar, dan orang tua harus memfasilitasi bukannya membungkamnya.
BalasHapusSaya kemarin juga dapat banyak pertanyaan dari anak-anak berkaitan dengan pemilu. Caleg itu apa? Kampanye itu apa, kenapa harus kampanye
Anak2 ku maah ga diajak jg pada pingin ikut meski smp tempat panas2an dan ngantri panjang...
BalasHapusTernyata di tps ge enak katanya hahaha.
Tp ttp penasaran dna kepo mau tau yg dicoblos ayah ibunya
Yg paling bikin mrk hepi bs ikutan celup tinta ungu
Wah, saya baru tahu kalau mengajak anak ke TPS itu memiliki banyak manfaat. Tadinya saya kira nggak boleh, sebagaimana larangan mengajak anak ikut kampanye.
BalasHapusBanyak sekali manfaatnya ya Mba..dan anak-anak memang suka karena mereka kan melihat dunia luar, bertemu dengan orang banyak, dan belajar antri! Sederhana tapi penting yaaa Mba
BalasHapusAnak-anak kutinggal di rumah, hahaha ... Soalnya sudah membayangkan TPS yang kecil, antrian penuh banget, nggak ada tempat main buat anak-anak, oh tak sanggup aku bawa mereka. Edukasi mengenai Pemilu-nya aku ijin share ya Mbak, buat anak-anak di rumah.
BalasHapuswah kerne banget mbak ngajakin anaknya ke TPS. Anak aku pengen ikut aku gak kasih karena keburu mau ke kantor juga habis pagi-pagi ke TPS, masih masuk kerja ceritanya >.<
BalasHapusNamanya anak-anak ya, meski udah dikasih tahu nggak boleh bersuara, tetap aja masih melakukannya. Tapi gak apa sih kalo cuma teriak mengomentari kertas suara yang ukurannya besar. Saya aja juga kaget karena kertas suara besar sekali, hihiihii
BalasHapusTunjuk tangan dong, saya bawa anak-anak ke TPS. Anak pertama kupesenin, fotoin ummi ya, Nak. Anak kedua ngikut ngikut aja tuh dia, dan langsung meminta aku cuci tangan, setelah jari kelingkingku kena tinta, wkwkwk. Lucu lucu, pelajarannya buat anak-anak adalah, memilih untuk memilih salah satu orang yang akan dijadikan pemimpin.
BalasHapusGeulis pisan deh mamanya, bagus pisan ni ya biar anak juga mengerti kemeriahan pesta demokrasi tahun ini ya, luar biasa..
BalasHapusSetuju mba.. walau kemarin saya nyoblos gak bawa anak.. hihi. Tapi salah satau bentuk mengajarkan demokrasi pada anak yaa mba.. 😍😍
BalasHapusAku enggak bawa anak kemarin ke TPS. Pemilih yang lain kayaknya juga pada enggak bawa, takut bocah2 kepanasan saat menunggu giliran mungkin. TPSnya enggak gede2 amat soalnya, apalagi cuaca Semarang lho panaseeee reeekkk...
BalasHapusKalau anaknya kaya anakmu ya damai Mbak. Kemarin pas aku jaga TPS, ada anak ikut dan agak rese kan. Jadi emang dilarang pas di bilik suara. Kalau pas nunggu ya gak masalah
BalasHapusDulu waktu merela kecil diajak, karena sudH besar kmren ditinggal berdua di rumah.
BalasHapusTapi meski demikian diajakin diskusi dirunah tentang Pilpres ini.
Apalagi anak yang sulung dah SMP jadi dah bisa diminta beropini
Seru ya, Mbak bisa ke TPS bareng-bareng sekeluarga. Anak-anak juga jadi tahu bagaimana proses memilih seorang pemimpin di negeri ini. Bisa jadi pengalaman bagi mereka juga.
BalasHapusSaya juga mengajak anak untuk ke TPS dia juga minta diajak ke bilik suara. Alhamdulillah sejauh ini dia faham untuk apa pemilu tersebut. Dan ini akan menjadi pengalaman berharga baginya.
BalasHapusSeruuuu. Hal baru buat anak2 nih. Ilmu buat saya karena kalau ada pemilu lagi, Zril udah besar dan bakal tanya2 deh. Jawabannya udah ada di tulisan mbak ini
BalasHapusDulu juga sempet bawa anak2 k TPS dn mereka antusias bngt ikut celup tangan ke tinta bangga banget dia,,
BalasHapusAKu jg pas nyoblos krmn nagngkut semua anak, soalnya nyoblosnya beda lokasi ma domisili. Tapi blm ngajarin yg gmn2 sih hihihi solanya mereka nunggu di luar gk ikutan masuk bilik :D
BalasHapusCuma kasi tau aja knp di TPS banyak org :D
Aku kemarin juga ajak anak-anak.
BalasHapusAlasannya,
karena anak-anak sama siapa kalau kami tinggal nyoblos...??
Hahhaa...receh pissan.
Tapi bener,
anak-anak jadi belajar sabar.
Dan memahami arti pemilu secara sederhana.
bahwa Pemerintahan yang baik, pasti karena pemimpinnya yang amanah.
Dengan mengucap "Bismillah..." Mama coblos pemimpin dan wakil rakyat pilihan Mama, nak...
Owwh~
Anak-anakku mah gituu..
mamahnya uda berapi-api, mereka tetep kaleum.
bener nih mba.. di TPS anak belajar banyak seperti menghormati antrian dan ketertiban umum, kesempatan anak untuk silaturahmi dengan banyak tetangga yang jarang ketemu juga :)
BalasHapusBoleh..boleh.. saya g berani ngajak anak ke TPS soalnya dia bawel wkwkk. Ntar klo keceplosan tau emaknya milih siapa bisa berabe haha
BalasHapusehiya aku belum nulis ttg Pemilu 2019 nih. .moment langka ya. apalagi tahun ini ngajak anak2 juga ke TPS..
BalasHapus