Mengatur keuangan, bagi saya adalah langkah awal dalam berinvestasi. Menurut pengertiannya, investasi adalah menempatkan dana dalam satu periode untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Sebelum benar-benar meletakkan uang yang saya punya pada produk investasi yang bermacam-macam itu, saya berusaha dahulu untuk mengolah keuangan yang saya pegang sebaik mungkin. Baik keuangan pribadi maupun keuangan keluarga.
Dalam mengatur keuangan, baru benar-benar saya lakukan selepas kuliah. Saya termasuk perempuan yang terlalu malas keluar dari zona nyaman ketika itu. Kondisi ini, malah membuat saya boros dan minim aktifitas menabung.
Ketika mencari pekerjaan, barulah dari sana saya menyadari, kalau saya tidak mengatur keuangan sesegera mungkin, maka saya akan bangkrut. Bangkrut dalam artian saya akan menanggung malu minta-minta orang tua terus-menerus untuk sekadar memenuhi kebutuhan pribadi.
Saya atur ulang keuangan saya. Tidak banyak yang bisa dihasilkan dari menjadi guru les anak SD. Tapi Alhamdulillah, saya tidak lagi meminta uang untuk membeli pembersih wajah atau pembalut.
Ketika ada yang peribahasa 'Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit', itu benar adanya. Saya sisihkan tabungan saya dalam celengan khusus dari kaleng biskuit. Wkwkw. Sengaja tidak saya letakkan di bank karena malu. Nabungnya cuma sedikit.
Alhamdulillah, menjadi GTT di SMP Negeri dapat merubah pola berfikir saya dalam mengolah uang yang saya dapatkan tiap bulan. Membaca obrolan ini itu dari para ASN atau teman-teman GTT lainnya perkara gaji dan insentif, membuat saya semakin teguh untuk mengatur keuangan dengan lebih baik lagi.
Saya mencoba untuk membagikan apa saja yang sudah saya lakukan untuk mengamankan kondisi keuangan saya di masa depan. Semoga bermanfaat ya. Oh iya, kalau ada yang mau sharing, boleh kok tulis di kolom komentar ^_^
Baca juga :
- Melek Finansial dengan Cara Mengatur Keuangan Pribadi
- Tips Menggunakan Bonus dengan Tepat
- Tetap Gunakan Akal Sehat Saat Diskon Merajalela
- Tips Mengatur Keuangan untuk Pemula
Menabung
Bagi saya, menabung ini hukumnya wajib. Menabung bukan menyimpan uang sisa selama periode penggunaan uang, tapi menabung adalah menyisihkan sejumlah uang terlebih dahulu, sebelum uang itu terpakai untuk keperluan sehari-hari.
Paham tidak ya sama penjelasan saya?
Pemasukan tetap saya adalah dari gaji mengajar dan pemberian suami (di luar uang bulanan). Dari dua pemasukan ini, saya ambil terlebih dahulu untuk tabungan beberapa pos. Saya, Arya, Fatin, dan ibu. Sisa uangnya? Lanjut yuk ke penjelasan selanjutnya.
Menyiapkan Pos Harian
Pos harian saya ada dua. (1) Pos untuk kebutuhan rutin dan (2) pos untuk kebutuhan pribadi. Kebutuhan rutin ini seperti uang untuk beli bensin, kuota internet, pulsa, skincare, dan beberapa kebutuhan rutin lain. Sengaja saya masukkan skincare ke dalam kebutuhan rutin karena saya udah aware banget sama kulit saya. Dan asupan skincare ini tidak boleh putus.
Pos kedua adalah kebutuhan pribadi. Pos ini isinya buat hore-hore. Semacam another world buat saya. Kebutuhan fashion dan printilan K-Pop, salah satu yang masuk di pos ini. Meskipun another world buat saya, tapi tetap saya batasi jumlahnya. Saya kan bukan keturunan sultan yang bisa beli album K-Pop puluhan ribu biar bisa ikut fansign. Wkwkw.
Menghitung Pos untuk Dana Taktis
Dana taktis di sini ada tiga pos. Dana darurat, dana pensiun, dan investasi.
Setelah ikut ngobrol bebas bahas keuangan dengan dua praktisi keuangan di tahun 2019 kemarin, saya rombak total pos-pos dana taktis ini. Baca ini itu tentang penghitungan dana taktis ini, lalu memilih yang tepat untuk kondisi keuangan saya.
Meskipun suami saya punya tabungan untuk jaga-jaga jika terjadi sesuatu di masa depan yang bisa menganggu keuangan kami, saya tetap menyiapkan dana darurat. Mungkin jumlahnya tidak sebanyak yang dimiliki suami, tapi memiliki dana darurat ini, sudah bisa membuat saya bernafas lega.
Untuk dana pensiun, lebih karena saya GTT yang tidak mendapat tunjangan pensiun setelah tugas mengajar kelar nanti. Mau tidak mau, saya harus siapkan dana pensiun dari sekarang. Minimal, untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Catat Keuangan dengan Detail
Termasuk mencatat pembelanjaan online.
Ada yang bilang, yang luput dari pencatatan itu adalah belanja online dan bayar parkir. Hahaha, ada benarnya memang. Kalau belanja online, karena transaksinya online, bentuk uangnya tidak tampak. Jadi seperti loss gitu saja.
Kalau bayar parkir, karena cuma 2000 rupiah untuk motor atau 5000 rupiah untuk mobil (ukuran parkir di pasar ya), jadi seperti lewat begitu saja. Uang kecil, tidak perlu diingat atau ditulis. Kalau kalian masih seperti ini, perlu belajar lagi sama ibu-ibu yang uang kembalian 500 rupiah saja harus dicatat.
Untuk catatan keuangan, saya sendiri punya dua buku jurnal. Karena saya suka journaling dan kegiatan hias-menghias buku, saya catatnya ya manual begini. Kalau kalian suka pakai aplikasi, silakan cari aplikasi yang nyaman buat mencatat keluar masuknya uang kalian.
Mencatat keuangan ini penting banget supaya saya bisa tracking uang saya kemana saja larinya. Nggak ujug-ujug bingung sendiri, duit sudah menipis di dompet dan rekening tapi lupa dipakai untuk apa saja.
Tahan Keinginan dan Hemat
Beberapa kali bincang-bincang dengan teman-teman penganut hidup hemat, saya akhirnya memahami beberapa hal. Bahwa barang yang diproduksi di dunia ini tidak akan pernah berhenti. Yang bisa menghentikan produksi itu adalah kemauan kita untuk membeli barang yang diperlukan saja.
Tahan keinginan bukan berarti saya pelit. Hemat bukan berarti saya tidak mau memuaskan keinginan saya. Tapi lebih pada membebaskan diri dari kegelisahan karena tidak bisa membeli barang yang ada di depan mata.
Bonusnya, kalau ada sisa uang lebih, bisa jadi tambahan di pos dana darurat, investasi atau dana pensiun. Bahkan, kadang kemampuan menahan keinginan ini, bisa menyisakan jumlah dari pos kebutuhan pribadi lho. Lumayan kan?
Sampai sekarang, aku belum mempraktekkan catat mencatat pengeluaran mbak. Mbuh yo, males aja nyateti nominal kecil. Tapi ya gitu sadar gak sadar tau-tau habis aja. Untung selalu ingat tadi habis dipake apa-dipake apa.
BalasHapusYang paling saya lakukan sekarang sih berhemat buat dana darurat. Daripada beli bakso, mending makam nasi sama dadar telur kalau menu di rumah lagi gak srek di hati😁
Belajar membedakan keinginan dan kebutuhan kayaknya yang penting buat saya, terlebih pandemi ini, saya udah lebih banyak membedakan kebutuhan dan keinginan.
BalasHapusudah jarang beli-beli, kalaupun ada paketan, rata-rata barang endorsan hahaha.
Btw itu gambar emasnya bikin ngiler Mbak, andai saya punya emas segitu, mungkin udah saya jual, takut hilang hahaha.
kalau ngomongin mencatat, saya sering on off, padahal betul banget tuh, kalau dicatat keliatan banget mana post kebutuhan, mana keinginan, dan jadi tahu, mana yang harus di hemat ya.
Baca ini jadi semangat nulis pengeluaran lagi deh :)
Kalau aku biasanya dapat gaji, aku tumpuk dulu di tab hore-hore. Nantu kalau sudah mencapai batas misal 1 jt, aku pindah ke tab utama.sisanya masuk tab jajan
BalasHapusTahan keinginan untuk belanja yang tak dibutuhkan nih mba yang emang penting banget. Kdang khilaf kebablasan belanja. Makasih tipsnya mba :)
BalasHapusMantuuulll bgt tipsnya Mbaaa
BalasHapusTerutama part ini-->
Tahan keinginan bukan berarti saya pelit. Hemat bukan berarti saya tidak mau memuaskan keinginan saya. Tapi lebih pada membebaskan diri dari kegelisahan karena tidak bisa membeli barang yang ada di depan mata.
yang dihighlight tentang barang yang diproduksi di duni ini aku auto keinget handphone, tapi mau nggak mau kudu ganti hape ya. 2 tahun gitu selalu memorynua cepat habis, meski sudah dipindah gak sampai sebulan full lagi huhuhu jadi curcol kan wkwk
BalasHapusWah mba udah rajin ya sejak kuliah, aku malah dapat ilham dan sadarkan diri buat atur keuangan sejak nikah asli dulu borosnya ga mufakat banget..
BalasHapuskalau urusan catat mencatat sih aku semangat diawal selanjutnya malesss wkwk
Saya percaya berapapun penghasilan kita, selama kita tak mengaturnya dengan bijak, kita tidak akan pernah mempunyai "cukup". Uang masuk=uang keluar dan bisa jadi malah minus.
BalasHapusDengan mengatur melalui mencatat dan mengalokasikan, Insya Allah semua dicukupkan. Kuncinya kita harus disiplin ya Mbak
Aku dari kecil sering lihat mama yg nggak konsumtif. Jadi terbawa deh 😄 kalau butuh baru beli2an. Setuju.. bukan berarti pelit ya mba. Dan kalau bisa ngerem ada kepuasan tersendiri buat aku..nice sharing mbaa
BalasHapusMengatur keuangan memang penting ya biar hidup juga teratur, tidak kelabakan.
BalasHapusAndai beneran ya itu uang kalau ditanam bisa jadi pohon duit, hehehee... Disaat pandemi sekarang ini penting banget deh mengatur ulang lagi keuangan karena ada beberapa post yang selama pandemi kita skip dan alokasikan ke post lainnya.
BalasHapusAhh, penghasilan berapa pun, sengaja disisihkan berapa persennya insyallah akan menjadi banyak kan benar juga bisa membeli sesuatu yang kita mau tanpa meminta suamik yaa.
BalasHapusMbangaaa.. kalo bisa jajan ato beli sesuatuu pake uang sendiri tuh.
Semoga lebih bijak lagi mengatur keuangan yaa, biar banyak bersyukurnya juga dengan yang ada.
Mengatur keuangan tuh penting banget ya..Biar ga lebih besar pasak dari pada tiang, biar ga gali lobang tutup lobang juga...
BalasHapusMenabung, berinvestasi, dan tahan-tahan keinginan :) benar-benar beli barang yang dibutuhkan aja
Tau ga mbak, aku tuh masih pakai buku debet kredit manual loh untuk mencatat arus kas keuangan rumah tangga hahahaha :) Jadoel bener yak? Tapi lumayan efektif. Paling susah itu bagian dana darurat, banyak dramanya suka terpakai aja tau2 menghilang wkwkwkwkwk :D
BalasHapusRapi pisan pencatatannya say, aku termasuk berantakan nih pencatatan keuangan keluarga jadi aku berusaha nabung dan inves tiap bulan karena freelancer pendapatannya tidak tetap..masa pandemi ini buka kelas nulis untuk nambah pendapatan..
BalasHapusYES, sepakat mba!
BalasHapus"... menabung bukan menyimpan uang sisa selama periode penggunaan uang, tapi menabung adalah menyisihkan sejumlah uang terlebih dahulu, sebelum uang itu terpakai untuk keperluan sehari-hari."
Jadi sebelum digunakan, justru pendapatan harus disisihkan dulu, di depan.
Aku pernah dengar ini dari Safir Senduk, penasihat keuangan, waktu baca kolom keuangan di sebuah tabloid.
Saat itu aku seperti ditonjok telak di wajah, hahaha.
... and it works!
Catat, bukan uang sisa ya!
Toss mba.. Akupun skrg skincare udah masuk kebutuhan utama. Dulu nganggapnya perawatan diri sendiri itu masuk budget yg gak penting aka list keinginan bukan kebutuhan
BalasHapusMakkk... yang paling berat itu nahan keinginan dan berhemat hahaha. Apalagi semua skrg serba bisa online, makin liar ini nafsu jajan
BalasHapusSalah satu cara agar keuangan tertata dengan baik adalah mencatatnya. Aku baru ngerasain ngatur keuangan secara baik ya waktu nyatat uang masuk dan keluar hehe
BalasHapusSalah satu cara agar keuangan tertata dengan baik adalah mencatatnya. Aku baru ngerasain ngatur keuangan secara baik ya waktu nyatat uang masuk dan keluar hehe
BalasHapusSetuju, Mbak. Produksi barang di dunia memang tidak akan pernah berhenti. Kitanya saja yang harus bisa memilih antara kebutuhan dan keinginan supaya tidak boros.
BalasHapusI am almost never make note about my financial as detail. But i try not make credit for every thing what i want to need
BalasHapusDulu jaman sekolah dan kuliah, aku malah pinter nabung, mba. Hampir sebagian besar uang sakuku masuk rekening bank karena aku termasuk anak yang ga suka belanja dan jajan kayak teman2 sebaya. Eehh mbasan udah kerja kok malah berubah tabiatnya hehehee... jadi boroooss...
BalasHapusUdah rajin mencatat pengeluaran dan pendapatan eh tetap saja belum bisa menyimpan hehe. Greget sama diri sendiri.
BalasHapusAku juga rajin mencatat mbak. Sejak beberapa tahun lalu. Jadi aku punya buku pengeluaran tiap tahun. Sekarang malas catat di buku. Pakai aplikasi catatan keuangan. Lebih praktis. Tiap bulan diexport ke pdf atau excell.
BalasHapusPenting banget ini mengatur keuangan, apalagi di masa pandemi kayak sekarang. Kebanyakan dari kita, di masa kayak sekarang ini, pendapatan berkurang. Jadinya kudu lebih prioritaskan yang penting2 dulu. Dan tetap berinvestasi. Kita tidak tahu pandemi akan berakhir kapan. Harus punya dana darurat.
BalasHapusEmang kalau bisa menghasilkan uang sendiri kadang ada godaan "ah aku udah kerja keras kok, beli ini gpp deh" tp kalau bisa menahan godaan kyk gtu beruntung sekali ya mbak :D
BalasHapusMengatur keuangan itu penting justru supaya hasil kerja keras kita selama ini kelihatan hehe :D
Nah iya, Riaa..
BalasHapusTulisanmu bisa aku contek untuk bikin pencatatan keuangan yang simple dan aku suka isinya...karena mirip bullet journaling gitu kan yaa...
Mengatur keuangan itu emang wajib supaya hidup lebih teratur dan untuk meraih masa depan lebih mudah
BalasHapusterimakasih tips nya sangat bermanfaat
BalasHapushttps://bit.ly/34IXCXo
Masalah keuangan, aku selalu detil :D. Maklum mantan staff yg dulu tugasnya mengelola cashflow keuangan kantor hahahaha. Jd apapun yg menyangkut uang, aku terbiasa detil.
BalasHapusDan prinsip kita sama mba, nabung dulu, baru dipake utk pos2 yg lain . Jgn kebalik :p.
Apalagi aku suka traveling, cuma gara2 pandemi ini aja jd Thn ini ga kemana2. Tp tetep budget traveling aku slalu simpen juga utk persiapan kalo udah aman.
Porsi tabungan dan investasi, jelas aku LBH banyak investasi.dan sblm investasi, aku ngumpulin Dana darurat dulu utk minimal 12x pengeluaran .dana darurat ini Krn akan jaraaaaang sekali dipakai kecuali saat urgent yg tidak bisa dicover oleh aset lain dan tabungan, maka bentuknya hrs yg gampang ditarik tapi juga jgn sampai kegerus inflasi. Krn itu aku milih logam mulia (LM) untuk dana darurat. Aman, dan walopun aku diemin gitu aja, nilainya ga bakal turun :). Cocok utk darurat yg mungkin akan dipakai bertahun2 kemudian.
Baru investasi aku biasa di P2P lending, ato saham. Tabungan aku hanya taro secukupnya, hanya sekedar ada dana yg bisa dipakai sehari2 :).
Tapi memang kunci dari semuanya itu hrs disiplin dan konsisten :). Jgn gampang tergoda Ama barang2 yg ga penting :D