Berapa kali kalian nonton drama Korea romantis yang bikin kalian tersenyum, saat melihat pemeran utamanya tersenyum? Drama apa yang bikin kalian merasakan ada kupu-kupu di perut karena geli, akibat desiran yang terlalu kuat karena manisnya adegan di drama itu? Drama romantis apa sudah kalian tonton, yang para pemeran utamanya saling tertarik tapi terang-terangan bilang untuk saling menunggu waktu yang tepat menjalin kasih?
Itu semua bisa kalian rasakan saat nonton Do You Like Brahms?. Drama Korea romantis di tahun 2020 yang dikemas pakai karet tiga saking manisnya.
Details Drama Korea Do You Like Brahms?
Title: 브람스를 좋아하세요? / Beuramseureul Joahaseyo?
Genre: drama, musik, romantis
Episodes: 32 (30’ per episode)
Hari Tayang: Senin dan Selasa
OST: Do You Like Brahms? OST
Daftar Pemain Drama Do You Like Brahms?
Park Eun Bin sebagai Chae Song Ah
Kim Min Jae sebagai Park Joon Young
Kim Sung Chul sebagai Han Hyun Ho
Park Ji Hyun sebagai Lee Jung Kyung
Sinopsis Drama Do You Like Brahms?
Do You Like Brahms? berkisah tentang dua orang yang mendalami kemampuan bermain alat musik. Park Joon Young adalah pianis muda berbakat asli Korea yang baru saja menyelesaikan rangkaian
solo concert di Amerika. Namanya dikenal setelah memenangkan juara dua di International Frederick Chopin Piano Competition. Dia memutuskan untuk istirahat selama satu tahun di Korea sekaligus untuk menyelesaikan studinya, sebelum melanjutkan kegiatan promosinya.
Kemudian dia bertemu dengan Chae Song Ah, perempuan cantik penyuka biola. Itulah mengapa dia memilih tidak mencari pekerjaan setelah lulus dari jurusan bisnis, tetapi malah mendaftar kembali untuk kuliah jurusan musik di universitas tempat Park Joon Young menempuh studi.
Romantisme mereka terjadi setelah mereka sering bertemu untuk mengerjakan proyek-proyek di Yayasan Budaya Kyunghoo. Kisah cinta mereka menjadi lebih rumit karena tidak hanya melibatkan dua hati, tapi juga melibatkan enam hati dalam satu rangkaian kisah.
Lalu, apa yang membuat saya jadi terbius dengan drama Korea ini dan meracuni kalian untuk nonton drama ini?
Check this out ya!
Baca juga :
5 ALASAN MENARIK NONTON DO YOU LIKE BRAHMS?
SCENE ROMANTIS DI SETIAP EPISODE
Namanya drama Korea romantis, ya wajib ada
romantic scene dong di setiap episodenya. Tapi beda dengan Do You Like Brahms? ini, Manteman. Kalau kalian mau jeli perhatikan,
too much banget
romantic scene di drama ini.
Too much!
Saya sama mbak Tika Kotak Warna sama-sama setuju kalau drama ini memiliki sisi romantis yang masih alami, malu-malu, dan tidak neko-neko. Mbak Tika juga buat reviewnya lho, kalian bisa baca juga
di sini. Saking cintanya kita sama drama ini. Hahaha.
Kalian akan dibuat terlena dengan romantisme yang menggebu-gebu yang diperankan apik oleh para pemainnya. Yang membuat saya semakin tertarik adalah, meskipun kita digempur habis-habisan dengan romantisme antar pemainnya, kita tetap diberi dialog dan adegan-adegan yang santai tapi
deep feeling. Sekalipun itu adegan pertengkaran atau adegan putus cinta.
Tidak heran, ada
reviewer drama Korea yang saya
follow di Instagram mengatakan, kalau drama ini santun banget isinya. Iya, iya, adegan gandengan tangan tokoh utamanya saja, baru bisa kalian lihat di episode 11. Padahal, episode-episode sebelumnya sudah bertabur adegan yang bikin kalian senyum-senyum sendiri saking bahagianya lihat mereka bersama.
RUWETNYA BENANG PERCINTAAN PARA TOKOH
Di sinopsis yang saya sampaikan tadi, kisah cinta Park Joon Young dan Chae Song Ah tidak semulus yang penonton kira. Ada banyak hati yang terlibat sehingga membuat banyak emosi yang keluar. Bahkan yang nonton ikutan greget lihatnya.
Kalau kata orang, yang rumit adalah cinta segitiga. Tapi di drama ini, ada cinta segi enam. Eh gimana itu ribetnya? Itulah kenapa romantisme dan konfliknya jadi semakin rumit dan sulit untuk diselesaikan. Belum lagi kalau menyangkut persahabatan dan profesionalisme dalam bekerja.
Tapi apa melelahkan mengikuti benang ruwet ini? Tidak kok! Penulis cerita sangat apik menggambarkan alur konfliknya sehingga tidak membuat penonton lelah terus-terus.
Step by step penyelesaian masalah tergambar halus dan tidak terkesan tergesa-gesa terselesaikan.
ORANG BERBAKAT VS ORANG TIDAK BERBAKAT
Kebanyakan orang bilang, lebih enak menjadi orang berbakat karena sudah punya gambaran tentang masa depannya. Padahal anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Karena nyatanya, persaingan untuk mendapatkan masa depan yang nyaman itu sangat ketat. Persaingan itu dimulai bukan ketika kita sudah lulus sekolah, tapi malah semenjak kita masih sekolah.
Dan itu terlihat jelas sekali di drama Korea romantis Do You Like Brahms? ini. Ketika Park Joon Young bersaing untuk mendapatkan slot konser solo, juga Chae Song Ah yang empat kali gagal tes masuk saat bersaing untuk mendapatkan bangku kuliah di jurusan musik.
Bagi orang yang berbakat maupun yang tidak berbakat, keberhasilan itu ditentukan dari tekun tidaknya mereka belajar dan berlatih. Pesan ini sih yang saya tangkap dari drama Korea romantis yang masih sudah tamat hari Selasa, 20 Oktober 2020 kemarin.
FASHION LEAD FEMALE YANG PATUT DISONTEK
Ada yang bilang, bahkan perkara fashion di drama Korea pun, dipikir betul oleh
stylish team-nya. Bukan hanya pemeran utama saja, tapi juga pemeran pendukungnya.
Seperti drama It’s Okay To Not Be Okay, yang mana perubahan fashion Moon Ga Young yang berubah dari episode awal menuju akhir karena mengikuti perubahan karakter dan kebebasan dia dari belenggu masa lalu.
Perkara fashion ini, juga tampak di drama Do You Like Brahms? juga. Silakan kalian perhatikan, kalau fashion Chae Song Ah ini sangat menonjol ketimbang para pemeran pendukungnya. Fashionnya meskipun
vintage dan feminim, tapi berhasil memunculkan aura yang kuat dalam diri Chae Song Ah. Fashion ini membuat Chae Song Ah menjadi pusat perhatian penonton, meskipun dia memiliki berkepribadian kalem dan tidak banyak bicara.
HANYA SATU JAM? KURANG!!!
Kurang banget, Cyin!!! Atau saya yang terlalu terhanyut dengan cerita yang ditawarkan oleh drama ini?
Banyak yang bilang, kalau drama ini alurnya lambat. Iya memang, sejak episode awal sudah kelihatan sekali kalau alur drama ini memang lambat. Salah satu ciri dari drama Korea yang murni membahas tentang percintaan, dan konflik lain sebagai pelengkap saja. Ditambah lagi kita tidak disuguhi
skin ship berlebih dari masing-masing pemeran di drama ini.
Tapi, efek kupu-kupu di perut saat melihat adegan romantis di drama ini, malah membuat saya terhanyut mengikuti dari menit pertama sampai menit terakhir (bahkan
scene after creditnya!). Tidak terasa satu jam berlalu, dan saya hanya ingin bilang ke sutradaranya, tolong ditambah beberapa menit saja supaya saya lebih puas. Hahaha.