Untuk Ria,
yang sekarang sedang menatap ponsel,
karena sedang membaca surat ini.
Januari sudah hampir berakhir.
Apa kamu sudah bikin spread sheet untuk Februari di buku jurnal? Ah, aku ingat, buku jurnal kotak-kotak hitam dan putih yang kamu pesan secara custom melalui Shopee. Ternyata, jurnal itu awet juga isinya. Padahal dibilang tebal, nggak banyak juga jumlah lembarannya. Tapi melihat isi jurnal itu sudah terpakai rapi, aku ikutan senang. Hari-harimu tampak sudah mulai lebih teratur sekarang.
Ria,
Waktu berlalu begitu cepat ya? Tahu-tahu, Januari 2021 sudah hampir habis, dan Februari sudah siap untuk menyambut. Apa kamu sudah siap menyambut Februari, Ri?
Oh jangan ... jangan ... jangan malah jadi over thinking dong, Ri.
Karena tahun baru, saatnya kamu membuka lembaran baru dengan hati yang lebih tenang.
Meskipun aku tahu, kamu belum bisa melepaskan apa-apa yang menjadi penyesalanmu di tahun 2020 kemarin.
Lha? Kok malah nangis sih?
Puk, puk, sini aku peluk dulu. Kamu memang nangisan kalau udah overthinking gini deh.
Itulah kenapa, aku nggak berani lepasin kamu sendiri kalau sudah mulai masuk di jam overthinking-mu. Bakal nggak kelar-kelar nangisnya.
Okey, kepalang tanggung, ayo kita bicara soal ini.
Mungkin sedikit menyakitkan, tapi bicarakan apa yang menjadi bahan over thinking-mu, mungkin akan membantumu menemukan titik balik dari semua yang belum kamu selesaikan di tahun 2020 kemarin.
Ada satu penyesalan terbesarmu.
Kurang memperhatikan detail.
Kamu pernah bercerita tentang ini, dua atau tiga bulan sebelum tahun 2020 berakhir.
Dulu aku pikir, kenapa kurang memperhatikan detail saja, membuatmu uring-uringan.
Sekarang aku paham, kenapa kamu menyesal kurang memperhatikan detail-detail yang ada di tahun 2020 kemarin.
Kamu jadi merasa kehilangan banyak momen.
Momen-momen penting dari hubunganmu dengan suamimu, dengan Arya dan Fatin, dengan keluargamu, bahkan dengan teman-temanmu. Ah, aku lupa menyebutkan satu lagi, dengan murid-muridmu.
Karena kurang memperhatikan detail, kamu jadi merasa bersalah ke suami dan dirimu sendiri.
Rasa bersalah yang muncul karena sering kali kamu merasa egois.
Kamu yang terlalu memperhatikan dirimu sendiri dan sibuk dengan aktifitasmu sendiri.
Untungnya kalian menyadari ada yang sedang ‘tidak baik-baik saja’. Untungnya lagi, kalian mau berusaha sekuat tenaga mengembalikan semuanya seperti sedia kala.
Kalian berdua jungkir balik mengembalikan segala kondisi menjadi normal kembali. Membetulkan apa-apa yang kurang, memperbaiki apa-apa yang salah, dan membicarakan apa-apa yang menjadi ganjalan di hati. Meskipun semua butuh waktu untuk menjadi lebih baik, tapi aku bangga, karena kalian berdua sudah lebih tenang sekarang.
Mari kita tinggalkan sejenak cerita rumah tanggamu. Mari bicarakan tentang Arya dan Fatin.
Masih ingat malam itu kamu menangisi perbincangan dengan ibumu tentang caramu mendidik Arya dan Fatin? Tahu siapa yang menjadi obyek pembicaan Beliau? Bukan anak-anakmu, tapi malah dirimu sendiri obyeknya. Iya, dirimu Ri.
Dan kamu membenarkan jugdement beliau.
Kemudian kamu menangis semalaman sampai besoknya matamu bengkak, lalu bingung bagaimana mengempeskan mata yang bengkak karena kamu ada piket untuk datang ke sekolah. Hahaha, kalau ingat itu aku ingin ketawa.
Lalu di malam selanjutnya kamu banyak intropeksi diri.
Aku bangga, meskipun aku ikut sedih karena kamu banyak menyalahkan dirimu sendiri karena kurang sabar ke kedua malaikat kecilmu. Lagi-lagi, kamu menyadari karena kamu sendiri luput memperhatikan detail-detail tumbuh kembang mereka. Kamu tidak bisa mengimbangi informasi yang mereka berikan karena kamu terlalu acuh.
Ah, sudah, sudah.
Matamu sudah mulai berair lagi kan?
Kali ini jangan banyak menangis. Cukup teteskan air mata satu atau dua tetes saja, karena kamu sudah banyak menangis kemarin.
Ria,
Ayo semangati dirimu sendiri, ayo menguatkan dirimu sendiri.
Karena sumber kekuatan untuk menjalani momen perbaikan diri ini, berasal dari dirimu sendiri.
Kamu tahu betul soal ini.
Kamu sudah membuat banyak perencanaan di awal Januari kemarin.
Berhari-hari kamu berkutat dengan itu.
Aku percaya bahwa kamu akan melakukan itu semua. Bukan hanya kamu simpan dalam jurnal kotak-kotak hitam putihmu itu.
Ria,
Jangan sering-sering over thinking ya. Aku tahu, banyak sekali yang kamu pikirkan selain dua hal yang kita bahas di sini. Sesekali istirahatkan otakmu, istirahatkan hatimu. Kalau sudah sangat suntuk, ayo kita bicara di ayunan sambil minum teh bunga rosella yang biasa kamu campur dengan cengkeh.