Menjadi blogger memang sebuah pilihan yang ternyata menyenangkan. Sering saya sampaikan begitu ke teman dan siswa saya. Beberapa teman sudah paham, bahwa saya memulai menulis di blog itu sebagai healing atas masalah besar yang saya alami dulu. Setelah melewati masalah itu, menulis di blog ternyata memang semenarik itu. Karena saya (dan blogger lainnya) dipersilakan untuk memilih dan menulis apa saja yang ada di otak kami.
Tapi justru itu adalah tantangan, yang kalau tidak kami hadapi, hal yang paling parah terjadi adalah kami berhenti menulis. Iya, berhenti menulis!
Meskipun kami dipersilakan memilih dan menulis apa saja ide yang ada di otak, sebenarnya menulis blog tidak semudah membalikkan lembaran buku. Karena ada proses kreatif saat menulis artikel yang kami lalui dan ada beberapa kesulitan yang harus saya atasi secara pribadi.
Secara pribadi, ada beberapa kesulitan saat menulis di blog. Mungkin beberapa dari kalian kesulitannya sama, nanti silakan share di kolom komentar ya!
TIDAK KONSISTEN MENULIS
Sebenarnya kesulitan terbesar dalam melakukan kebaikan adalah disiplin, yang dalam kata lainnya adalah konsisten. Padahal, sejak tiga tahun yang lalu, saya menanam niat dalam diri bahwa saya menulis di blog untuk menyampaikan kebaikan, meskipun hanya sedikit.
Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain
(HR. Ahmad, Ath-Thabrani ad-Daruqutni)
Hadits ini menggema sekali setiap saya memikirkan ide-ide yang berkeliaran di kepala. Karena selain harta, saya ingin bermanfaat kepada orang lain melalui dua hal, yaitu saat saya mengajar dan saat saya menulis.
Tapi sungguhlah, konsisten itu sulit. Bahkan setelah menulis target untuk menuliskan beberapa ide dalam satu bulan di buku jurnal, tetap konsisten itu sulit.
Konsisten menulis di blog bagi saya ada dua, yang pertama konsisten untuk terus menulis, kapan pun dan dimana pun. Dan yang kedua konsisten untuk terus mengetik saat sudah di depan laptop.
Kalau yang pertama, yang selalu menjadi alasan kegagalan adalah kekurangmampuan saya untuk mengatur jadwal sehari-hari. Saya harus membagi waktu antara mengajar, menulis, suami dan anak, serta kegiatan domestik di rumah. Tapi Alhamdulillah, sekarang mulai terbantu dengan bullet journal. Spread sheet di bullet journal benar-benar bisa membantu saat saya mulai oleng untuk menulis. Kapan-kapan ya, saya cerita tentang bullet journal.
Kesulitan konsisten yang kedua, itu karena saya punya perhatian pendek alias perhatian saya mudah teralihkan. Entah teralihkan karena ramainya situasi di sekitar saya atau teralihkan karena ponsel yang selalu memberi notifikasi. Biasanya, saya atasi dengan menulis malam hari sebelum tidur atau dini hari, di saat benar-benar sepi dari keramaian dan notifikasi media sosial.
KESULITAN MENULIS DENGAN JUMLAH KATA KURANG DARI 500
Beberapa teman yang dekat dengan saya, mereka pasti memahami betul kalau saya ini cerewet. Saya suka bercerita apapun yang saya tahu, bahkan bisa dengan suara yang lantang. Dan itu ternyata menular saat saya menulis di blog. Saya suka menulis dengan jumlah kata yang banyak.
Kata seorang teman, saya ini tipe pemilik napas panjang. Iyap, sekalinya menulis, banyak yang ingin saya sampaikan. Bukan karena idenya yang banyak, tapi percabangan idenya yang banyak. Apa-apa ingin saya masukkan dalam tulisan saya, karena saya merasa selalu ada yang kurang jika harus terpotong di tengah-tengah.
Kalau dapat job menulis dengan kata yang tidak terlalu banyak bagaimana?
Alhamdulillah sih, sejauh ini belum pernah mendapatkan job menulis dengan jumlah yang dibatasi. Paling mentok, ada pembatasan minimal kata. Yang paling sering, brief yang saya terima tidak boleh menulis kurang dari 300 atau 500 kata.
Tapi ya tetap, hasilnya bakalan panjang. Hahaha...
Kadang kala saya merasa memang butuh direm kemampuan seperti ini, karena takutnya pembaca merasa bosan dengan tulisan saya. Ada dua cara yang biasanya saya lakukan.
Yang pertama, menuliskan percabangan ide yang saya rasa benar-benar penting saja. Sedangkan percabangan ide lain yang tidak saya gunakan, saya keep dan saya tulis di jurnal. Siapa tahu bisa jadi kepala ide untuk tulisan baru.
Cara yang kedua, menulis semua percabangan ide dalam satu tulisan tapi saya bagi menjadi dua artikel atau dua link. Cara seperti ini memang lebih mudah, karena saya sudah memiliki tulisan yang sangat panjang. Tinggal membagi dua dan memberi opening di masing-masing artikel supaya orang tahu kalau dua artikel ini saling bertautan.
Tapi, sepertinya menulis dengan jumlah kata yang sangat banyak juga sering saya lakukan sih. Apalagi saat menulis dengan tema traveling. Tapi supaya pembaca tidak bosan, saya selingi dengan gambar dan penulisan kalimat yang menarik, seperti penulisan kalimat dengan huruf besar kecil dan penggunaan text highlight color.
.
.
Sebenarnya ada beberapa lagi kesulitan saya dalam menulis di blog. Tapi karena kali ini saya sedang latihan menulis tidak lebih dari 1000 kata, jadi dua kesulitan ini dulu ya yang saya bahas.
Kalau kalian, kesulitan menulis di blog apa saja? Share yuk di kolom komentar. Kalau bisa, sekalian cara mengatasinya ya. Siapa tahu, saya bisa belajar dari apa yang sudah kalian sampaikan. Salam.
saya banget nih. gk konsisten dan hanya bisa nulis pendek2. eh itu konsisten berarti ya :)
BalasHapussaya lebih suka menulis sambil lihat poto hasil jepretan hari itu. mungkin karena tipe orang visul ya. misalnya lihat daun bunga telang yg terkena tungau merah. jepret poto. terus upload ke sosmed, bikin status singkat sambil menyapa follower khan. nah baru deh dituliskan ke blog. menguraikan lebih detil apa yg tadi saya lihat saat mengambil poto. sambil menambahkan apa yg ingin kita lihat dari si pembaca. gitu sih kak.
BalasHapusmampir ke blog ini setelah ngetik kata ngeblog di twitter. muncul di nomer dua setelah kak enda. keren dong nyundul 10 pertama di pencarian. salam dari Majenang United tempatnya nasi oyek dan mendoan hehe.
Wah tos dulu kita! aku juga termasuk yang suka nulis dengan kata yang banyak. Kalau ada lomba nulis (utamanya blog) yang dibatasi jumlah katanya, aku langsung stres! hahaha.
BalasHapusKonsisten itu memang jadi "musuh" bersama para tukang nulis. Bahkan terakhir aku "nantangin" temen blogger untuk nulis dalam waktu seminggu. Yang kalah, saling isiin pulsa buahahaha. Demi ya.... demi biar semangat nulis lagi.
Dan, beruntung ada grup BW antiendorse, jadi semangat aku nge-BW dan nulis. InsyaAllah.
Gokil mba!
BalasHapusMemang kesulitan utama dari seorang blogger adalah : konsisten menulis.
Saya merasakannya ditiap situasi huhuhu, ya saat kuliah, ya saat punya batita dan sekarang saat bekerja.
Tapi kalau sudah pasionnya menulis pasti ada jalan buat kembali mengisi blog nya ya ^^
Tetap semangatt mengisi literasi dalam dunia perbloggeran mba ^^
Salam kenal ^^
Gokil mba!
BalasHapusMemang kesulitan utama dari seorang blogger adalah : konsisten menulis.
Saya merasakannya ditiap situasi huhuhu, ya saat kuliah, ya saat punya batita dan sekarang saat bekerja.
Tapi kalau sudah pasionnya menulis pasti ada jalan buat kembali mengisi blog nya ya ^^
Tetap semangatt mengisi literasi dalam dunia perbloggeran mba ^^
Salam kenal ^^
waah kalau saya malah kesulitan kalau harus nulis panjang, mbak. hihi. tapi alhamdulillah sih sekarang sudha mulai bisa lebih dari 500 kata kalau nulis
BalasHapusMenulis konsisten adalah penyakit utama saya, hehehe. Sulit memang, apalagi kalo waktu yang ada hanya sepulang kerja. Banyak distraksi di rumah dan mood yang ga karuan bikin tulisan jadi mandek di paragraf awal.
BalasHapusTapi kalo sudah ketemu ritme nya, saya yakin nulis itu bikin happy banget kok. Soalnya bisa bikin karya tanpa perlu banyak peralatan. hanya pikiran dan imajinasi berpadu dengan sejumput diksi.
Fajarwalker.com
Menjaga konsistensi menulis memang butuh strong why banget kenapa kita harus terus nulis di blog dgn konsisten. Awalnya memang sulit tapi kalau dibiasakan terus menulis, minimal menulis draft untuk blog, lama-lama aneh kayak ada yang kurang rasanya kalau belum nulis dalam satu hari itu. Hehe..
BalasHapusKesulitan nulis secara konsisten sih masih jadi masalahku mbak. Kecuali klo ada 30 day challenge, aku semangat hahaha. Meskipun di tengah-tengah keteteran tapi bisa di catch up. Alasan klasik sih karena time management wkwk, tapi pengen deh diseriusin bikin konten secara konsisten
BalasHapusKalau saya, kesulitan ngeblog biasanya ada 3 :
BalasHapus1. Sulit mulai;
2. Sulit meneruskan; dan
3. Sulit berhenti.
Kalau yang pertama, solusinya bisa dengan membaca atau blogwalking untuk mencari ide.
Yang kedua, biasanya memang lagi butuh istirahat. Jadi take a break dulu.
Yang terakhir, solusinya terus menulis sampai kehabisan ide. Setelah itu, simpan dan lupakan. Few days later, baca ulang dan perbaiki.
Setuju banget soal konsistensi, itu yany belakangan susah dikendalikan apalagi kalau sudah terdistraksi sama sesuatu yang menarik. Ujung-ujungnya suka jadi deadliner garis keras 😅
BalasHapusSama banget ini. Rasa malas untuk mulai dan nulis yang singkat rasanya sulit. Sekalinya sudah mulai yang awalnya diniatkan 500 kata bisa sampai seribu kata bahkan lebih.
BalasHapusBelakangan terlatih dengan heading. Jadi poin-poin yang disampaikan lebih lugas. Kadang masih suka offside sih, tapi cuma sampai 600 kata.
Sama yang bikin kepanjangan itu kadang bridging dari satu ide ke ide lain. Ini sih yang biasanya aku pecah.
Kalau kesulitan lain cuma cari bahan untuk ngeblog. Apalagi saat corona yang buat event musik hampir tidak ada. Sedih banget.
Kalau saya sendiri lebih kepada manajemen waktu menulis di blog
BalasHapusDulu masih enak karena tidak ada suami yang mau dilayani, tidak ada yang mau ditemani
Jadi sekarang kesulitannya kalau malam dan tengah malam harus melek buat nulis karena waktu itu paling aman dari panggilan: "Buuuun... Bundaaa"
Aku lho Mba iya banget, dulu kan kalo 300 kata masih bisa ya. Lha sekarang 300 kata itu belum sampe pembahasan pokok lho. Gimana ya ini. Keseringan nulis 900 kata ke atas jadinya.
BalasHapusHai mbak Ria rochma, salam kenal
BalasHapusYeay, kita pengguna bule journal juga yaa. toss!!!
Aku selama ini masih merutinkan untuk ngeblog setidaknya seminggu dua kali. Yang paling susah itu menulis paragraf pertama yang bikin orang betah untuk baca kesluruhan tulisan, tapi kalau udah bikin konsep sih lumayan membantu.
Sekarang aku malah suka nggak kerasa nulis seeribu kata, padahal dulu rasanya susah dan lama banget buat mencapai segitu. Bukannya malah bagus yaa buat portfolio? hihi
Kalau saya malah kesulitan menulis panjang karena dasar sifat saya kurang suka berbasa-basi. Sukanya to the point, nah ini kan nggak bisa diterapkan di blog. Kita harus bisa deliver suatu ide dengan halus apalagi sekarang agar tulisan lebih dilirik google harus menulis minimal 1200 kata.
BalasHapusNah saya heran kenapa Mbak kok malah latihan menulis tidak lebih dari 1000 kata? hehehe
Konsisten adalah hal yang challenging dan ini saya ngalamin banget. Susahhhhh tapi harus dilakukan ya :D
BalasHapusNah ini. Kita setipe mbak, demennya nulis panjang-panjang
BalasHapusBeberapa kali aku stress ngedit artikel buat lomba karena jumlah katanya dibatasi. Itu harus mangkas ratusan kata jadinya huhu
Tapi teteap aja sih ngeblog itu seru
konsistensi sii mba kalau akuuu.. dan bagi waktu itu rasanya susaahh karena kadang jadwal dinamis. halah padahal yaa gak kerja kantoran tapi kok sok sibuk wkwk kadang ada jadwal yang bentrok aja sama agenda keluarga lainnya
BalasHapusHuhubu, bener banget.
BalasHapusKonsisten update ini yang butuh kerja keras luar biasa.
Terima kasih lecutan semangatnya. Bakal segera apdet blog daaah.
benar mbak, kadang klo nulis tema yang nggak kita banget tuh susah lho bikin artikel 500 kata
BalasHapusuntuk kesulitan konsisten posting, biasnaya ikutan ODOP mbak, biar tetap menulis setiap hari
Salah satu kesulitan menulisku ya konsisten itu, Mbak. Belum bisa nih rutin nulis tiap hari atau minimal seminggu dua kali, lah..
BalasHapusAlasannya ya apalagi kalau bukan ngurus RT dan anak-anak, hihi..
Paling aman emang nulis di malam hari. Tapi itupun kadang adaaa aja aral melintang, haha.. seringnya si kecil bangun dan suruh nemenin bobo lagi. Huhu.
*maaf numpang curhat 😂
Tidak konsisten menulis ini sih kak jadi masalah terbesar aku, kadang pas udah terduduk depan laptop ada aja yg bikin stuck, ntah punggung pegal ntah tiba2 kedistrack hal lain. Suka amaze memang sama ibu2 yg sudah punya anak, konsisten nulis dan kerjaan rumah beres. Sementara aku adaaa aja alesan ga konsisten nulisnya, hu hu hu
BalasHapusKalau saya jelas konsistensi menulis, Mbak. Makin ke sini makin susah sekali untuk mengatur waktu. Dari kerja kantor, anak, dan rumah. Akhir-akhir ini kesulitan banget buat ngatur jadwalnya. Jadi ya, menulis ketika benar-benar lagi slow banget.
BalasHapus