Halo pembaca blog Mama Arkananta,
Beberapa dari kita pernah melewati masa menjadi fansgirling, apalagi saat kita masih remaja. Ngefans dengan seseorang, atau suatu kelompok, menjadi salah satu alasan masa remaja kita itu lebih menggembirakan. Dan ternyata, jauh setelah saya melewati masa remaja, saya masih belum bisa melepas status sebagai fansgirl dikarenakan saya ngefans sama salah satu grup penyanyi dari Korea Selatan, EXO.
Eits, beberapa dari kalian mungkin sedikit kaget, karena saya yang usianya sudah lebih dari 30 tahun, kok masih belum bisa lepas dari dunia fansgirling? Apalagi grup yang diidolakan tuh idol Korea Selatan yang peminatnya kebanyakan dari kalangan pemuda. Tapi saya enggak cerita tentang kenapanya, tapi saya cerita sisi lain menjadi fansgirl grup penyanyi Korea Selatan.
Apa itu The Korean Wave atau Hallyu?
Kalau dengar kata Korea Selatan, kalian pasti pernah dengar istilah The Korean Wave (Hallyu) kan? Apa itu The Korean Wave atau Hallyu itu?
Gampangannya gini, Korea Selatan itu sekarang sedang berusaha untuk mendapatkan pemasukan ekonomi dengan cara meningkatkan popularitas budaya yang ada di sana, terutama yang berhubungan dengan dunia hiburan, seperti musik (pop maupun tradisional), drama dan film. Kalau sekarang dimana-mana yang dibahas adalah drama Korea apa yang lagi ramai di Netflix, atau siapa penyanyi Korea Selatan yang paling bertalenta, itu adalah salah satu efek dari The Korean Wave.
Nah, salah satu cara yang efektif untuk mengenalkan bagaimana Korea Selatan itu di mata dunia melalui internet cepat, salah satunya adalah dengan mengenalkan Korean Pop atau musik pop Korea Selatan (selanjutnya saya menyebutnya K-Pop ya!). K-Pop sendiri banyak dikenalkan ke negara lain melalui penyanyi solo (soloist) maupun penyanyi grup (boy group dan girl group).
EXO saat comeback album Don't Mess Up My Tempo |
Melalui salah satu artikelnya, Tirto menyebutkan, berdasarkan analisis Google Trend per 7 Januari 2020, Indonesia sendiri berada di urutan ke-6 yang menghasilkan istilah K-Pop di lalu lintas internet dunia. Sedangkan untuk istilah Hallyu, Indonesia sendiri menyumbang pengaruh di nomer 7 di seluruh dunia.
Sebegitu kuatnya sebenarnya istilah The Korean Wave atau Hallyu itu sendiri di negara kita.
Tapi kemudian muncul rumor, kalau The Korean Wave ini tuh toxic banget dan enggak baik buat kehidupan kita, terutama bagi remaja yang sedang melewati masa ‘mengidolakan orang lain’. Kenapa bisa begitu?
Baca Juga :
The Korean Wave (Hallyu) is Another Toxic’s Life?
Di sini saya berusaha untuk netral ya memandang efek The Korean Wave, terutama dalam dunia fansgirling. Karena saya sendiri merupakan penikmat The Korean Wave, jadi sedikit banyak saya memahami mengapa muncul rumor itu tadi.
Di awal tulisan ini, juga di beberapa tulisan saya yang lain, saya dengan berani mengatakan bahwa saya adalah penikmat musik K-Pop. Bahkan saya menjadi fans dari beberapa penyanyi grup (selanjutnya saya menyebutnya dengan grup idol ya!), salah satunya adalah EXO. Dan saya masuk ke fandom (grup penggemar) mereka, yang dinamakan EXO-L. Tentunya, dengan masuk fandom, saya makin giat dong dukung mereka untuk bisa tampil baik di atas stage.
Wajah mereka tuh adem kaya guyuran es di siang hari. Minus Lay, karena sedang aktifitas di China. |
Dan ini enggak hanya terjadi pada saya, tapi juga pada penggemar K-Pop lainnya. Mereka akan rela masuk fandom, mendukung grup idolnya untuk tampil dan bersaing dengan grup idol lain yang jumlahnya ratusan, supaya tetap dikenal orang sebagai grup idol dengan talenta. Percayalah, dunia fasngirling ini memang bisa membuat kita sebahagia itu!
Tapi, bagi saya pribadi, kehidupan fansgirling ini menjadi sebuah toxic jika sudah menyimpang jauh dari hal-hal yang membuat kita bahagia. Terutama jika fokusnya sudah tidak lagi pada talenta grup idol kita.
Saya pribadi melihat ada beberapa hal toxic dalam dunia fansgirling, seperti :
- Membeli album, photocard, dan merchandise soloist atau grup idol kita secara berlebihan, padahal uang yang kita miliki terbatas
- Membayangkan berlebihan anggota grup idol untuk masuk dalam kehidupan kita, sehingga kita memiliki fantasi berlebihan (anak-anak K-Pop pasti paham banget maksud saya ini LOL)
- Menyerang seseorang atau kelompok dengan bahasa yang tidak sopan dengan alasan membela soloist atau grup idol mereka. Biasanya, penyerangan ini terjadi di media sosial. Itulah kenapa, sering kali warganet menganggap fans K-Pop itu toxic
- Aktifitas fansgirling lebih banyak menyita waktu daripada aktifitas lain yang lebih bermanfaat, terutama menyita waktu latihan untuk meningkatkan kemampuan
- Ketika waktu istirahat terpakai untuk fansgirling-an, dan keesok harinya kita malah loyo dan tidak siap untuk menjalani hari
Saya pun pengumpul printilan EXO, tapi tidak semua harus dibeli |
Batasan Menjadi Seorang Fansgirl
Sejauh ini, saya menikmati menjadi EXO-L dan mendukung EXO dalam segala aktifitas mereka di dunia musik. Bahkan disaat anggota EXO mulai merambah di bidang lain, seperti model dan drama/film, saya tetap mendukung mereka.
Karena saya tahu batasan kapan saya harus berhenti dan memulai kembali.
Misalnya saja, beberapa waktu yang lalu saya sempat hiatus dari dunia K-Pop selama dua minggu (dan ini waktu yang lama, Kawan!). Bukan karena saya sibuk, tapi karena saya harus menghentikan debaran hati saya yang menggebu. Ini membuat saya jadi terus-terusan ingin tahu kabar EXO dan grup idol lainnya. Bahkan sampai mengganggu waktu istrahat di malam hari, padahal besoknya saya harus kembali berjibaku dengan tugas-tugas di real life.
Jika saya tidak memutuskan untuk hiatus, yang ada adalah saya jadi kurang istirahat, mudah marah saat mengurus anak-anak, tidak fokus saat bekerja, dan lapar mata dengan membeli barang-barang yang berhubungan dengan EXO.
Saya memilih untuk tidak menjadikan masa fansgirling ini sebagai sebuah toxic dalam fase hidup saya.
Saya memilih untuk tidak menjadi fans EXO yang toxic di mata orang lain.
Dan saat saya kembali dari hiatus, saya bisa kembali menikmati karya-karya EXO dengan lebih santai.
Meskipun udah segedhe ini, tapi dia tetap baby bear buat EXO-L |
Menonton KAI’s Bucket List, Salah Satu Bentuk Dukungan Kepada EXO
Setelah saya kembali dari hiatus, ternyata ada kegiatan dari salah satu member EXO, KAI, yang bisa dinikmati EXO-L Indonesia dengan mudah dan nyaman. Project series ini bernama KAI’s Bucket List, yang didukung oleh IndiHome dan CXO Media, yang menampilkan 5 hal yang masuk dalam daftar keinginan KAI. Project series ini dikemas dalam bentuk variety show, dan menampilkan apa saja yang ingin dilakukan oleh KAI sejak menjadi trainee hingga berhasil dikenal sebagai salah satu anggota dari grup idol ternama, EXO.
(FYI, anggota EXO ada 9, yaitu Xiumin, Suho, Chen, Baekhyun, Chanyeol, Lay, D.O, KAI dan Sehun)
Variety show ini menampilkan KAI dalam 5 episode dengan durasi sebanyak 20 menit, yang ditayangkan sejak 19 Februari 2022 sampai 9 April 2022, setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 16.00 WIB, yang mana kalian harus live streaming untuk menontonnya di channel YouTube IndiHome.
Dance KAI tuh enggak pernah mengecewakan! Lihat deh ekspresi wajahnya :) |
Kalau saya, karena hanya bisa dinikmati secara live streaming, berarti saya harus menyalakan alarm jika mau menontonnya. Karena setelah live streaming selesai, link akan di-private. Enggak masalah sih berusaha sedikit untuk nonton series ini, jika saya ingin tahu lebih banyak tentang KAI dan kehidupannya. Apalagi di project ini, saya bakalan tahu bagaimana kehidupan, usaha keras dan perasaan KAI saat menjadi trainee. Karena saat anggota EXO menjadi trainee, saya belum menjadi fans mereka.
Apalagi nih, kabar bahwa KAI akan melaksanakan wajib militer tahun ini, sudah tersebar sangat kencang. Jadi, ketika saya mendengar bahwa KAI memproduksi episode khusus untuk fans, saya jadi bersemangat untuk menanti series ini di channel IndiHome saat weekend tiba melalui handphone dengan menggunakan WiFi cepat dari IndiHome.
Social Experiment IndiHome dan CXO Media dalam Dunia K-Pop
Kita tahu sendiri, bahwa IndiHome merupakan layanan digital yang sudah banyak dikenal orang dalam hal penyediaan internet rumah, telepon rumah dan TV interaktif, dengan beragam pilihan paket yang bisa dipilih. Menariknya, IndiHome sekarang sudah melakukan berbagai inovasi, bukan hanya memenuhi kebutuhan internet yang baik bagi masyarakat, tapi juga melakukan social experiment yang bersentuhan dengan The Korean Wave.
Sebagai penikmat Hallyu, saya dukung dong IndiHome dan CXO Media ini dengan program terbaru mereka, yaitu For Your Inspiration (FYI). Karena dengan program ini, mereka ingin mengedukasi masyarakat bahwa tidak semua hal yang berbau The Korean Wave itu toxic.
Melalui tayangan narasi story-telling, mereka ingin menampilkan sisi positif dari The Korean Wave, berita terkini dari dunia K-Pop, bahkan menunjukkan sisi menarik yang inspiratif dari kehidupan di Korea Selatan. Salah satunya, melalui variety show KAI’s Bucket List yang ditayangkan di channel YoutTube IndiHome.
So, ayo tonton KAI’s Bucket List ini, sebagai bentuk dukungan sayang kita kepada KAI dan EXO. Tapi jangan lupa terus menanamkan dalam diri untuk tidak menjadi fans yang toxic, supaya bisa tetap menikmati dunia fansgirl dengan sehat dan bahagia.
Ehem mantep memang Korea bukan soal visualnya, tetapi pengaruh dan prestasinya yang luar biasa.
BalasHapusbetul memang. kalau mau melihat lagi, memang karya dan prestasinya bagus sih
HapusSebagai Kpoper dan Kdramalover yang istiqomah kita memang harus menjauhkan diri dari yang toxic2 yaaah. Menonton dan denger musik hanya menjadi hiburan di sela rutinitas aja, syukur2 kalo bisa dijadikan konten hehe
BalasHapusNah bener, jadi konten seperti punya Teteh ya. Jadi ngga cuma menikmati, tapi kita juga berkarya
HapusWow keren nih kerjasama IndiHome dan CXO Media.Kebetulan sekali aku langganan IndiHome dan anak-anakku penyuka musik KPop jadi bisa ngikuti aksi variety show KAI’s Bucket
BalasHapusNah, kolaborasinya bagus tuh. Memperlancar hiburan anak-anak saat menikmati kpop
Hapusmenarik sekali artikelnya mba, sebagai seseorang yang baru taraf suka sama kpop dan kdrama, mungkin belum relate dan jadi mengerti segimananya para fan girl ini
BalasHapusMakasih mbak.
HapusTulisan ini biar orang lain tahu kalau kpop sebenarnya nggak setoxic itu kok. Asal bisa mengatur perasaan yang menggebu-gebu itu sih
EXO tuh salah satu boygroup Korsel favoritku mba. DO dan Kai ini yang paling mencolok. Multitalenta dan unik.
BalasHapusBanget!!!
HapusKusuka EXO karena kemampuan mereka memang. Karyanya benar-benar bisa dinikmati
Wahh iya, aku juga terkena Korean wafe gini
BalasHapusLagi suka nonton Drakor, dengerin KPop atau icip icip masakan Korea
Aku jadi ingin nonton KAI Bucket List juga nih
Berarti Korean Wave nih udah kena ke Mbak Dee.. hahaha
Hapusemang sih ya mbak, segala hal yang terlalu itu akhirnya tidak baik. Jadi memang mesti mengenali batasan diri sendiri, kapan harus jeda sejenak dan kapan harus balik lagi ke aktivitas fansgir ini. Hiatus 2 minggu aja, kan nggak lama buat menetralisir diri ya mbak
BalasHapusBetul banget, memang segala hal itu harus sesuai sama porsinya, ya Mbak. Biar tidak berlebihan jatuhnya
HapusAku juga kalau lagi lelah karena ngepoin uri Lijen, berhenti dulu...Ria.
BalasHapusHihii..
Tapi di kamar aku sengaja taru PC yang mudah diliat. Hahhaa..
Nge-fansgirling itu menyenangkan kalau tahu batasan.
Dan semoga senantiasa bisa saling menguatkan, tidak menjatuhkan.
Yuk, fokus jadi fans yang positif.
aku sering lho hiatus bentar dari kpopan. Apalagi kalau udah capek sama real life, lebih baik aku menepi. Atau, saat ada war dan TL ramai, aku mundur dulu.
HapusMeski saya enggak termasuk fansgirling tapi saya menghormati apapun yang seseorang suka asal ia tahu batasannya. Kalau sudah berlebihan dan toxic juga enggak baik.
BalasHapusSeperti program KAI Bucket List kolaborasi IndiHome dan CXO Media ini termasuk yang baik bukan toxic
Betul banget,
HapusKolaborasi IndiHome dengan CXO Media ini bagus banget. Karena konsep mereka yang ingin menginspirasi orang banyak, benar-benar bagus.
Betul banget, sejak pulang dari merantau dari luar negeri sampai sekarang saya tetap menggunakan IndiHome untuk jasa koneksi internet dan layanan lainnya. Gak banyak komplain sih kecuali cuaca buruk banget
BalasHapusBerarti provider yang bisa dipilih ya, Mbak, karena udah terpercaya banget
HapusAku dulu termasuk fansgirl ya. Banyak boy dan girl band yang kuikuti, tapi di tahap yang B aja. Sekarang udah gak muda, gak masalah sih kalau masih suka. Toh gak ganggu orang lain. Bisa tetap dukung karya mereka misalnya dengan nonton acara yang mereka bintangi
BalasHapusIya, itupun juga jadi prinsipku saat jadi fansgirl.
HapusTidak mengganggu orang lain.
Makasih remindernya, jiah
Sepertinya bakal ramee Indihome di akses oleh penggemar kpop ya mak.
BalasHapusMemanfaatkan moment Indihome semoga makin bagus pelayanan Indihome.
Iya nih, IndiHome nih bagus banget memanfaatkan moment yang sedang populer saat ini buat kasih edukasi ke orang banyak
HapusAaah...toss kakak. Aku juga dulu pernah fansgirling tapi jaman boyzone, hanson dan BSB. Entah kenapa karena sekarang jarang ngikutin drakor dan musik korea mungkin nggak sedahsyat itu ya untuk support band band korea. Tapi aku mengakuli banget loh, kalau lagu korea emang enak enak dan drakornya sungguh menguras emosi.
BalasHapusSama, Mbak. aku dulu juga fansnya BSB sama N'Sync kok. Jadi bisa dibilang jiwa fans ini ada sejak jaman masih gadis. hahaha.
HapusKalau dibilang lagu Korea bagus-bagus, bener tuh. Karena berbeda dengan lagu-lagu western vibenya. Kalau drama, iyaaa, bagus banget. Karena ada aja pembelajaran yang nggak didapat saat nonton sinetron sini
Wah bagus nih sharingnya mbak. Soalnya hari ini banyak orang melihat para kpopers itu dengan stigma negatif padahal kpop bisa sangat menghibur. Kebanyakan karya mereka juga bagus lo. Dan jujur aku suka dengan kerja keras mereka
BalasHapusIya memang gitu, kadung dipandang jelek soalnya. Padahal masih banyak hal baik yang dilakukan para kpoper nih.
HapusAku salut ama korea Selatan nih, mereka juga serius mengembangkan wisata muslim. Eh, yang kita mayoritas malah belum di mulai. Termasuk pengembangan pemasukan dengan berbagai cara
BalasHapusBetul mbak Milda,
Hapusada beberapa lokasi wisata yang menjadi obyek untuk mendatangkan wisatawan muslim
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapuswah sayang banget aku belum langganan indihome nih mbak, tapi seneng aja sih baca artikelnya di sini, saya juga salut deh sama pemain drama korea yang basisnya juga penyanyi mereka itu total ya kalau main drama. apalagi pas performance nyanyi, beneran kuat banget staminanya.
BalasHapusiya, menghancurkan anggapan kalau idol kpop pas main drama tuh modal tampang ganteng ajah hehe
HapusIntinya sebenarnya pengendalian diri ya. Dukung bias sih nggak masalah asal nggak berlebihan juga. Ya tau batas diri lah gitu. Aku juga pernah ada masanya fangirling gitu pas idol generasi 2 dulu... tpi nggak mpe ngoyo banget sih.
BalasHapusBetul, pokoknya jangan berlebihan dan tahu batasan diri kapan harus berhenti
HapusWkwkwk toxic fangirling itu bener banget semua,,, gimana ya candu gitu loh emang idol itu dan jadi pelarian penghibur diri pas lagi lelah menjalani hari tapi yang berlebihan emang ga baik sih
BalasHapusIntinya, yang berlebihan itu nggak baik. ya nggak sih?
HapusSaya sepakat sih sama programnya. Hanya saja yang akan beneran kebingungan karena memang tidak fokus ke K-Pop. K-Drama saja masih banyak yang ga paham soalnya haha.
BalasHapusKutak paham maksudnya Mbak Rahma hehe
Hapuspostcardnya banyak internetnya juga kudu kenceng
BalasHapustiap hari nyetel laguuu Kpop pastinya ya mak. tapi kalau udah idola dan seneng ya seru juga
lihat dedek2 gemes jadi pengen bilang biar lebih deket bersandar ke noona echa
Hahaha.. Bilangin ke mereka tuh, biar segera ke Indonesia, biar bisa sandaran sama Echa Noona
HapusPenggemar KAI bakalan seneng banget ya mengikuti acara KAI's bucket list ini. Kalau aku mungkin karena faktor umur kalik ya udah ga familiar dengan Korean Wave ini. Tidak anti sih, hanya saja masanya udah beda hehehe...
BalasHapusBisa jadi sih, Mbak.
HapusKarena usia dan kegemaran memang sangkut pautnya besar sih
Waaah benar2 fans sejati ya mba 😄.. aku sendiri suka dengan beberapa lagu2 korea, teutama kalo dijadiin OST Drakor. Tapi kalo sampe fans berat, msh blum sih.
BalasHapusDulu zaman sekolah aku terhila2 dengan slank, bon Jovi, dream theather, dan banyak band rock lain. Tapi cukup dengan ngumpulin posternya aja udh happy hahahahaha. Ga kepikiran DTG konser krn ga bakal diksh papa wkwkwkwk. Beda sih ya Ama skr, yg utk ngedapetin merchandise dari idol udah banyak walopun mungkin mahal aja.
Setuju untuk ga jadi fans yg toxic.biar gimana tunjukin juga ke idol kita kalo fans dari indonesia itu ga barbar. Kadang aku ada baca berita gimana fans suatu idol bisa serem bgt kalo udah menyerang orang lain yg ga sepaham dengan mwreka. Sampe2 baca beritanya JD malu 😅.
Nah samaan, aku pun malu sendiri kalau ada yang suka berselisih paahm sama fans idol lain tuh. Padahal dengan diam saja, selisih paham itu nggak bakalan terjadi sih ya.
HapusIh samaan mbak,
aku dulu jaman masih remaja, collectnya ya cuma majalah, kaset sama poster ajah. Itupun cuma beberapa yang ditempel di dinding. karena takut kena marah Bapak hahaha
anakku yang cewek doyan banget K POp sejak SMA. Setelah sekaarng bekerja dan punya duit dia selalu beli pernak pernik idolanya. Ternyata kalau sudah banyak dan bosan , dijual juga dengan harga yang lebih mahal dan punya untung. Ya sudah tadinya agak gimana gitu dia beli2an terus. Dia ngajar di sun education mengajar IELS buat orang yang mau belajar ke luar negeri. Mereka suka lihat IG anakku yang suka cover dance dan terkenalah di jagad kantornya. Saat beberapa muridnya lulus dan bisa sekolah ke luar, hadiahnya berupa pernak pernik idolanya. Dan di akntornya mendapat predika guru yang ngetrend selain dia guru yang favorit juga
BalasHapusIni namanya fansgirl membawa berkah hehehe.
HapusSalut dengan anaknya bu Tira deh.
Dia nggak hanya konsisten tapi juga berhasil kembangkan dirinya dari apa yang dia sukai
Punya bias boleh ya asalkan jangan over yah , saya jadi ingat dulu pas remaja juga punya idola haha
BalasHapusIya betul, jangan berlebihan intinya
HapusTertarik dengan Korea karena memang budayanya baggus menurutku sih, termasuk budaya literasinya, sampai ada perpustakaan mewah di sana. Kalau EXO ini memang sedang masanya dia naik daun jadi wajar banyak yang ngefans dan banyak yang mau ngikutin nonton filmnya. Tentu kalau udah gini harus didun=kung sinyal yang bagus biar ga kecewa.
BalasHapusBetul, memperkuat budaya untuk diperkenalkan ke negara lain.
HapusHal yang perlu dicontoh bukan sih?
Betul. Tidak semua hal terlihat buruk itu toxic. Lagian buat yang tidak suka ga usah julid pula lah ya. KPop atau apapun pasti memiliki sisi positif juga
BalasHapusBener, Teh, misalnya diriku nih enggak mengikuti perkembangan KPop, tapi seneng aja melihat anak-anak muda jadi ceria dengan mengikuti perjalanan idolanya. Jaman mudaku dulu juga gitu meskipun idolanya beda.
HapusIya bener. Kalau memang enggak suka, diam lebih baik sih. Daripada makin memperkeruh suasana
HapusAku punya ponakan yang ngefans banget dengan artis Kpop.Parah banget, namanya Cathy usianya 13 tahun.Tahu gak mom lagi Desember kemarin tart ulangtahunnya foto si artis korea.Belum lagi kamarnya,ampun deh...ngefans sampe seperti itu ya
BalasHapusHehehe, dikasih tahu saja sih supaya dikontrol sama dia itu perasaan menggebunya. biar nggak berlebihan juga
Hapuswah keren banget IndiHome
BalasHapusberhasil menggaet KAI EXO, bikin betah pakai IndiHome
nunggu yang berikutnya DO EXO ^^
AKUPUN MENUNGGU DO, BU.. :))))
HapusHai Mbak Ria. Wah ternyata EXO-L ya. Salam dari ARMY INDONESIA Mbak hahahaha. Saya setuju dengan beberapa statement yang disampaikan Mbak Ria terutama soal menjadi fandom tanpa menjadi toxic, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
BalasHapusJika saya jadi KPop yang digemari, saya tentunya menginginkan bahwa kehadiran saya sebagai seorang bintang membawa pengaruh baik bagi setiap penggemar. Dengan harapan bahwa fandom lebih konsentrasi kepada prestasi, tidak melulu kepada pribadi, dan menyikapi perkembangan grup sebagai satu kesatuan idola yang turut membangun kepribadian baik para penggemarnya.
Tentang KAI ini memang seru ya. Slot yang diberikan kepada KAI di Indihome ternyata banyak mendapatkan perhatian. Khususnya EXO-L di Indonesia. Salah satu jalur promosi yang bagus untuk menyiarkan pribadi, prestasi dan kehebatan KAI, terutama di sisi dancingnya. Karena kalo gak salah, KAI adalah main dancernya EXO.
Halo mbak Annie, salam kenal hehehe.
HapusAkupun kalau misal jadi idol, pasti juga inginnya fansku fokusnya ke prestasiku ya, bukan ke merch dll.
Betul banget, KAI emmang main dancernya EXO.
Kalau di BTS, siapa ya?
aku dulu suka sama BTS, tapi nggak hapal juga main dancernya siapa
Mengikuti trend musik dari Korea Selatan salah satunya genre pop menjadi perhatian generasi muda, warna musik negeri ginseng tersebut memang menarik salah satunya EXO
BalasHapusWarna-warni trend musik Korea memang menarik untuk diikuti kok
HapusAcara KAI's Bucket List memang menginspirasi banget ya mbak, ada hal² mengesankan di setiap episode show-nya.
BalasHapusKenali batasan diri, dan jangan berlebihan. Sehingga tetap bisa menikmati, apalagi melihat tokoh yang menginspirasi
BalasHapusWalau banyak yg nyinyirin, sebenarnya idol K-Pop ini banyak prestasi ya mbak
BalasHapusMereka juga sungguh sungguh menjalani karirnya
KAI’s Bucket List nya kenapa cuma 5 episode? Gitu pasti ya komentar para penggemar KAI EXO ini. Apalagi setelah selesai live streaming linknya bakal di setting padi privat, kalau ketinggalan nggak bisa ngulang nonton deh
BalasHapusSaya termasuk yang melihatnya sebagai toxic bagi anak yang belum mampu berpikir panang dan diizinkan oleh ibunya hanya karena sang ibu suka. Saya punya keponakan usia 5 tahun yang ngefans banget. Sementara dasar dari kebudayaan aslinya saja bahkan belum ditemui, budaya luar sudah intens dikenalkan sejak usia yang sangat dini.
BalasHapusjadi sebenarnnya yang dewasa nih yang harus ditatar dulu dan badan sensornya dihidupin lagi. kalau acaranya sih oke-oke saja.
Anakku nih yang suka sama Kpop haha, saya sih nggak keberatan dia suka ya untuk hiburannya kan, asal masih batas wajar saja.
BalasHapusBaca tulisannya mamaarkanata aku jadi akhirnya tau apa itu The Korean Wave atau Hallyu. Aku kira selama ini Hallyu itu sama kayak hollywood hahahah.
BalasHapusuntuk korea, saya masih sebatas penyuka dramanya aja, Mba. Belum jadi penyuka boyband dan girlband-nya. Lagu-lagu korea yang saya suka juga hanya ost dari drama-drama yang saya tonton, hehehe
BalasHapuslihat fenomena fangirling berkiblat ke Korsel ini mengingatkan aku zaman remaja sukanya ke boyband US dan UK. Emang sampai rela nabung dari uang jajan untuk beli album, majalah, gabung di klubnya, dsb. Selama ga kebablasan itu sih ok aja yah. Kalau saling menghujat, no no!
BalasHapusWah, jujur saya masih bingung nih kalau membahas soal fansgirling ini. Sejauh ini untuk Korea tu saya baru menyukai beberapa dramanya saja sih, yang lainnya belum. Atau dah lewat masanya kayaknya, Wakakaka.
BalasHapusKolaborasi yang sangat hebat
BalasHapusSaya gak tau bagaimana rasanya menjadi fansgirl. Sedari dulu, saya menikmati musik atau melihat aktor/artis dengan cara biasa. Meski suka, tetapi gak sampai menggebu-gebu sampai menjadi fans begitu. Entahlah, saya juga bingung 😅
BalasHapus👍👍😍😍
BalasHapusToxic atau nggak toxic seperti kembali ke pribadi masing-masing ya, jangan sampe belanja pernak-pernik fangirling kalah dengan sadaqah hehe
BalasHapusNontonnya pakai jaringan Indihome, bikin auto ngebut! Banyak ya yang mikir kalau fandom K-Pop itu toxic, padahal bisa loh ngefans tanpa harus Toxic gitu..
BalasHapusAaah setuju banget mba, ngga semua yg berbau Korea itu toxic, thats right. hehe aku sendiri sering juga kok ngambil pelajaran hidup dari drakor haha
BalasHapusNah kalau bisa seimbang gitu sih oke ya mbak, jadi ngefans tapi tetap tahu batasan. Sip deh.
BalasHapusSuka kpop ngak mandang umur, dan seneng ada program barunya indihome sama cxo media.. Fokus kai cakep banget 😍😍😍
BalasHapusSetuju sekali. Nge-fans boleh, tapi sampai toxic hehe. Tapi menurut saya, Korea ini memang hebat sih, bisa membuat K-Pop sampai mendunia, bahkan hingga ke dunia barat sana. Btw, saya juga sudah pakai indihome beberapa waktu ini Mbak hehehe
BalasHapusBaca ini penasaran: berdasarkan analisis Google Trend per 7 Januari 2020, Indonesia sendiri berada di urutan ke-6 yang menghasilkan istilah K-Pop di lalu lintas internet dunia.
BalasHapusAKhirnya saya mencari tahu di sumbernya .. .rupanya negara2 lain besar juga pengaruhnya ya .... di Indonesia saja berasa banget nih hawa2 Korea, gimana di negara2 yang lebih besar pengaruhnya itu ya.
Makin banyak wawasan saya dapat setiap kali baca artikel ini terkait dunia KPop dan istilahnya. Meski jujur sampai sekarang masih gak hafal juga hehehe
BalasHapusWaduh bener fans garis keras nih. Yang penting jangan sampai toxic aja ya...
BalasHapusaku setuju banget sih mba poin klo toxic itu jika sudah mulai ada penyimpangan, aku jadi inget temenku army juga ga mau ketinggalan beli album, photocard, dan merchandise :D
BalasHapusWah EXo-L ya Mbak, kalau saya lebih suka Kai sewaktu di kehidupan hariannya. lucu plus polos.
BalasHapusPokoknya tahu batasan aja sih kalau sampai menyerang seseorang alih-alih membela solois atau grup idol ya udah ngga bener. Tapi emang K-Pop juga ngga cuma digandrungi remaja, bahkan emak-emak juga. Gpp sih ah, cuci mata hehe.
BalasHapusAku dulu kpopers generasi SuJu (Super Junior) mbak. Jadi pas itu korea belum bener2 booming di Indonesia. Orang-orang liat aku saka temenku kayak bocah prik kali ya saat itu ahhahaham Sekarang, orang-orang pada heboh korea, aku udah lepas dari kehaluanku saat itu wkwkwk
BalasHapusHahahah..
HapusSekarang udah mulai banyak yang suka Kpop atau Kdrama, jadi nggak prik-prik amatlah ya dianggapnya..
Kalo fangirling toksik tu halunya udah kebangetan gitu ya. Wkwk.. Saya dulu Kpopers tapi nggak segitunya juga, paling suka nonton MV2, ngikutin albumnya tapi gak sampai nonton2 konsernya keluar negeri gitu sih. Dulu saya ngefans sama CNBLUE, sekarang nggak gitu ngikutin KPop lagi..
BalasHapusWaaa. salam kenal nih mbak sama sesama penyuka Kpop. Ini CNBlue juga bagus-bagus karya nih.
HapusPaling sebal kalau liat kelompok fandom yang saling menyerang satu sama lain. Padahal artisnya mungkin anteng-anteng aja ya. Omong-omong member EXO nih keren-keren emang talentanya. Selama ini saya lebih bias ke DO, kepoin Kai ah.
BalasHapusSamaaa.. akupun sebal kalau ada yang saling serang, Mbak. Mending duduk manis menikmati karya ya, daripada saling selisih paham.
HapusAyo kepoin member lain, ada 8 member lain nih
Setuju sekali, kalau sudah toxic dan bahkan jadi ajang serang itu ga baik juga. Punya idola boleh, apalagi kalau jadi inspirasi dr hal baik idolanya asal tidak terlalu berlebihan
BalasHapusMalah lebih bagus kalau idolnya beneran jadi panutan dan tidak malah ajdi ajang bertengkar
HapusAku bolak-balik nih kak nonton Kai bucket list ... Segininya ya indihome mendekatkan Kita pada idols kita
BalasHapusBerterima kasih dulu sama IndiHome, mbak hehe
HapusAku udah nonton KAI's Bucket List dan seneng banget karena bisa nonton KAI's Bucket List secara GRATIS di YouTube IndiHome TV.
BalasHapusAdik-adikku juga suka nih sama k-pop sampai beli album dan printilan lain. Ya karena mereka dah kerja jadi ya biarkanlah begitu kalau kata ortu saya. Kalau saya cukup denger aja
BalasHapusHaduuh aku gak ngerti Korea-Koreaan. Jangankan paham, mengenali muka aja aku gak mampu. Menurutku semua orang Korea namanya Ji Chang Wook yang lain cuma nama alias wokokoko *ampuun, canda*😂
BalasHapusKuserahkan padamu untuk urusan Korea hahahaha... tapi aku masih setia dengan Indihome
BalasHapusYang bikin toxic juga ngewar dan menjatuhkan bias orang lain. Banyak bgt nih kasusnya. Sampe males sendiri kalau salah ngomong langsung diserang.
BalasHapus