Blog milik Ria Rochma, blogger Gresik, Jawa Timur. Tulisan tentang parenting, gaya hidup, wisata, kecantikan, dan tips banyak ditulis di sini.

Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan

Layering Shapewear with Clothing

| on
Rabu, Desember 13, 2023

The key to having a flawless look doesn’t only rely on the clothes you choose but also a lot in the art of layering. Also, we see how shapewear has become a tool that is essential for many, offering a way that is seamless to smooth out lines, enhance curves, and boost confidence. 

Mastering the art of layering wholesale fajas with your clothing can help you take your style to a new height. Why? Because it will ensure that you have a put-together and polished look. We want to share some of our best tips to help you integrate seamlessly shapewear into your wardrobe, enhancing your confidence and comfort. 


https://www.waistdear.com/products/wholesale-sexy-lace-firm-compression-latex-buttocks-lifting-shapewear

Choosing the right shapewear

This is the first step to follow if you want to master the art of layering shapewear selecting the right pieces for your outfits and most importantly for your body type. Different garments will cater to different areas of the body, this is why it’s important to consider what areas you want to target and the level of control you want. 


Coordinate your colors

You should look for options that come in colors that are neutral and closely match the color of your skin or the color of your clothing. This will ensure that the shapewear remains discreet but it also blends seamlessly with your outfit. For example, if you choose clothing that is light colored, then you should opt for either light-toned or nude shapewear, and if you choose darker clothes, deep-toned or black should be your choice. 


https://www.waistdear.com/products/wholesale-one-shoulder-cut-out-waist-and-abdomen-compression-shapewear-bodysuit


Investing in seamless options

A game changer when it comes to layering is seamless wholesale shapewear. Having no visible lines ensures that you get a smooth silhouette, and it will also prevent any bulges or lines from showing through the clothes. 


The silhouette of your outfit should be considered

Always remember that the type of shapewear you choose should always complement your outfit and its silhouette. For example, if you choose a bodycon dress, the best option is a full bodysuit or a shaping slip that will streamline your curves. 

You could also wear high-waisted briefs or even shorts if you choose to wear pants or high-waisted skirts. When you consider the shape of your outfits you then can strategically choose the shapewear that will enhance your figure without having to compromise your style at all. 


Don’t forget is important to layer with control 

It’s crucial to strike a great balance between control and comfort when layering your clothes with your shapewear. Don’t wear multiple layers of compression garments, because it can give you not only an unnatural appearance but also cause discomfort.  Choose pieces that target specific areas and provide the right support without feeling restrictive. 


                            https://www.waistdear.com/products/wholesale-sexy-lace-bodysuit


Put thought into accessorizing

When it comes to completing a look, everyone knows that accessories do play a crucial role, and they play an even bigger role when you are layering shapewear. If you choose a great belt, a statement necklace, or even a scarf that is stylish, they will divert the attention and also add some flair to your ensemble. This will draw the eyes away from shapewear. Experiment with different accessories so you find the perfect balance for your overall look and outfit. 


Experimenting with fabrics

You should consider experimenting with fabrics, not only with the fabrics of your clothing but also your shapewear, so you make sure they are working harmoniously.  For example, if your clothing is made of clingy or thin fabrics, it’s ideal to choose shapewear that is smooth and lightweight. When the fabrics are more structured, then shapewear with sturdier fabrics is the right option. Always experiment and play around with different textures, so you can achieve a more cohesive and polished appearance. 


Biaya NIPT Test Bagi Ibu Hamil

| on
Minggu, Januari 08, 2023
Tes NIPT


Memiliki anak yang sehat sejak dalam kandungan adalah harapan semua pasangan yang sudah menikah. Segala cara pasti dilakukan untuk mewujudkan harapan itu. Mulai dari menjaga kesehatan fisik dan mental ibu, memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam perut, serta melakukan beberapa macam tes untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin.

Salah satu tes yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk mengetahui kesehatan janinnya adalah NIPT test. Apa itu NIPT test? Hasil apakah yang bisa didapat setelah melakukan NIPT test? Dan berapa biaya NIPT test yang harus dikeluarkan?


NIPT Test


Sekarang ini, inovasi di dunia kedokteran semakin baik dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Dalam dunia kesehatan ibu dan anak pun begitu. Salah satunya adalah NIPT test atau Non-Invassive Pre Natal Test.

Tes NIPT ini merupakan salah satu tes yang sangat penting bagi ibu hamil, karena mampu mendeteksi jika ada kelainan yang ada pada janin saat mereka tumbuh dalam kandungan. Cara kerja tes NIPT ini adalah dengan cara mendeteksi kelainan genetik yang muncul pada janin sejak dini. Yang perlu diketahui oleh ibu hamil dan keluarga adalah bahwa kelainan genetik pada janin disebabkan oleh perubahan gen atau kromosom janin, yang mana kelainan ini bisa beragam bentuknya.

Dan untuk mendeteksi munculnya kelainan genetik sejak awal, maka dibutuhkan pula pemeriksaan genetik. Nah, tes NIPT ini adalah salah satu solusi yang bisa diambil bagi calon ibu dan ayah.


NIPT Test Bagi Ibu Hamil


Setiap orang yang memiliki kelainan tertentu dan beresiko sebagai pembawa gen, anjurannya adalah melakukan tes NIPT. Ada beberapa golongan ibu hamil yang membutuhkan tes NIPT, yaitu :
  1. Seorang ibu yang hamil di usia 35 tahun atau lebih, atau hamil di bawah usia 21 tahun
  2. Seorang ibu yang pernah melahirkan anak dengan kelainan bawaan genetik
  3. Seorang ibu atau pasangannya yang memiliki kelainan genetik
  4. Seorang ibu atau pasangan yang memiliki keluarga dekat dengan kelainan kromosom

Berbeda dengan tes lainnya yang dilakukan oleh ibu hamil, tes NIPT bisa dilakukan sejak usia kehamilan 10 minggu. Keakuratan yang tinggi (beberapa sumber mengatakan sekitar 97-99%) membuat tes ini mampu mendeteksi sejak awal adanya kelainan bawaan pada janin.

Biaya NIPT Test


Biaya NIPT Test


Seperti yang sudah disebutkan di awal tentang keunggulan tes NIPT, tentunya banyak yang khawatir dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti tes ini. Di Indonesia sendiri, biaya NIPT test berkisar antara 5-10 juta rupiah, tergantung pada paket yang ditawarkan. Tapi, jika melihat manfaat yang didapat, jumlah biaya tersebut masihlah terbilang wajar.

Sudah banyak rumah sakit yang menyediakan tes NIPT, tentunya dengan biaya yang beragam. Yang perlu diketahui adalah, bahwa tes NIPT ini sifatnya sangat personal karena menyangkut kesehatan diri, keluarga dan persiapan mental bagi calon ayah dan ibu. Itulah mengapa, sebelum melakukan tes NIPT, calon ibu dan ayah bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

Selain ke dokter kandungan, konsultasi bisa juga dilakukan besama dokter TanyaDNA selama satu jam secara gratis. TanyaDNA juga menyediakan tes NIPT dengan biaya yang cukup terjangkau tergantung pada paket yang akan diambil. Menggunakan teknologi sequencing yang bisa membaca DNA secara akurat, maka kesehatan diri bisa dideteksi sejak dini. Jika ingin mengikuti tes NIPT, bisa datang langsung ke kantor TanyaDNA di Genomic Hub, Jalan Sultan Agung No. 29, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan. Waktu kerja adalah dari jam 08.30 – 17.30 WIB.

Dengan melakukan tes NIPT, calon ibu dan ayah bisa mempersiapkan diri sejak awal jika janin yang dikandungnya memiliki kelainan bawaan genetik. Mulai dari mempersiapkan kondisi mental untuk mengasuh bayi dengan kelainan tersebut, mengatur makanan yang masuk ke dalam tubuh, serta menyusun rencana lanjutan pasca kelahiran.

5 Alasan Menyenangkan Gabung di Ning Bloger Suroboyo

| on
Minggu, September 13, 2020

Menjalin silaturrahim antar sesama blogger, memang penting banget. Selain memang ilmu tentang blog bisa bertambah, tapi juga bisa saling sharing tentang hal lain. Bisa saja hal itu diluar materi tentang blog, atau hal-hal receh yang malah bikin tertawa.

Adalah Ning Bloger Suroboyo, grup yang isinya semua adalah perempuan dari berbagai usia dan profesi. Yang awalnya terbentuk, karena ... lupa. Wkwkw. Udah lama banget soalnya. Tapi nama Ning Bloger Suroboyo ini, diambil karena yang tergabung di sini, memang lokasi rumahnya di Surabaya atau Surabaya coret, alias Gresik, Sidoarjo dan Lamongan.

Anggotanya tidak banyak, tapi kalau sudah menemukan topik yang bikin klik, bisa ratusan chat kalau sudah saling sahut-menyahut. Lha kan sama saja dengan grup blog lainnya? Iya sama memang. Yang beda adalah, kalimat-kalimat khas Jawa Timur bagian cengengas-cengenges keluar semua.

Baiklah, baiklah, ini nih yang buat saya betah sama grup Ning Bloger Suroboyo.


Lebih Sering Sharing tentang Kehidupan Ketimbang Blog


Padahal nama grupnya ada kata blogger, tapi malah obrolan kami jarang sekali bicarakan tentang blog. Bahkan ketika ketemu pas makan bareng atau pas ada event. Bukannya tidak mau saling berbagi ilmu tentang blog, tapi karena ilmu blogging itu bisa didapat dari grup lain yang lebih expert, atau didapat dari mastah blog yang sering adakan workshop.

Kami malah lebih sering bicara tentang pendidikan, anak, isu-isu sosial yang sedang ramai, gosip artis, dan apapun khas obrolan ibu-ibu yang ngerumpi sambil menyapu halaman depan rumah. Hahaha.



Ada Lomba Setor Tulisan dan Foto


Sebenarnya, ini baru berjalan tiga bulan ini. Entah awalnya ngobrol apa, tiba-tiba tercetus untuk buat setoran tulisan di blog dan foto di Instagram.

Peraturannya mudah kok. Kami yang bersedia ikut, diwajibkan setor tulisan dan foto setiap hari Minggu. Dengan tema yang sudah ditentukan di awal bulan selama 4 minggu. Hadiahnya, suka-suka. Dari peserta untuk peserta. Hadiah dari anggota Ning Bloger Suroboyo, yang nanti diberikan ke para pemenang dan peserta.

Bulan Juli dan Agustus kemarin, ada 8 tema untuk menulis di blog. Untuk bulan September ini, ada 4 tema untuk menulis di blog, dan 8 tema untuk di-upload di Instagram. Yang bikin seru adalah, setor link-nya di jam yang sudah ditentukan oleh juri. Tiga bulan ini, setornya jam 7 malam di hari Minggu. Yang bikin deg-degan, yang menang juara satu, dua dan tiga, ditentukan dari kelengkapan link dan tepat waktu tet markotet sesuai jam ponselnya si Juri. Wkwkwkw.

Jam 7 malam di hari Minggu adalah waktu khusus yang tidak boleh diganggu oleh aktifitas apapun. Haha.

Senangnya ada acara ini, akhirnya bikin saya 'turun gunung' kata teman-teman. Karena saya lama tidak konsisten nulis dan upload foto di Instagram. Dan ssttss ... ikutan ini, ternyata bikin viewer saya pelan-pelan merangkak naik lho! Sambil bersenang-senang kita minum sirup. Begitulah kira-kira kata bijaknya.


Drama Korea Mengalahkan Segalanya


Herannya, bahas apapun di grup Ning Bloger Suroboyo, bisa saja dibelokkan ke bahasan tentang drama Korea. Entah sebuah celetukan ketika ingat ada scene yang mirip sama apa yang sedang kami bicarakan, atau, drama Korea malah jadi ending dari obrolan yang sudah panjang.

Memangnya semua anggota suka drama Korea? Tidak. Hahaha. Maafkan saya dan pasukan pembela drama Korea ya Manteman semua, yang sering rusuh bicarakan drama Korea disela-sela obrolan penting kalian.


Latihan untuk Tidak Baper


Eh benar lho kalau yang ini. Awal-awal grup ini terbentuk, kami dilatih benar untuk tidak mudah baper karena celetukan-celetukan khas Suroboyo yang menurut banyak orang suka njeplak seenak udel.

Tapi Alhamdulillah, anggota yang sekarang, sudah saling memahami pola berbicaranya masing-masing itu seperti apa. Semisal saya tersinggung dengan cara penyampaiannya mbak A atau B, saya ulik lagi apa yang perlu saya evaluasi, dan ulik lagi cara berbicaranya mbak A dan B. Pada akhirnya, secara tidak sadar, kami saling memahami cara penyampaian masing-masing anggota.


Les untuk Anggota


Les? Bayar? Oh tidak, kami tim gratisan. Hahaha. Les di sini sama artinya dengan ngobrol ringan seputar hal-hal yang sudah kami ketahui, tapi kami masih butuh dijelaskan oleh yang lebih menguasai ilmunya. Dibilang sharing, ya bisa juga. Dibilang workshop kecil-kecilan, juga bisa.

Serunya, les ini tidak melulu dilangsungkan di grup chat. Tapi juga di berbagai media dan tempat. Di rumah mbak Tika, seringnya les tentang foto. Di instagram live juga pernah ketika bicara tentang gangguan dasar psikologi, di grup Whatsapp juga pernah bahas tentang caranya setor tulisan di media cetak. Lagi-lagi, suka-suka anggotanya mau diadakan dimana.


4 Ide Usaha Untuk Ibu Rumah Tangga

| on
Sabtu, Agustus 15, 2020

Sudah banyak yang melakukan. Ibu rumah tangga dan bisa menghasilkan uang sendiri dengan usaha yang dilakukan di rumah.

Saya sebagai ibu yang bekerja di luar rumah, selalu salut dengan ibu yang fokus dengan pekerjaan di rumah. Karena bagi saya, menjadi ibu rumah tangga itu harus memiliki kemampuan multitasking yang sangat tinggi. Dan makin salut, ketika ada ibu rumah tangga yang berani keluar dari zona nyaman untuk memiliki usaha sendiri di rumah. Baik dengan tujuan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, atau untuk menambah jumlah dana darurat di masa depan.

Baru kemarin, Ibu saya bantu-bantu adik ipar untuk jualan roti bluder dan bumbu pecel dari Madiun. Meskipun hanya sekadar iseng-iseng jualan karena kebetulan adik ipar pulang ke rumah orang tuanya, Ibu jadi tahu kalau berjualan itu menyenangkan juga ternyata. Meskipun harus menyisihkan waktu khusus untuk mencatat atau mendistribusikan barang, tapi Ibu saya mulai menjajal untuk keluar dari zona nyaman.

Saat pandemi seperti ini, saya melihat geliat usaha para ibu rumah tangga mulai meningkat. Tetangga-tetangga saya yang kebanyakan sebagai ibu rumah tangga, mulai menggelar dagangannya lewat aplikasi Whatsapp. Teman-teman saya juga.

Yang sudah memulai usahanya sejak sebelum pandemi, semakin giat berusaha karena semakin banyak saingan. Sedangkan yang baru memulai usaha sejak pandemi menyerang, juga semakin giat untuk memikat hati pembeli.

Melihat banyaknya tawaran barang dan jasa dari mereka yang menjadi ibu rumah tangga, ada beberapa bentuk usaha yang cocok dilakukan untuk ibu rumah tangga. Apa saja itu?

Usaha yang dijalankan oleh ibu rumah tangga, selalu berhubungan dengan hobi yang mereka suka.

Menjual Berbagai Macam Kuliner


Kalau saya perhatikan, usaha di bidang kuliner dengan penggerak para ibu rumah tangga itu terbagi lagi dalam tiga jenis usaha. Kuliner berupa masakan matang siap santap, cemilan, dan roti.

Untuk masakan matang siap saji, ada yang buka lapak di depan rumah, ada pula yang menyewa tempat di pinggir jalan yang ramai. Dua usaha ini, punya prinsip yang sama, yaitu mencari pelanggan dengan kelebihan akses jalan yang mudah dan ramai jika memungkinkan



Sedangkan usaha membuat cemilan dan roti, saingannya lebih ketat lagi. Juallah cemilan atau roti yang sudah semacam menjadi merk dagang kita. Saya pernah beli roti maryam di salah satu ibu rumah tangga di perumahan sebelah (sebut saja namanya Ibu DW). Dia cerita, kalau donat kentang yang dia jual itu banyak sekali yang suka dan rebutan untuk ikutan PO (pre-order). Jadi kalau misalnya orang ingin donat kentang, banyak yang rekomendasikan donat buatan Ibu DW ini.

Kalau cemilan dan roti kekinian, ini sedikit tricky ya. Karena jualan cemilan kekinian ini bisa jadi bukan sebagai menu utama. Karena namanya juga kekinian, kalau sudah trennya habis, ya sudah tidak banyak yang tertarik lagi



Menjahit Baju


Kata ibu, menjahit baju untuk orang lain itu tidak semua orang bisa melakukannya. Harus punya feel khusus untuk melihat apakah hasil akhirnya akan bagus di badan si pemesan atau tidak.

Dari sisi pemesan, kalau sudah cocok, wah ... mengeluarkan berapa pun untuk membayar jasa penjahit bakal dilakukan. Karena belum tentu juga, membeli baju di pasar/mall bakalan benar-benar nyaman di badan. 



Jadi, kalau memang kalian sebagai ibu rumah tangga dan punya kemampuan untuk membuat baju, tidak ada salahnya asah terus kemampuan dan kreatifitas kalian. Siapa tahu, ada yang melirik dan bisa jadi pembuka pintu rejeki.

Tapi jahitkan orang baju di masa pandemi ini, sepertinya tidak sebanding ya. Karena tidak banyak orang bepergian seperti dulu, tidak banyak pesta digelar. Lalu menjahit apa?
  • Masker
  • Peralatan kantor seperti tas jinjing untuk laptop dan pouch untuk menyimpan stasionary 
  • Barang-barang rumah tangga seperti apron, storage dari kain, taplak meja atau penutup kulkas
  • Daster atau piyama


Menjual Hasil Rajutan Sendiri


Merajut ini saya bilangnya, adalah salah satu kreasi kerajinan tangan yang punya tempat tersendiri di penggemarnya. Merajut itu klasik. Anak-anak muda banyak yang menganggap kalau merajut itu adalah pengisi waktu luang untuk nenek-nenek. Tapi mereka tidak tahu, kalau merajut itu ternyata memberikan kepuasan tersendiri. Sama halnya bermain game untuk anak-anak muda.

Apakah merajut memang untuk nenek-nenek saja? Tentu tidak dong! 



Teman saya yang sedang menempuh studi S2 di salah satu universitas negeri di Surabaya, mengisi waktu luangnya dengan merajutm. Dan lewat Twitter, dia menjual hasil karyanya lho! Katanya, merajut bagi dia memberikan kepuasan double. Selain hilangkan stres dengan kegiatan kampus, juga bisa hasilkan cuan buat tambahan beli jajan.

Sedangkan teman saya di kantor, sambil WFO dan menunggu jadwal mengajar online, dia bawa rajutannya ke kantor. Saya sering intip Whatsapp story-nya. Ternyata masker rajutannya laris juga!


Penyedia Asupan untuk Kesehatan Tubuh


Melihat maraknya tren di masa pandemi, yang menjadi prioritas sekarang adalah menjaga kesehatan tubuh, baik diri sendiri atau keluarga. Dan ibu rumah tangga yang bisa melihat tren ini sebagai peluang usaha untuk menghasilkan pundi-pundi uang.

Sekarang, kita dituntut untuk rutin mengkonsumsi makanan yang sehat. Kalau makanan sudah menjadi urusan pengusaha kuliner, tapi untuk pelengkap lainnya, biarlah ibu rumah tangga diberi peluang untuk mengurusi. Misalkan saja, menjual buah-buahan atau jamu-jamuan. 



Jual buah skala ibu rumah tangga, bisa saja kok. Kalian tinggal mengambil di pemasok buah dengan sistem PO atau sistem ready stock. Misalkan saja teman ibu saya. Beliau menjual buah-buahan dengan sistem ready stock untuk satu jenis buah. Pernah menawarkan apel sebanyak beberapa puluh kilogram. Ditawarkan saja dengan harga lebih murah 2000 rupiah per kilogram dibanding penjual buah di pinggir jalan. Dalam sekejap sudah habis. Lain waktu, beliau menjual pir, melon atau mangga. Bergantian jenis buah yang dijual.

Lalu kalau jamu-jamuan bagaimana? 



Seorang teman yang berjualan makanan siap santap bercerita, konsumen lebih suka jamu yang sudah diseduh alias tinggal glek, daripada yang masih berupa bahan dasar. Jamu yang sudah diseduh ini biasanya dikemas di botol dengan ukuran tertentu sehingga mudah untuk membawa saat pengiriman. Penjualan seperti ini, memang target pasarnya untuk konsumen yang maunya praktis.

Tapi penjualan jamu yang masih berupa bahan dasar, juga masih banyak peminatnya kok. Alasannya adalah produk seperti ini lebih awet dalam penyimpanan dan bisa dikonsumsi kapan pun. Kalau saya pribadi sih, suka dua-duanya. Kalau ingin minum jamu hari itu juga, saya pesan botolan. Tapi kalau ingin sedia jamu dan bisa diminum saat saya butuh, saya lebih pilih yang masih berupa bahan dasar.

Menyimpan Buku Ingatan Tentang Hani

| on
Sabtu, Maret 28, 2020
Tulisan ini, khusus saya persembahkan untuk mengenang almarhum Imtihani. Seorang teman yang baik hati dan selalu menghumorkan kisah-kisah hidupnya yang tidak mudah.
.
.
Beberapa saat yang lalu, saya menamatkan 4 episode salah satu drama korea berjudul Find Me In Your Memory. Sekarang saya tidak ingin mengulas tentang drama ini, hanya ingin menceritakan satu dialog pemeran pemeran utama laki-lakinya. 

Waktu hanya berjalan maju, dan kalian tidak bisa mengulangnya. Tapi masa lalu bisa diulang, yaitu melalui ingatan.

Ingatan akan menyimpan kenangan dan tragedi. Konon, kisah masa lalu yang menyenangkan, dinamakan kenangan. Sedangkan kisah masa lalu yang menyedihkan dan tidak mau diingat, kita sebut tragedi. 

Seberapa banyak dari kita menyimpan kenangan dan tragedi? 

Saya bahkan bersyukur, ada beberapa kenangan dan tragedi yang saya lupa detail-detailnya. Bukan saya melupakan, tapi kapasitas otak saya yang memaksa saya untuk melupakan. Ah ... Atau memang saya sengaja tidak ingin mengingat-ingat detailnya? 


Saya memang tidak seperti tokoh utama dalam drama Find Me In Your Memory yang memiliki hyperthymesia syndrome, yang tidak pernah bisa melupakan semua detail kejadian yang ada diingatannya. Tapi, saya selalu ingat potongan-potongan cerita dan kejadian di masa lalu. Beberapa saya simpan di otak, beberapa saya simpan di tulisan.
.
.
Termasuk kenangan bersama Imtihani. Saya panggil dia, Hani.

Kami dekat karena kami diterima di tempat kerja yang sekarang di tahun yang sama. Status dia sebagai CPNS yang berdomisili di Malang, sedangkan saya masih sebagai GTT. Kami dekat karena kami memiliki banyak cerita tentang kota Malang. Bermula dari cerita tentang dunia kampus, pergaulan di Malang yang menyenangkan, sampai kehidupan di Gresik yang ya begitulah adanya. 


Tidak hanya bercerita remeh-temeh khas girl talking, semakin lama saya jadi tahu bagaimana kisah keluarganya, cerita penyakitnya, cerita cintanya, passion-nya, dan apa saja bucket list-nya. 

Kalau kalian mengira kami adalah sahabat, tidak. Kami tidak sedekat itu. Dia memiliki seorang sahabat yang mendukung dia tanpa henti, dan saya tidak mau mengganti posisi sahabatnya. Dan Hani memahami itu. 

Tapi kenapa Hani menjadi istimewa? Meskipun dia sudah memiliki circle pertemanan lain yang saya tidak masuk didalamnya, ternyata banyak dialog-dialog yang masih kami lakukan sampai sebelum dia meninggal. Sekadar say hallo atau bahkan sedikit lebih berat dari say hallo. Kadang saya ingatkan kembali beberapa dialog kami, dia lupa. Kata dia, “Maklum Ri, otakku sudah kena obat. Aku sekarang pikun.”

Dan kami tertawa. Semudah itu dia menghumorkan kondisi sakitnya.

Saking banyaknya dialog dan kejadian antara kami, tanpa sadar saya simpan di ‘buku harian’ tersendiri, yang sekarang saya buka dan saya baca ulang


Seperti cerita ini.

Pernah Hani akan pulang ke Malang, naik motor sendirian. Kebetulan, saya juga akan ke Malang untuk mengurus beberapa berkas kuliah yang saya pakai untuk keperluan pekerjaan. Dia tanya,”Mau naik motor sama aku? Tapi, bakal lama di jalan. Berangkat pagi, sampai Malang bisa sore. Banyak berhentinya.”

Awalnya saya ragu. Lebih cepat sampai, lebih baik. Tapi sekarang saya bersyukur karena saat itu saya meng-iyakan ajakan dia. Slide-slide ingatan saat kami di jalan sambil menertawakan banyak hal, ternyata menjadi hal yang istimewa sekarang.

Atau cerita ini.

Ketika dia main ke rumah saya hanya untuk mengambil televisi yang dikirim oleh kakak perempuannya dari Malang. Dia bilang ke almarhum Bapak saya ketika itu, “Pak, maaf nggih. Mungkin saya akan sering-sering kesini ambil titipan barang.” 

Bapak saya tertawa, ibu saya tertawa, dan kami berdua tertawa paling keras. Saya bersyukur Bapak Ibu mengijinkan perkara titip kiriman ini. Keluarga kami jadi tahu bagaimana menyenangkannya Hani ini, dan bagaimana Hani selalu menitipkan banyak salam untuk almarhum Bapak dan Ibu. 


Oh iya, ada cerita yang lain.

Hani selalu menggoda Arya saat balita dulu karena Arya selalu tidak pernah mau diajak salim atau dicium. Hani selalu bilang, “Tante Hani enggak suka sama Arya. Enggak pernah mau dicium, enggak pernah mau diajak salim. Tante Hani ngambek sama Arya.”

Tapi bukan Hani namanya kalau dia tidak baik hatinya. Setiap ada mainan atau makanan yang sekiranya Arya suka, selalu diberikan ke dia. Saya sering menolak, karena dititipkan ke saya. Tapi bukan Hani namanya kalau tidak berhasil melancarkan rayuan gombalnya supaya saya mau membawa titipannya.

Arya, selalu suka barang dan makanan pemberian Hani. Coklat, permen, gantungan kunci. Bahkan gantungan kunci berbentuk snack rumput laut, masih tergantung di tas sekolahnya meskipun sudah tidak tampak lagi gambarnya. 

Dan saat saya menyampaikan berita bahwa Hani sudah meninggal, Arya tanya, “Tante Hani temannya Mama yang lucu dan yang suka sama aku, Ma?”
.
.
Selamat jalan, Hani. Semoga Allah menempatkanmu di sisi-Nya bersama orang-orang sholeh. 

Dan biarlah ‘buku harian’ tentangmu tetap tersimpan sebagai ingatan masa lalu yang indah, yang nanti bisa saya baca sewaktu-waktu.

Kegiatan Di rumah Saat Ibu Pekerja Libur [Day 20]

| on
Senin, Desember 10, 2018
Sebagai ibu pekerja yang setiap hari berjibaku dengan kerjaan kantor, dapat libur itu suatu keistimewaan tersendiri. Meskipun toh itu hanya hari Minggu misalnya. Ada kelegaan gitulah karena pikiran bisa sebentar ajah terbebas dari tugas-tugas kantor.

Hm, kalau seperti itu, artinya kalau nggak libur tetep ajah mikir kerjaan dong? Iya benar. Ngga bisa lah sepenuhnya nggak mikirin kerjaan ketika di rumah, atau pas udah di kantor nggak mikirin soal tugas di rumah. Kalau berdasar teori nih, harusnya nggak boleh punya ritme seperti itu. Ngga baik buat ketentraman hati karena kitanya jadi nggak bisa totalitas sama pekerjaan yang sedang kita hadapi.

Ucapan Terima Kasih untukmu, Ria [Day 18]

| on
Sabtu, Desember 08, 2018
Surat ini teruntuk dirimu sendiri, Ri.

Kelak, bacalah kembali surat ini dengan hati penuh ketenangan, dengan kerendahan hati, dengan pikiran yang tenang.

Proses Self Healing Saya Dibantu dengan Menulis di Notebook [Day 11]

| on
Jumat, November 30, 2018
Kalau ditanya saya mengoleksi apa di rumah, saya bakal jawab, nggak ada barang khusus yang saya koleksi. Karena rumah saya ngga ada space lagi buat naruh koleksian saya. Tapi, kalau ditanya senang membeli apa, itu beda lagi.

Akhir-akhir ini saya khilaf kalau sudah masuk toko stationary. Kenapa ya, lucu-lucu ajah barang-barang yang dijual di sana. Mulai dari penghapus dengan berbagai macam bentuk, bolpoin warna-warni, dan lain sebagainya. Apalagi sekarang nih, banyak toko online yang menjual stationary stuff yang kiyut-kiyut dengan harga yang lumayan miring.

Bongkar Tas dan Temukan 5 Benda yang Selalu Saya Bawa [Day 8]

| on
Selasa, November 27, 2018
Berbicara tentang barang apa saja yang ada di dalam tas saya, artinya adalah barang-barang yang nggak bisa lepas dari tangan saya apapun yang terjadi. Hehehe, berlebihan dikit sih, tapi memang iya. Ganti tas, ya tetep ajah isinya itu-itu saja. Mau cuma makan di sekitar rumah, mau jalan-jalan ke mall, mau traveling naik gunung, printilan yang saya bawa sama kok.

Apa ajah sih barangnya?

5 Alasan Penting Kenapa Kalian Harus Ikutan Gabung di Blogger Perempuan Network [Day 4]

| on
Jumat, November 23, 2018
Menjalin relasi dengan banyak pihak, memang menjadi salah satu jalan untuk membuka pintu rejeki. Iya, itu bener banget. Islam sendiri sudah memberi tahu kalau menjalin silaturrahim yang baik dengan orang lain, maka rejeki itu akan mengikuti kita di mana pun kita berada. Kalau dalam dunia digital, jalinan silaturrahim itu ya jelas dong lewat jalur digital pula. Karena dunia digital itu memudahkan kita untuk berhubungan dengan orang lain.

Pun di dunia blogging. Menjalin silaturrahim dilakukan pertama kali biasanya melalui perkenalan di dunia digital. Bisa lewat saling membalas di kolom komentar, saling hahahihi di grup chat khusus blogger, atau bergabung di komunitas-komunitas yang sesuai dengan kemampuan pribadi atau spesifikasi blog kita.

Membina Keluarga Harmonis bersama HIJUP dan Resik-V dalam #HIJUPBloggersMeetUp Surabaya

| on
Sabtu, November 25, 2017

Saat memutuskan untuk menikah, jelas kiranya kita sudah memiliki komitmen pada diri sendiri bahwa kita akan selalu menjaga keharmonisan keluarga sampai ajal memisahkan kita dan pasangan kita. Ada banyak cara yang bisa kita pelajari dari berbagai sumber, kemudian kita aplikasikan sesuai dengan kondisi kita dan pasangan kita. Bahkan saat usia pernikahan kita sudah terbilang lama, tetap penting untuk kita dan pasangan terus memunculkan percikan-percikan gairah keharmonisan.

Sabtu, 18 November 2017 lalu, saya menghadiri #HIJUPBloggersMeetUp bersama HIJUP dan Resik-V di Max One Hotel, Surabaya, yang menghadirkan Hamidah Rachmayanti. Tema yang diusung sebenarnya sudah umum tapi sangat sangat perlu lagi diulang bagi saya yang sudah melalui tujuh tahun pernikahan. Hamidah yang didapuk menjadi salah satu Face of HIJUP ini, adalah selebgram yang ternyata menikah dengan salah satu aktor Indonesia yang menjadi salah satu pemain sinetron Surga yang Tak Dirindukan The Series, Irvan Farhad. Pasangan yang sama-sama menawan, pasangan yang sama-sama masih terbakar asmara karena usia pernikahan mereka baru sebulan.

Mau Turunkan Berat Badan? Coba Lakukan Tiga Hal ini

| on
Jumat, November 17, 2017


Semakin maraknya tempat-tempat untuk berwisata kuliner di kota saya, Gresik, berhasil memicu keinginan saya untuk selalu mencobanya. Saya follow sebuah akun instagram khusus kuliner di Gresik yang hampir setiap hari update tempat makan baru atau menu-menu baru. Asyiknya, teman-teman mengajar saya juga suka mencoba tempat makan atau menu baru, kami sering saling share mana yang recommend dan mana yang tidak. Dan kalau memang cocok, kami biasanya coba bersama-sama sepulang mengajar.

Kalau sudah makan bareng-bareng gini, wah, seringnya malah loss control. LOL.

Pengalaman Menggunakan KB Suntik, KB Pil dan IUD

| on
Kamis, Oktober 19, 2017


Setelah saya menikah, keinginan untuk memiliki anak lebih dari dua, itu sudah jadi rencana saya. Tapi, sepertinya keinginan itu harus saya pertimbangkan lagi. Mengingat, saya sudah dua kali melahirkan dengan cara SC. Dan FYI, jarak setelah melahirkan SC itu minimal 2 tahun karena perut bagian dalam butuh waktu untuk pemulihan. 

Karena saya itu agak-agak parno dengan aktifitas medis seperti halnya SC, mau nggak mau saya harus memilih untuk memakai KB. Ada itu tetangga saya yang anak pertamanya masih usia 6 bulan, dia sudah hamil sebulan. Dan anak pertama dilahirkan secara SC! Ya Tuhan, kalau saya sungguh nggak sanggup. 

Memilih Kebaya Untuk Badan Kalian Yang Gemuk? Perhatikan Dulu 4 Hal Ini

| on
Rabu, Juli 19, 2017

Sebelum hari Kartini bulan April lalu, sempat gelisah juga soal baju kebaya yang cocok untuk saya pakai di sekolah, karena pemerintah Gresik mengeluarkan surat perintah bahwa para pegawai di wilayah pemerintahan, harus mengenakan kebaya. Saya kalut dong, karena badan saya sudah ‘mekar’ setelah melahirkan Fatin. Benar sih berat badan saya sudah turun tapi karena turunnya nggak banyak, baju-baju kebaya tradisional dan kebaya modern yang ada di lemari pakaian, semua nggak cukup.

Mau beli juga, sayang banget. Sayang karena hanya dipakai beberapa jam saja. Sedangkan mengenakan kebaya itu paling pas kalau dipakai saat ada event saja. Nikahan, wisuda, dan momen-momen yang biasanya nggak bisa diulang untuk kedua kalinya. Lagipula, mau beli juga nggak memiliki waktu untuk mendatangi satu per satu toko yang menjual baju kebaya.

Hai Para Suami, Begini Lho Caranya Bantu Istri Kalian Terhindar dari Stres

| on
Jumat, Januari 20, 2017

Disclemair: blogpost saya kali ini, sengaja saya tujukan untuk para suami yang memiliki istri hebat di rumah.
.
Hai para suami,
Dalam kehidupan berumah tangga, tentunya nggak lagi memikirkan 'saya-saya' atau 'kamu-kamu' lagi bukan? Tapi sudah memikirkan 'kita' karena kalian sudah berjanji untuk menjalani kehidupan pernikahan bersama. Menjalani hari makin kompleks ketika kalian memutuskan untuk memiliki anak. Anggota keluarga yang dipikirkan tidak lagi si Ayah dan si Ibu, tapi juga segala hal tentang anak-anak kalian.

Jangan Tanyakan 6 Hal Ini Pada Ibu Menyusui yang Bekerja

| on
Kamis, November 24, 2016

Sebagai ibu menyusui, tentunya dong ya berusaha sebaik mungkin memberikan makanan terbaik buat bayi kita. Apalagi kalau nggak ASI, yang tentu saja manfaatnya banyak sekali. Termasuk saya, yang meskipun kerja nggak full time sampai sore, tapi tetap ingin terus berikan ASI buat bayi saya yang sekarang sudah berusia tujuh bulan.

Caranya? Tentunya dengan cara memerah ASI di lokasi kerja. Sambil bawa peralatan pompa yang satu tas sendiri, terus menanti jam perah ASI tiba kemudian cepat-cepat ke lokasi perah supaya payudara nggak terasa sakit karena ASI yang sudah penuh. Tapi kadang, jadwal pompa molor, kalau sudah di kantor nggak bisa ditinggal barang sebentar saja. Kalau sudah begitu, tinggallah resah yang ada karena takut ASI merembes di baju, apalagi kalau lupa pakai breast pad.

[Kesehatan] Mengenal dan Mencegah Kanker Payudara Bersama Estee Lauder Companies

| on
Kamis, Oktober 27, 2016

Kanker payudara selama ini masih menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi kebanyakan wanita, termasuk saya. Selain kanker payudara, kanker serviks dan diabetes juga nama-nama penyakit yang menjadi momok tersendiri untuk saya. Saya, secara tidak langsung mengenal teman-teman dekat yang merupakan penyintas kanker payudara atau setidaknya pernah melakukan operasi untuk mengangkat tumor jinak yang ada di payudaranya. 

Saya mendengar nama kanker payudara itu pertama kali saat tetangga saya meninggal karenanya. Lalu, bertahun-tahun setelahnya, salah satu teman dekat di SMA bercerita di grup kami, kalau ternyata sebelum menikah dia pernah melakukan operasi pengangkatan tumor jinak setelah dia curiga ada benjolan di payudaranya. Nggak diulur-ulur lagi oleh dia saat dokter mamberikan pilihan operasi. Dia memilih untuk sembuh. Mbak Deasy, seorang teman ngeblog yang tergabung dalam satu grup Arisan Link dan sangat kami sayangi, meninggal dua bulan yang lalu karena kanker payudara. Beliau merupakan perempuan yang kuat karena tak pernah mengeluh di depan kami saat menjalani kemoterapi. Dan beberapa teman ngeblog lainnya, sebut saja mbak Yervi Hesna dan mbak Indah Nuria Savitri yang juga sebagai penyintas kanker payudara. 

Ketika ada undangan untuk menghadiri talkshow tentang kanker payudara, saya bersemangat mendaftar. Suami mengizinkan, bahkan bersedia mengantar ke lokasi acara dan menjaga anak pertama kami sedangkan saya menghadiri talkshow ini dengan menggendong anak kedua saya, mengingat pentingnya tema ini untuk saya.

[Kesehatan] Multivitamin Bagi Ibu untuk Mengembalikan Kondisi Tubuh Setelah Sakit

| on
Kamis, Oktober 06, 2016

Sering nggak sih, kita sebagai seorang ibu dicerca oleh banyak kalimat yang ‘seolah’ memberatkan? Seperti ini:

Jangan minum es, nanti anaknya sakit.
Duh, sakit ya, Dek? Pasti Mamamu yang nularin.
Hati-hati lho! Kalau ibunya sakit, anaknya biasanya ikutan sakit.
Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang berbeda tapi intinya adalah sama. Si ibu dilarang sakit. Dilarang berat!

Kalimat-kalimat yang ‘seolah’ memberatkan si ibu ini, tampaknya mudah sekali diucap oleh orang lain yang tidak ikut mengasuh anak kita. Itu sungguh menyakitkan bukan? Padahal tugas seorang ibu itu sungguh berat. Bagaimana tidak, setiap hari dia berusaha untuk selalu sehat supaya bisa menjaga dan memenuhi kebutuhan suami dan anak-anaknya. Namun saat si kecil sakit, serta-merta si ibu yang disalahkan dengan dugaan yang menularkan sakitnya adalah ibunya, atau yang membuat si anak sakit adalah ibunya yang dianggap tidak bisa mejaga kesehatan dirinya dan kesehatan anak-anaknya.

Perlukan Ruang Laktasi di Area Publik?

| on
Kamis, Agustus 25, 2016

Jawaban saya adalah perlu.

Hari Minggu kemarin, saya menghadiri workshop guru Bimbingan dan Konseling sekabupaten Gresik di kantor Dinas Pendidikan. Kalau berdasar cerita teman-teman yang udah pengalaman ikutan, workshop bakal berjalan lama, sampai menjelang sore hari. Sedikit paniklah, karena saya nggak akrab dengan suasana di kantor Dinas Pendidikan. Trus, saya memerah ASI di mana?

Membingkai Kenangan Baik dengan Kamera Ponsel

| on
Jumat, Juli 15, 2016

Tidak ada yang pergi daripada hati. Tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan.
-Tere Liye-


Sebagian dari kita, pastinya akan setuju jika perlu dalam hidup, kita membingkai kenangan-kenangan baik yang ada di masa lalu kita. Saya bilang kenangan baik, bukan kenangan manis. Karena masa lalu, tidak melulu berisi hal-hal yang indah dan selalu membuat kita tersenyum di masa kini. Namun tentu, ada beberapa peristiwa yang membuat hati kita hancur luluh lantak dan membuat kita susah untuk kembali bangkit.

Sedangkan kenangan-kenangan baik yang berisi kegembiraan, perayaan dan suka cita, cenderung akan menempati porsi lebih banyak dalam memori ponsel atau laptop. Saat membukanya kembali, ada banyak senyum yang meruah, ada banyak tawa yang tersampaikan dan ada banyak mood booster yang tinggal kita pilih satu per satu. Kenangan-kenangan baik inilah yang membuat kita lebih bersemangat dan lebih banyak bersyukur atas hidup.

Custom Post Signature

Custom Post  Signature